ba'da magrib tadi kusempatkan melihat langit
mencari tentram seperti biasa
ketenangan tetap jelma dalam lukisan gulita
kelap kelip merah juga biru
lalu aku bertanya;
apakah langit tau tentang kekalutan ini?
belakangan aku tetap datang, dan hanya bisu
sekalipun senyum ini tetap memujinya
lalu aku bertanya lagi;
tidakkah aku terlalu egois
jika memaksakan kesedihan ini untuk juga mereka rasa?
tidakkah cukup keindahan itu
menentramkan hati?
haruskah aku mencela hati dan mencecar diri?
oh, aku ingin lari
menghilang dalam gulita malam
raup dalam cuaca yang tak tenang
ba'da magrib tadi kusempatkan melihat langit
mencari tentram seperti biasa
tapi tiada
26122010 - 30122010
Kamis, 30 Desember 2010
Kamis, 23 Desember 2010
Allah Knows; Zain Bikha
And there’s nobody to count your tears Just remember, no matter where you are Allah knowsW Allah knows When you carrying a monster load And you wonder how far you can go With every step on that road that you take Allah knows Allah knows CHORUS No matter what, inside or out There’s one thing of which there’s no doubt Allah knows Allah knows And whatever lies in the heavens and the earth Every star in this whole universe Allah knows Allah knows When you find that special someone Feel your whole life has barely begun You can walk on the moon, shout it to everyone Allah knows Allah knows When you gaze with love in your eyes Catch a glimpse of paradise And you see your child take the first breath of life Allah knows Allah knows CHORUS When you lose someone close to your heart See your whole world fall apart And you try to go on but it seems so hard Allah knows Allah knows You see we all have a path to choose Through the valleys and hills we go With the ups and the downs, never fret never frown Allah knows Allah knows CHORUS (x2) BRIDGE: Every grain of sand, In every desert land, He knows. Every shade of palm, Every closed hand, He knows. Every sparkling tear, On every eyelash, He knows. Every thought I have, And every word I share, He knows. Allah knows. ----------------------------------- Words and melody by Zain Bhikha. Performed by Zain Bhikha & Dawud Wharnsby |
kompilasi medio bulan hujan
jadi begini, kemarin tu kebetulan pulsa internet habis. maklum pengangguran, ndak ada yang isikan.. :p. nah, bebrapa di bawah ini oret oret tgl 6 sampe 22 desember.. makanya judul entri ini 'kompilasi medio bulan hujan'
hm, masih seperti biasa, beberapa puisi ga ngena judulnya. masih juga kalimat pertama kemudian jadi judul juga... hehe. kadang maksa ndak pa2 deh kaya'nya.. ;)
ada beberapa yang wis suka, tapi beberapa yang lain juga kadang kalo dibaca berulang ulang bikin eneg.. :(
ada beberapa yang ga dipublish, :) terlalu riskan untuk untuk "reputasi" saat ini.. hohoho
oh iya, fyi, wis lagi ngumpulin oret oret yang pernah wis buat. udha disortir berdasarkan tahun.. hm, untuk kepuasan pribadi aja.. :) (gaya kali pun, cam ada yang tertarik mu buku in ajah.. wwwweeeekk! :p)
ada yang aneh, dalam beberapa tahun ini, ada beberapa puisi yang cocok bulannya. maksudnya?
em, gini ni, misalnya kan, puisi nopember tahun lalu tu, koq cocok ya dengan nopember tahun ini.. getoo.. banyak banget malah. nah, dari situ, wis jadi terpikir tuk nulis puisi "baik" (read: positif), supaya tahun depan n depan nya lagi beneran positif* dah.. amiin (positif*; positif kaya, positif sukses, positif bahagia.. :p)
sedang berencana mengubah tampilan blog. jadi di sini ntar juga link ke blog temen2 yang pernah ngunjung kemari, ada daftar situs2/blog 'keren', n blog2 penulis puisi pastinya, juga blog2 menulis.. ada gambar2 yang banyak, penghitung pengunjung, lencana facebook, widgets, n pernah pernik laen yang bisa bikin lebih hidup. karena kadang ada juga yang mampir n sekedar say hi, tapi ndak ngoment dimana2, iya kan?? hehe, banyak kali maunya :D. tapi tapi template blog ini ndak bisa lagi dikutak katik.. sebel :(. hope anyone helep me
woke deh, have a nice joy :)
makasi buat yang udah mampir.. ^__^
so, when other can't catch it up, just let it poem.. :)
--------------------------------------------------------------
Di Timur
bintang di langit timur tak tampak seperti biasa
purnama padahal hampir selesai
tapi sembunyi saja di balik awan hitam
lagi, dan lagi, berkali kali kulempar pandang
tak ada
terangnya mengingatkan aku kehilangan
redupnya begini, aku merasa sesak dan ditinggalkan
degup degup kugantung
menahan nahan di pelupuk mata
adakah engkau cibir hari hari ku menangis?
aku tak mengapa
aku suka bintang di timur itu, juga bulan
aku hanya (perlu) menatap
tapi suasana itu menjelaskan segalanya
(dan aku cukup hanya diam,
keadaan telah memaknai dirinya sendiri,
begitu rupa, bahagia adanya..)
21122010
---------------------------------------------------
sepereti tiada yang terjadi
seperti matahari yang sinarnya selalu terobos hingga bumi
tak peduli kemarin hujan mengguyur separuh harinya
mengabuti selaksa sinarnya
berpura pura lupa
sambil terus benar melupakan
apa apa yang terjadi
20122010
-------------------------------------------------------
hm, masih seperti biasa, beberapa puisi ga ngena judulnya. masih juga kalimat pertama kemudian jadi judul juga... hehe. kadang maksa ndak pa2 deh kaya'nya.. ;)
ada beberapa yang wis suka, tapi beberapa yang lain juga kadang kalo dibaca berulang ulang bikin eneg.. :(
ada beberapa yang ga dipublish, :) terlalu riskan untuk untuk "reputasi" saat ini.. hohoho
oh iya, fyi, wis lagi ngumpulin oret oret yang pernah wis buat. udha disortir berdasarkan tahun.. hm, untuk kepuasan pribadi aja.. :) (gaya kali pun, cam ada yang tertarik mu buku in ajah.. wwwweeeekk! :p)
ada yang aneh, dalam beberapa tahun ini, ada beberapa puisi yang cocok bulannya. maksudnya?
em, gini ni, misalnya kan, puisi nopember tahun lalu tu, koq cocok ya dengan nopember tahun ini.. getoo.. banyak banget malah. nah, dari situ, wis jadi terpikir tuk nulis puisi "baik" (read: positif), supaya tahun depan n depan nya lagi beneran positif* dah.. amiin (positif*; positif kaya, positif sukses, positif bahagia.. :p)
sedang berencana mengubah tampilan blog. jadi di sini ntar juga link ke blog temen2 yang pernah ngunjung kemari, ada daftar situs2/blog 'keren', n blog2 penulis puisi pastinya, juga blog2 menulis.. ada gambar2 yang banyak, penghitung pengunjung, lencana facebook, widgets, n pernah pernik laen yang bisa bikin lebih hidup. karena kadang ada juga yang mampir n sekedar say hi, tapi ndak ngoment dimana2, iya kan?? hehe, banyak kali maunya :D. tapi tapi template blog ini ndak bisa lagi dikutak katik.. sebel :(. hope anyone helep me
woke deh, have a nice joy :)
makasi buat yang udah mampir.. ^__^
so, when other can't catch it up, just let it poem.. :)
--------------------------------------------------------------
Di Timur
bintang di langit timur tak tampak seperti biasa
purnama padahal hampir selesai
tapi sembunyi saja di balik awan hitam
lagi, dan lagi, berkali kali kulempar pandang
tak ada
terangnya mengingatkan aku kehilangan
redupnya begini, aku merasa sesak dan ditinggalkan
degup degup kugantung
menahan nahan di pelupuk mata
adakah engkau cibir hari hari ku menangis?
aku tak mengapa
aku suka bintang di timur itu, juga bulan
aku hanya (perlu) menatap
tapi suasana itu menjelaskan segalanya
(dan aku cukup hanya diam,
keadaan telah memaknai dirinya sendiri,
begitu rupa, bahagia adanya..)
21122010
---------------------------------------------------
mengundang hujan
dan subuh ini gerimis menghujam
mengantar purnama yang pulang
membentang hitam di langit timur
tempat biasa ku pacang bintang
menitik nitik, berani tak berani
mengundang hujan
setelah kemarin cerah cuaca menjadi janji
dan hari ini pun biar membayang riang
dalam balutan mentari
simpan dulu,
biar teduh di bawah me-mega
mengumpul ngumpul kuantita awan hitam
akan ada hari ketika hujan datang
tanpa perlu gerimis mengundangnya
20122010
---------------------------------------------------
seperti matahari yang sinarnya selalu terobos hingga bumi
tak peduli kemarin hujan mengguyur separuh harinya
mengabuti selaksa sinarnya
berpura pura lupa
sambil terus benar melupakan
apa apa yang terjadi
20122010
-------------------------------------------------------
mengering
oh, mengapa mengukur waktu jadi demikian sulit
aku tak mengerti reltivitas
tapi sepertinya pepasir mengalir beda
melewatkan hari hari kita
di depan cermin ku patut wajah tawa yang beku
seperti janjiku tuk tetap membuat bayang di dalamnya bahagia
bukan tak ada air mata
hanya waktu tak memberi ku ruang
tuk memaknainya sendiri saja
mengerjap ngerjap
membiar bulir mengering saja
sepereti menaruh bebara di dalam mata
menghela berliter liter-
entah gelisah atau kelegaan
tak dapat lagi ku bedakan
19122010
happy for the wedding.. barakallahu laka :)
happy for the wedding.. barakallahu laka :)
-------------------------------------------------
berdamai
jika engkau bertanya
"apa yang membuatmu bahagia?"
adalah aku dapat merasakan bahagiamu
sekalipun dengan begitu aku merasa getir karenya
adakah dapat kita ulang waktu
untuk kembali perbaiki apa yang terjadi?
memasang masang keadaan seperti yang kita sukai?
biar air mata tumpah di pipi waktu
semuanya telah selesai
keindahan keindahan yang tetap indah
juga luka luka yang akan menyembuh
semua amatlah berharga
kerjap, dan kerjap lagi
biar bendung saja di sana
lalu angin akan mengeringkan sisanya
14122010
RSUCM- lhokseunawe- depan ruang fisioterapi-
finishing Taj Mahal (Jhon Shores), sambil nungguin jam kak Nora pulang :)
-----------------------------------------------------
-----------------------------------------------
"apa yang membuatmu bahagia?"
adalah aku dapat merasakan bahagiamu
sekalipun dengan begitu aku merasa getir karenya
adakah dapat kita ulang waktu
untuk kembali perbaiki apa yang terjadi?
memasang masang keadaan seperti yang kita sukai?
biar air mata tumpah di pipi waktu
semuanya telah selesai
keindahan keindahan yang tetap indah
juga luka luka yang akan menyembuh
semua amatlah berharga
kerjap, dan kerjap lagi
biar bendung saja di sana
lalu angin akan mengeringkan sisanya
14122010
RSUCM- lhokseunawe- depan ruang fisioterapi-
finishing Taj Mahal (Jhon Shores), sambil nungguin jam kak Nora pulang :)
-----------------------------------------------------
hari ini ku katakan
adakah ingin kau dengar bahwa
aku masih menanti hingga waktu tak bertepi
biar tunda semua di dunia
mungkin ada ruang dan waktu yang lain untuk kita
mungkin, akan ku katakan semua
tanpa perlu engkau mendengarnya
(ku tulis begini, agar engkau tenang, juga senang..)
mungkin begini hari ini
namun tak dapat ku terka hari esok
seperti dirimu yang kini bersamanya
mematri patri hati pada apa yang engkau pilih
hari ini ku katakan aku cinta
namun jika engkau tiada?
dapatkah waktu memaknai kehilangannya??
12122010
happy bitrhday for my beloved sister..
keep hamasah, keep istiqamah.. :)
-----------------------------------------------
tak ku hirau
tak ku hirau bagaimana dedaun berisik digundah angin
yang penting bagiku; malam telah memeluk gulitanya
dan purnama menyempurnakan langitnya
begitu bukan?
adakah aku bahagia?
tentu!
ku jawab sepasti pastinya
sepasti pastinya
sepasti keinginanku tuk juga bahagia
ku kira, seperti malam dan siang yang bergantian
semua akan tiba bergiliran
kita hanya menunggui waktu saja
dengan laku yang kita pelajari sejak kita belia
pada hari hari di depan akan banyak lagi catatan catatan
yang mudahkan kita maknai semuanya lebih indah
dari hari hari yang telah lalu
11122010
------------------------------------------------------------
munafik
sesungguhnya aku lelah bermain main dengan prasangka ini
mengambil alih setiap sudut yang dapat kupercayai
menepuk nepuk sinap dengan curiga
teriak caci maki menggumpal gumpal
bila tatap engkau wajahku
tiada kau temu tipu itu
ku biar lelap di alam sana
sesungguhnya aku lelah bermain main dengan prasangka ini
mengambil alih setiap sudut yang dapat kupercayai
menepuk nepuk sinap dengan curiga
teriak caci maki menggumpal gumpal
bila tatap engkau wajahku
tiada kau temu tipu itu
ku biar lelap di alam sana
maafkan aku
07122010
--------------------------------------------------------------
07122010
--------------------------------------------------------------
memaknai hujan
belajar memaknai gelisahmu setiap hujan melebat
menjawabi tanya tanya, mengapa engkau takut gemuruh derainya
kumaknai rintik sebagai gulana yang tak selesai,
atau sebuah akhir yang tak lagi air mata dapat menyapu luka
di balik jendela masih kususur deru dengung derainya
repa jauh, dan mencoba mengerti
terus menetes tak memberi sedikit pun jeda pada selesa yang melegakan
tenggelam hening
menenang dalam dingin yang tak bisu
irama irama menyayat yang tak peduli pada luka atau bahagia
derai inikah yang menelan perasaan amanmu?
menggigil di bawah selimut yang tak kunjung menghangati
dikejar kejar dalam ruang sempit hati
memastikan apa pun tak hilangkan gundah ini
tak ada yang bisa kulakukan
kecuali kubiar saja gemuruh derai ini
hingga tentram sunyi menerimanya
menjawabi mengapa engkau takut gemuruh rinainya
06122010
my favorite.. ;)
My Immortal; Evanescence
I'm so tired of being here
Suppressed by all my childish fears
And if you have to leave
I wish that you would just leave
'Cause your presence still lingers here
And it won't leave me alone
These wounds won't seem to heal
This pain is just too real
There's just too much that time cannot erase
[Chorus:]
When you cried I'd wipe away all of your tears
When you'd scream I'd fight away all of your fears
And I held your hand through all of these years
But you still have
All of me
You used to captivate me
By your resonating light
Now I'm bound by the life you left behind
Your face it haunts
My once pleasant dreams
Your voice it chased away
All the sanity in me
These wounds won't seem to heal
This pain is just too real
There's just too much that time cannot erase
[Chorus]
I've tried so hard to tell myself that you're gone
But though you're still with me
I've been alone all along
[Chorus]
Suppressed by all my childish fears
And if you have to leave
I wish that you would just leave
'Cause your presence still lingers here
And it won't leave me alone
These wounds won't seem to heal
This pain is just too real
There's just too much that time cannot erase
[Chorus:]
When you cried I'd wipe away all of your tears
When you'd scream I'd fight away all of your fears
And I held your hand through all of these years
But you still have
All of me
You used to captivate me
By your resonating light
Now I'm bound by the life you left behind
Your face it haunts
My once pleasant dreams
Your voice it chased away
All the sanity in me
These wounds won't seem to heal
This pain is just too real
There's just too much that time cannot erase
[Chorus]
I've tried so hard to tell myself that you're gone
But though you're still with me
I've been alone all along
[Chorus]
Senin, 20 Desember 2010
Kahlil Gibran (says)
Nyanyikanlah masa-masa lalu seperti engkau memandang fajar harapan dalam mataku,
karena makna ghaibnya begitu lembut bagai ranjang kapas tempat hatiku berbaring.
Hapuslah air matamu, saudaraku,
dan tegakkanlah kepalamu seperti bunga-bunga menyemai jari-jemarinya menyambut mahkota fajar pagi
(Kahlil Gibran)
karena makna ghaibnya begitu lembut bagai ranjang kapas tempat hatiku berbaring.
Hapuslah air matamu, saudaraku,
dan tegakkanlah kepalamu seperti bunga-bunga menyemai jari-jemarinya menyambut mahkota fajar pagi
(Kahlil Gibran)
Minggu, 05 Desember 2010
Beautiful Girl - JOSE MARI CHAN
Beautiful girl, whenever you are
I knew when I saw you, you had opened the door
I knew that I’d love again after a long, long while
I’d love again
You said ‘hello’ and I turned to go
but something in your eyes left my heart beating so
I just knew that I’d love again after a long, long while
I’d love again
c/o
It was destiny’s game, for when love finally came on
I rushed in line only to fine that you were gone
wherever you are i fear that i might
have lost you forever, like a song in the night
now that I’ve loved again, after a long, long while
I’ve loved again
*repeat c/o
beautiful girl, I’ll search on for you
till all of your loveliness in my arms come true
you’ve made me in love again, after a long, long while
in love again
and I’m glad that is you…
hmmmmm… beautiful girl..
------------
pake foto ini untuk lagu ini.. ckckckckc.. mudah2an ndak da yang marah ya.. :D
soale, ni ‘girl’ mang beautiful banget.. :p
love me ;)
*beautiful girl, tidak ketemu sekarang- nanti akan ketemu lagi.. :)
Sabtu, 04 Desember 2010
letih
kayuh kuat
kecipak kecipak riak mengiris
perahu ini harus terus laju
mengikuti saja arus yang bisu
betapa berat terasa
seperti melawan arus saja
03122010
18.35.03
*bingung mu pake judul apa..hihihi.. udah lah itu aja
kecipak kecipak riak mengiris
perahu ini harus terus laju
mengikuti saja arus yang bisu
betapa berat terasa
seperti melawan arus saja
03122010
18.35.03
*bingung mu pake judul apa..hihihi.. udah lah itu aja
Jumat, 03 Desember 2010
Desember
Mengapa hujan harus turun
Seperti selalu sekongkol dengan hatimu
Seperti tahun lalu
Tahun sebelumnya,
Dan sebelumnya lagi
Betapa kau dekap hati
Kehilangan itu akan terjadi
Belahan yang takkan lagi kembali
Mata mata yang menghangat
Dan malam yang menjadi lebih hening dari biasa
Tapi duka itu tetap harus menyanding dengan bahagia
Begitulah selalu
Bulan ini,
Begitu barangkali, hujan memaknai harinya
02122010
Seperti selalu sekongkol dengan hatimu
Seperti tahun lalu
Tahun sebelumnya,
Dan sebelumnya lagi
Betapa kau dekap hati
Kehilangan itu akan terjadi
Belahan yang takkan lagi kembali
Mata mata yang menghangat
Dan malam yang menjadi lebih hening dari biasa
Tapi duka itu tetap harus menyanding dengan bahagia
Begitulah selalu
Bulan ini,
Begitu barangkali, hujan memaknai harinya
02122010
terus menulisnya
mungkin engkau akan muak
dengan apa yang aku tulis
dengan semua yang engkau baca, ini
adakah engkau katakan kepadanya,
"biar dia menulis sesuka hatinya..!"
tapi tetap aku
supaya aku ingat,
supaya aku terus kuat
usah engkau hirau
tepis semua di masam wajahmu
biar aku kecut mengurai aksara aksara ini
tak usah peduli
aku tau, kita sama redam pedih
yang hanya waktu dapat menghapusnya
nanti- entah kapan
mungkin kita akan baca sambil tertawai-i nya
atau bahkan mungkin,
tidak pun ingat lagi tuk membukanya
dan aku akan tetap menulisnya,
menulisnya
menulisnya
sedang sisanya
sudah kusimpan semua
01122010
Rabu, 01 Desember 2010
mungkin engkau akan muak
dengan apa yang aku tulis
dengan semua yang engkau baca, ini
adakah engkau katakan kepadanya,
"biar dia menulis sesuka hatinya..!"
tapi tetap aku kan menulisnya
supaya aku ingat,
supaya aku terus kuat
usah engkau hirau
tepis semua di masam wajahmu
biar aku kecut mengurai aksara aksara ini
tak usah peduli
aku tau, kita sama redam pedih
yang hanya waktu dapat menghapusnya
nanti- entah kapan
mungkin kita akan baca sambil tertawai-i nya
atau bahkan mungkin,
tidak pun ingat lagi tuk membukanya
dan aku akan tetap menulisnya,
menulisnya
menulisnya
sedang sisanya
sudah kusimpan semua
dengan apa yang aku tulis
dengan semua yang engkau baca, ini
adakah engkau katakan kepadanya,
"biar dia menulis sesuka hatinya..!"
tapi tetap aku kan menulisnya
supaya aku ingat,
supaya aku terus kuat
usah engkau hirau
tepis semua di masam wajahmu
biar aku kecut mengurai aksara aksara ini
tak usah peduli
aku tau, kita sama redam pedih
yang hanya waktu dapat menghapusnya
nanti- entah kapan
mungkin kita akan baca sambil tertawai-i nya
atau bahkan mungkin,
tidak pun ingat lagi tuk membukanya
dan aku akan tetap menulisnya,
menulisnya
menulisnya
sedang sisanya
sudah kusimpan semua
lentera jiwa
telah angin meniup hingga kering yang tersisa
telah pula air mengalir hingga ku kira telah benam semua
tapi apa?
hening sejenak ini, ku kira semua menenang
ternyata gejolaknya tetap sama tak padam
geloranya kecil kecil meski semaput
tetunas api yang akarnya jauh jalar ke sumbu bumi (ku)
oh, kemana pun aku pergi
di dalam sana lentera,
masih benderang ia secerah purnama
* tak dapat ku tipu tipu hati. jiwa yang telah menggenggamnya. aku engkau tau itu baik, maka mengikut saja aku kepadanya..
(mungkin) aku akan kembali. sekedar menyelesaikan mimpi sederhana- syurga itu tuju kita.. :)
semua akan seindah sore ini- bahkan lebih dari itu pun aku percaya.. bismillah
01122010
telah pula air mengalir hingga ku kira telah benam semua
tapi apa?
hening sejenak ini, ku kira semua menenang
ternyata gejolaknya tetap sama tak padam
geloranya kecil kecil meski semaput
tetunas api yang akarnya jauh jalar ke sumbu bumi (ku)
oh, kemana pun aku pergi
di dalam sana lentera,
masih benderang ia secerah purnama
* tak dapat ku tipu tipu hati. jiwa yang telah menggenggamnya. aku engkau tau itu baik, maka mengikut saja aku kepadanya..
(mungkin) aku akan kembali. sekedar menyelesaikan mimpi sederhana- syurga itu tuju kita.. :)
semua akan seindah sore ini- bahkan lebih dari itu pun aku percaya.. bismillah
01122010
Jumat, 26 November 2010
..kalut
katakan kepadaku
apakah yang telah engkau lakukan
hingga engkau merasa demikian munafik
tidak ada jawaban
sesegukanmu masih terus mengalir
setelah terbata bata engkau mencoba berbicara
matamu telah sembab sejak aku melihatmu
telah berapa lama engkau menangis?
berapa pedihkah lara yang harus kau tanggung itu?
mengapa aku tak kunjung mengerti
ketika engkau berhenti menangis
dalam hening pun, masih kurasakan pilu meringis
ingin rasanya kupercepat waktu
hingga selesai air matamu
dan selesailah duka itu
engkau diam,
nanar matamu terlalu jauh untuk aku menjangkaunya
setelaga nelangsa menganga
entah apa yang dapat menambalnya
seperti tiada lagi bintang di langit langit malammu
seperti musim akan selalu hujan
seperti bulan akan selalu pada hari-hari pertamanya
aku duduk bersamamu
tapi seolah engkau sendiri saja
menatap panfangan kosongmu pun
aku tak menemukan apa apa
duhai, dimana dirimu
kemarin masih ku lihat engkau tertawa
engkau begitu diam
hingga aku takut
engkau tiada dapat berbicara lagi
berapa lama pun waktu yang kau butuh untuk hening
aku akan tetap di sini
* diri sendiri sekalipun kadang tidak mengerti diri ini.. when i decided to 'accept', so i need more to talk to my self, to make it undesrstand..
ketika tubuh ini lelah sekalipun, hanya jiwa yang setia kepadanya..
25112010
apakah yang telah engkau lakukan
hingga engkau merasa demikian munafik
tidak ada jawaban
sesegukanmu masih terus mengalir
setelah terbata bata engkau mencoba berbicara
matamu telah sembab sejak aku melihatmu
telah berapa lama engkau menangis?
berapa pedihkah lara yang harus kau tanggung itu?
mengapa aku tak kunjung mengerti
ketika engkau berhenti menangis
dalam hening pun, masih kurasakan pilu meringis
ingin rasanya kupercepat waktu
hingga selesai air matamu
dan selesailah duka itu
engkau diam,
nanar matamu terlalu jauh untuk aku menjangkaunya
setelaga nelangsa menganga
entah apa yang dapat menambalnya
seperti tiada lagi bintang di langit langit malammu
seperti musim akan selalu hujan
seperti bulan akan selalu pada hari-hari pertamanya
aku duduk bersamamu
tapi seolah engkau sendiri saja
menatap panfangan kosongmu pun
aku tak menemukan apa apa
duhai, dimana dirimu
kemarin masih ku lihat engkau tertawa
engkau begitu diam
hingga aku takut
engkau tiada dapat berbicara lagi
berapa lama pun waktu yang kau butuh untuk hening
aku akan tetap di sini
* diri sendiri sekalipun kadang tidak mengerti diri ini.. when i decided to 'accept', so i need more to talk to my self, to make it undesrstand..
ketika tubuh ini lelah sekalipun, hanya jiwa yang setia kepadanya..
25112010
Kamis, 25 November 2010
apakah engkau tepati janjimu?
'maukah engkau menungguku 10 tahn lagi?'
jika engkau benar benar menginginkanku
mengapa harus menanti selama itu..
aku dapat mencintaimu 'mati'
tapi itu nanti
mimpi sederhanaku tak muluk begitu
tetaplah di perbatasanmu
agar aku juga tetap kuat bertahan di perbatasanku
23112010
-----------
Di luar hujan masih lebat
engkau dimana?
dimana pun, aku hanya ingin memastikan
apakah engkau menepati janjimuuntuk 'menjaga' dirimu dan dirinya
untuk saat ini, hanya itu yang dapat menenangkan keridhaanku
keridhaanNya..
22112010
Senin, 22 November 2010
Di stasiun
gambarnya setia adji- irvansetya.blogspot.com |
baru engkau datang kepadaku
katamu, "ini tiketnya. kau boleh berangkat sekarang"
seolah olah aku yang menginginkan kepergian ini
katamu, hujan deras sepanjang jalan
katamu, engkau mengantri panjang tuk dapatkan
katamu, terlalu banyak calo
lalu engkau menyumpah, "palsu semuanya!"
bagaimana mungkin aku berangkat
sedang kereta kereta telah pergi
menggigit bibir pun tak menghilangkan getir ini
kuyup bajumu, tapi aku tak bisa membedakan
apakah itu keringat, atau air hujan?
ku baca terburu buru di wajahmu
padahal katamu, "mungkin ini pertemuan terakhir kita.."
terima kasih telah memberi tiket
dan mengntarku sejauh ini
---------------
november 21, 2010
menyerapahimu, tidak akan pernah kulakukan, padamu, seperti juga pada yang lain
sekalipun jika kereta2 itu akan kembali dan menjemputku seorang..
berlayarlah dengan perahu mu
justru karena mencintaimu, tak dapat aku menahanmu tuk terus bersamaku
kalut
sekarang hujan sedang kalut
basuh tetanah oleh derai pelan
ku tunggu redanya
karena kemarin ada kulihat mentari
esok, kan ku ikat pelangi
november 20, 2010
alhamdulillah, everyday is loved.. :)
basuh tetanah oleh derai pelan
ku tunggu redanya
karena kemarin ada kulihat mentari
esok, kan ku ikat pelangi
november 20, 2010
alhamdulillah, everyday is loved.. :)
Jumat, 19 November 2010
Josh Groban - To Where You Are
Who can say for certain
Maybe you're still here
I feel you all around me
Your memory, so clear
Deep in the stillness
I can hear you speak
You're still an inspiration
Can it be (?)
That you are mine
Forever love
And you are watching over me from up above
Fly me up to where you are
Beyond the distant star
I wish upon tonight
To see you smile
If only for awhile to know you're there
A breath away not far
To where you are
Are you gently sleeping
Here inside my dream
And isn't faith believing
All power can't be seen
As my heart holds you
Just one beat away
I cherish all you gave me everyday
'Cause you are my
Forever love
Watching me from up above
And I believe
That angels breathe
And that love will live on and never leave
Fly me up
To where you are
Beyond the distant star
I wish upon tonight
To see you smile
If only for awhile
To know you're there
A breath away not far
To where you are
I know you're there
A breath away not far
To where you are
Rabu, 17 November 2010
tak dapat setia
yang bisa kulakukan hanya:
menghapus 1-1 cita yang pernah kita tulis
menyembunyikan berai,
karena dunia sudah tak perlu lagi tau tentang semua
mengayun langkah langkah, sambil terus menekan pijakan
supaya aku terus ingat; bahwa aku harus terus hidup
menambal nambal hati dengan apa yang dapat ku beri,
seperti apa yang pernah ku beri untukmu
mengingat ingat hal baik yang engkau ajarkan kepadaku
sambil terus mengelupas marah yang menjelagai diriku
karena khilaf khilaf kita yang sulit kumaafkan
hari hari sulit ini, percayalah, pasti akan berlalu
ku katakan ini kepadamu- untuk diriku
sekalipun menunggu adalah pekerjaan paling sederhana
ternyata aku juga tak sanggup melakukannya
padahal waktu waktu terus berlalu
tanpa kusadari pun aku masih tergugu
bukan aku yang setia itu
hanya aku tidak mengerti-
cara mengenyahkan dirimu dari diriku,
diriku dari dirimu
sungguh aku tak ingin lagi percaya
tapi hati ini yang terus mengimaninya
ku katakan bahwa aku tak dapat setia
tapi bagaimana mungkin aku ingkar
jika waktu terus menemaniku
lagi, ku usap
(tanpa perlu kukatakan lagi kepadamu
bahwa aku terluka, dan menangis)
dan biar semua mengalir saja
bagaimana pun, aku tak dapat mengungguli waktu
untuk setianya kepadamu, kepada kita,
kepada semua yang ingin kita lupakan
nanti, 10 tahun lagi-
mungkin, waktu akan membayar separuhnya,
atau mungkin juga semuanya
----------
15112010
menghapus 1-1 cita yang pernah kita tulis
menyembunyikan berai,
karena dunia sudah tak perlu lagi tau tentang semua
mengayun langkah langkah, sambil terus menekan pijakan
supaya aku terus ingat; bahwa aku harus terus hidup
menambal nambal hati dengan apa yang dapat ku beri,
seperti apa yang pernah ku beri untukmu
mengingat ingat hal baik yang engkau ajarkan kepadaku
sambil terus mengelupas marah yang menjelagai diriku
karena khilaf khilaf kita yang sulit kumaafkan
hari hari sulit ini, percayalah, pasti akan berlalu
ku katakan ini kepadamu- untuk diriku
sekalipun menunggu adalah pekerjaan paling sederhana
ternyata aku juga tak sanggup melakukannya
padahal waktu waktu terus berlalu
tanpa kusadari pun aku masih tergugu
bukan aku yang setia itu
hanya aku tidak mengerti-
cara mengenyahkan dirimu dari diriku,
diriku dari dirimu
sungguh aku tak ingin lagi percaya
tapi hati ini yang terus mengimaninya
ku katakan bahwa aku tak dapat setia
tapi bagaimana mungkin aku ingkar
jika waktu terus menemaniku
lagi, ku usap
(tanpa perlu kukatakan lagi kepadamu
bahwa aku terluka, dan menangis)
dan biar semua mengalir saja
bagaimana pun, aku tak dapat mengungguli waktu
untuk setianya kepadamu, kepada kita,
kepada semua yang ingin kita lupakan
nanti, 10 tahun lagi-
mungkin, waktu akan membayar separuhnya,
atau mungkin juga semuanya
----------
15112010
selesai oleh hujan
sepertinya langit akan merah jambu
tapi biar bulan tetap emas begitu
tak mengapa bila mendung membuat jelaga
aku tetap bahagia,
karena di balik sana kerlipnya tetap bercahaya
bebayang bersuka cita
sekalipun temaram tak begitu baik padanya
hanya pekat awan kelabu mengantar haru
tertahan- dan tetap di situ
sujud- dalam permohonan yang bukan akhir
menetes syukur dalam gerimis yang selesai oleh hujan
di balik awan, rembulan mengulum senyum
merona parasnya semakin jelita
biar sembunyi dulu
dan aku percaya,
selalu ada kabar gembira..
(telah kuterima, biar waktu menyelesaikan semuanya..)
---
14112010
tapi biar bulan tetap emas begitu
tak mengapa bila mendung membuat jelaga
aku tetap bahagia,
karena di balik sana kerlipnya tetap bercahaya
bebayang bersuka cita
sekalipun temaram tak begitu baik padanya
hanya pekat awan kelabu mengantar haru
tertahan- dan tetap di situ
sujud- dalam permohonan yang bukan akhir
menetes syukur dalam gerimis yang selesai oleh hujan
di balik awan, rembulan mengulum senyum
merona parasnya semakin jelita
biar sembunyi dulu
dan aku percaya,
selalu ada kabar gembira..
(telah kuterima, biar waktu menyelesaikan semuanya..)
---
14112010
Selasa, 09 November 2010
biar Tuhan saja
mungkin sekarang engkau dapat bersenda gurau dengan aku
seperti biasa, seperti tiada yang terjadi..
mungkin, itu karena lega hatimu
setelah lelah mencari cari alasan meninggalkanku
temukah sudah??
sedang di sini aku, masih gemetar
setiap mengingat khianat khianat yang pernah kuterima
masih bingung, setiap pertanyaan pertanyaanku yang tak selesai kau jawab
berdengung, berdengung lagi
selesaikan lah usahamu
(meyakinkan dirimu dengan apa yang engkau pilih)
tidak dapat aku hanya menangis menyudutkan diriku..
biar Tuhan saja,
yang menemani usaha usaha kita tuk terus kuat pada pilihan ini..
seperti biasa, seperti tiada yang terjadi..
mungkin, itu karena lega hatimu
setelah lelah mencari cari alasan meninggalkanku
temukah sudah??
sedang di sini aku, masih gemetar
setiap mengingat khianat khianat yang pernah kuterima
masih bingung, setiap pertanyaan pertanyaanku yang tak selesai kau jawab
berdengung, berdengung lagi
selesaikan lah usahamu
(meyakinkan dirimu dengan apa yang engkau pilih)
tidak dapat aku hanya menangis menyudutkan diriku..
biar Tuhan saja,
yang menemani usaha usaha kita tuk terus kuat pada pilihan ini..
Nugie - Lentera Jiwa
mulai hari ini saya benar benar "menganggur".. ^__^
satu sisi brteriak "asiiiiik.."
...satu sisi berdiam "gelisah.." (karena di luar sana orang pontang panting nyari kerjaan, tapi saya malah menolak pekerjaan..)
saya tau itu pekerjaan yang mulia, tapi sungguh- saya tidak dapat melakukannya.. saya pikir, (terkadang) pekerjaan "mulia" untuk setiap orang itu tidak harus sama.. dalam diri saya berjanji, akan melakukan yang terbaik dalam pekerjaan 'yang saya pilih'
(apakah saya harus minta maaf..?? huff)
Minggu, 31 Oktober 2010
sudah ku simpan semua
pada kedua hatimu
berbicaralah pada kedua hatimu
aku bukan perempuan yang menggunakan air mata tuk mengiba
jika dapat- ingin ku lumat saja
ku lupakan semua
tapi tidak mudah begitu
bicaralah pada kedua hatimu
aku berkata "sakit"
apakah kau rasakannya?
apa lagi yang ingin kau dengar dariku?
bukankah ke-diam-an ini yang kau ingini?
lelah aku dengan bungkam
bila aku katakan sesuatu kau tak sudi mendengar, lagi
lalu - untuk apa?
karena itu berbicaralah sendiri pada kedua hatimu
--------------
261010
----------
berbicaralah pada kedua hatimu
aku bukan perempuan yang menggunakan air mata tuk mengiba
jika dapat- ingin ku lumat saja
ku lupakan semua
tapi tidak mudah begitu
bicaralah pada kedua hatimu
aku berkata "sakit"
apakah kau rasakannya?
apa lagi yang ingin kau dengar dariku?
bukankah ke-diam-an ini yang kau ingini?
lelah aku dengan bungkam
bila aku katakan sesuatu kau tak sudi mendengar, lagi
lalu - untuk apa?
karena itu berbicaralah sendiri pada kedua hatimu
--------------
261010
----------
kepayahan
tak kutunggui lagi air mata mengalir
tiada lagi pertanyaan
sudah kusimpan semua
tidak juga jawaban jawabanmu memuaskanku
mungkin memaafkan mu
meluruhkan juga dosa dosa ku
tentu aku akan melakukannya
(dengan susah payah)
mencoba melakukannya,
karena aku mencintaiNya
mencintai dirimu, juga diriku..
----------
22102010
----------
Melunasi hari hari sepi
Apakah sekarang hati mu bersuka cita
Mengingati ‘semua’nya sambil tersenyum
Memikirkan semua rencana dengan senang hati
Menalu-nalu dalam hati mu gembira
Aku bersyukur-
Dalam getar gundah yang tidak kuminta,
aku terus meminta damai seperti itu terus di hatimu
(Karena ku tahu gelisah ini seperti nelangsa yang tak habis habis tika terasa. Luka yang kira tak sembuh sembuh, kecuali oleh keajaiban yang mungkin kita sendiri tak sanggup menanggungnya.
Di surga, tentu masih ada yang tersisa. Tempat dimana air mata tak ada. Kadang kubayang aku, engkau disana, seperti yang pernah kita impikan. Bahkan mungkin kita tak lagi saling mengingini)
-----
31102010
ending the hardest month
Melunasi hari hari sepi. Kita tau ini tidak mudah bukan
Mengingati ‘semua’nya sambil tersenyum
Memikirkan semua rencana dengan senang hati
Menalu-nalu dalam hati mu gembira
Aku bersyukur-
Dalam getar gundah yang tidak kuminta,
aku terus meminta damai seperti itu terus di hatimu
(Karena ku tahu gelisah ini seperti nelangsa yang tak habis habis tika terasa. Luka yang kira tak sembuh sembuh, kecuali oleh keajaiban yang mungkin kita sendiri tak sanggup menanggungnya.
Di surga, tentu masih ada yang tersisa. Tempat dimana air mata tak ada. Kadang kubayang aku, engkau disana, seperti yang pernah kita impikan. Bahkan mungkin kita tak lagi saling mengingini)
-----
31102010
ending the hardest month
Melunasi hari hari sepi. Kita tau ini tidak mudah bukan
Jumat, 22 Oktober 2010
tentang sesuatu yang menyenangkan
Mari berbicara tentang sesuatu yang menyenangkan
Sesuatu tentang qt. Tentang hari hari di depan
Tentang sesuatu yang perlu qt rencanakan
Luka yang qt buat, biar sembuh oleh waktu
Aku mohon ampun, untukku, untukmu, untuk kita
Biar berai rasa bersalah oleh penerimaan yang lama
Bius bius waktu akan memudar
Dan mungkin rasa bersalah itu kan kian terasa oleh mu
Sungguh,
Aku tak melakukan apa apa
Engkau juga tidak
Dia? Juga tidak
Biar kita semua merasa benar,
Sekedar untuk membuat luka ini semakin cepat sembuhnya
Hingga nanti kita temukan nganga tak lagi membekas sakit
Tapi kita ingat, tak seharusnya gores-gores itu kita buat untuk bahagia diri sendiri
22102010; khawatir- 10 hari pun terasa begitu lama.. khawatir- marah itu akan semakin cair.
prepare for first trip
Mari berbicara tentang sesuatu yang menyenangkan
Sesuatu tentang qt. Tentang hari hari di depan
Tentang sesuatu yang perlu qt rencanakan
Luka yang qt buat, biar sembuh oleh waktu
Aku mohon ampun, untukku, untukmu, untuk kita
Biar berai rasa bersalah oleh penerimaan yang lama
Sesuatu tentang qt. Tentang hari hari di depan
Tentang sesuatu yang perlu qt rencanakan
Luka yang qt buat, biar sembuh oleh waktu
Aku mohon ampun, untukku, untukmu, untuk kita
Biar berai rasa bersalah oleh penerimaan yang lama
Bius bius waktu akan memudar
Dan mungkin rasa bersalah itu kan kian terasa oleh mu
Sungguh,
Aku tak melakukan apa apa
Engkau juga tidak
Dia? Juga tidak
Biar kita semua merasa benar,
Sekedar untuk membuat luka ini semakin cepat sembuhnya
Hingga nanti kita temukan nganga tak lagi membekas sakit
Tapi kita ingat, tak seharusnya gores-gores itu kita buat untuk bahagia diri sendiri
22102010; khawatir- 10 hari pun terasa begitu lama.. khawatir- marah itu akan semakin cair.
prepare for first trip
Mari berbicara tentang sesuatu yang menyenangkan
Sesuatu tentang qt. Tentang hari hari di depan
Tentang sesuatu yang perlu qt rencanakan
Luka yang qt buat, biar sembuh oleh waktu
Aku mohon ampun, untukku, untukmu, untuk kita
Biar berai rasa bersalah oleh penerimaan yang lama
Jumat, 15 Oktober 2010
menerima diriku
tidak, tentu tidak hanya gelisah dan gulana yang ku tulis di sini
bius itu masih ada hingga rasa sakit belum begitu menusuk nusuk relung hati
sejenak, ingatan itu lupa pada janji janji yang tak selesai
entah dimana tersimpan semua
aku lupa, seperti apa tepatnya
biar angin membawanya tanpa aku perlu mencium bau nya lagi
biar tanah mengubur jejaknya tak lagi membuat aku rindu
biar awan membungkusnya lalu jatuh menjadi air
damaikah jiwa mu di sana?
aku berharap begitu
seperti damai hati ini menerima diriku
daun daun yang luruh takkan kembali kepada pepohon
tapi bagaimana pun, aku tetap mencintai purnamaku
dengan- atau tanpa mu, langit akan tetap biru
---
15102010
13.33
seandainya hari bisa terus damai begini..
berharap di sana hati mu juga sedamai di sini
keadaan apa pun yang memilih qt
qt akan mencoba terus tersenyum kan..?
:)
bius itu masih ada hingga rasa sakit belum begitu menusuk nusuk relung hati
sejenak, ingatan itu lupa pada janji janji yang tak selesai
entah dimana tersimpan semua
aku lupa, seperti apa tepatnya
biar angin membawanya tanpa aku perlu mencium bau nya lagi
biar tanah mengubur jejaknya tak lagi membuat aku rindu
biar awan membungkusnya lalu jatuh menjadi air
damaikah jiwa mu di sana?
aku berharap begitu
seperti damai hati ini menerima diriku
daun daun yang luruh takkan kembali kepada pepohon
tapi bagaimana pun, aku tetap mencintai purnamaku
dengan- atau tanpa mu, langit akan tetap biru
---
15102010
13.33
seandainya hari bisa terus damai begini..
berharap di sana hati mu juga sedamai di sini
keadaan apa pun yang memilih qt
qt akan mencoba terus tersenyum kan..?
:)
Minggu, 10 Oktober 2010
tak berbekas
esok, jika musim hujan selesai
akan kutulis janji di atas bebatu
dengan tinta yang hujan tak mengguyurnya
matahari tak memudarkannya
bukan seperti janji yang lalu
yang tulis di atas tanah dalam hujan
aku tak mengerti isinya
dan engkau terus mengukir tetanah
sampai jauh
sampai jauh
sampai hujan menelan mu
juga bayanganmu
engkau tidak tahu
semuanya tak berbekas
aku meraba raba, berharap ada 1 2 kata terukir dalam
dan aku juga khawatir bahwaaku juga akan segera melupakan semuanya
esok, jika musim hujan selesai
akan kutulis janji di atas bebatu
dengan tinta yang hujan tak mengguyurnya
matahari tak memudarkannya
begitulah, supaya kita terus ada..
terus ada..
---
07102010 - 09102010 - sangat sendiri, dan sepertinya "musim hujan" masih kan lama..
akan kutulis janji di atas bebatu
dengan tinta yang hujan tak mengguyurnya
matahari tak memudarkannya
bukan seperti janji yang lalu
yang tulis di atas tanah dalam hujan
aku tak mengerti isinya
dan engkau terus mengukir tetanah
sampai jauh
sampai jauh
sampai hujan menelan mu
juga bayanganmu
engkau tidak tahu
semuanya tak berbekas
aku meraba raba, berharap ada 1 2 kata terukir dalam
dan aku juga khawatir bahwaaku juga akan segera melupakan semuanya
esok, jika musim hujan selesai
akan kutulis janji di atas bebatu
dengan tinta yang hujan tak mengguyurnya
matahari tak memudarkannya
begitulah, supaya kita terus ada..
terus ada..
---
07102010 - 09102010 - sangat sendiri, dan sepertinya "musim hujan" masih kan lama..
Kamis, 23 September 2010
Rindu September
Rindu gerimis sore hari
Membisikkan rindu pada gerimis sore hari
Sepereti melihat langit malam penuh bintang
Begitulah rasa jatuh cinta
Dan jika langit mendung,
Aku selalu dapat tersenyum
Bukan karena gelapnya
Tapi karena syukur,
Bahwa langit itu masih teduh di atas sana
Memayungiku, dalam kalut sekalipun
Ku biar khawatir ini melarut
Biar bimbang mematikan semua hasrat
Ku biar rasa itu tetap begitu
Seperti rasa melihat langit penuh bintang
Ku katakan bahwa; aku rindu
Terasa terlalu lama waktu menangguh ruang ruang ini
--23022010--
berbicara pada sepi
merabai angin dalam malam yang pekat
memaknai kekhawatiran yang mendera dera
kepada siapa akan kutuntaskan gulita
yang kuharap pada pagi kureguk tenang itu
setiap kubuka mata yang ada hanya gulana
terus berbicara pada sepi
tak acuh pada bebnyi satu dua
seperti tak peduli
di sana semakin meringkuk sendiri
terus berbicara pada sepi..
--22092010--
kekasih, tunjukkan aku jalan ke bulan..
engkau cita citakan bawa aku ke bulan
yang tidak menahu aku bulan dimana
tidak tau aku, apakah engkau tau jalan ke sana
engkau datang pergi seperti purnama
aku selalu rindu pada sabitmu
tak terperi pada terang bulan yang bercahaya
dan aku selalu menjadi lupa bertanya
"kita sudah sampai dimana..?"
sendiri, aku bingung membaca peta
ini adalah hari hari sabit
engkau dimana?
kadang terasa perjalanan gelap ini amat melelahkan
jangan tinggalkan aku ditengah jalan begini
aku khawatir semua tak selesai...
engkau cita citakan bawa aku ke bulan
kekasih,
tunjuki aku jalan kesana...
--10092010--
belenggu
setiap akan pejam mata,
khawatir aku akan gelisah menghinggapi esok pagi
ketika mata ini kubuka lagi
andai damai begitu dapat terasa selalu
seperti damai saat saat elepas rindu di rumahMu
rebah, seperti hati yang syahdu tika adzan mengumandang
paut, selalu ingin dekap dengan-
belenggu, yang jika ku lepas
lupa aku siapa diri
lelah menikam nikam yang tak tau arahnya kemana
katakanlah sesuatu kepadaku
sesuatu, agar esok pagi
aku masih dapat menemukan diriku
-- 02092010
Minggu, 16 Mei 2010
Rabu, 12 Mei 2010
biar april lalu dulu
biar april ini lalu dulu. Kuharap begitu
takkan ku lupa bagaimana takutku melewati bulan bulan
sungguh telah kubuat dosa dosa
hingga hati ditangguh dalam tawaran
tawaran di atas tawaran
aku ingat ketika kau biarkan aku luruh
aku ingat juga bagaimana bulan berikutnya engkau datang
seperti purnama yang merindukan tanggal 15
aku ingat waktu itu kau bilang akan datang lagi
aku takkan bisa lupa rasanya 'ada' menjadi 'tiada'
Engkau yang memilihkan untuk kita
tanpa dapat aku mengatakan apa apa
bulan melalu, terasa begitu lambat
langkah yang hanya seret
dan waktu itu aku sadari;
'tak mudah untuk sembuh'
bulan melalu, engkau datang dan pergi
hingga aku bertanya;
mana yang lebih besar: keraguan atau kecintaanmu??
engkau yang terus meyakinkaku,
tapi apakah bumi, apakah langit
percaya dengan kita...?
hingga aku muak
teramat muak!
bukan padamu
tapi pada keraguan dan kebohongan yang kita buat
bila boleh, aku tentu ingin bersamamu
jangan lagi mengetuk jika kemudian engkau lalu
------------------
ujung april lalu, tapi baru sempat upload skr.. :D
takkan ku lupa bagaimana takutku melewati bulan bulan
sungguh telah kubuat dosa dosa
hingga hati ditangguh dalam tawaran
tawaran di atas tawaran
aku ingat ketika kau biarkan aku luruh
aku ingat juga bagaimana bulan berikutnya engkau datang
seperti purnama yang merindukan tanggal 15
aku ingat waktu itu kau bilang akan datang lagi
aku takkan bisa lupa rasanya 'ada' menjadi 'tiada'
Engkau yang memilihkan untuk kita
tanpa dapat aku mengatakan apa apa
bulan melalu, terasa begitu lambat
langkah yang hanya seret
dan waktu itu aku sadari;
'tak mudah untuk sembuh'
bulan melalu, engkau datang dan pergi
hingga aku bertanya;
mana yang lebih besar: keraguan atau kecintaanmu??
engkau yang terus meyakinkaku,
tapi apakah bumi, apakah langit
percaya dengan kita...?
hingga aku muak
teramat muak!
bukan padamu
tapi pada keraguan dan kebohongan yang kita buat
bila boleh, aku tentu ingin bersamamu
jangan lagi mengetuk jika kemudian engkau lalu
------------------
ujung april lalu, tapi baru sempat upload skr.. :D
pada siapa?
biar mengalir dalam seringai
hapus oleh angin yang tak mengerti mengapa ia berhembus
hilang dalam udara seperti bebau yang tak sampai ke penciumanmu
jadi, jangan tanya lagi
jangan katakan apa-apa
kita semua muak pada perjalanan yang entah
seruas yang rasa-rasa tak kunjung usai
cukupkanlah waktu,
tabalkan keyakinanmu
jangan menaruh pelana di atas kudaku
aku yang hendak pergi,
bukan engkau!
pepasir tlah nyanyikan semua
mengapa ombak ombak itu pergi ke laut
tapi ia kembali ke pantai pantai, terus begitu
tapi aku bukan pepantai..
"pergilah! jangan mengganggu pelupuk mataku!"
iya, aku mengusir
mengusir gemuruh gelisah yang tak kunjung reda
pada siapa akan kuminta kesaksian urusan yang rahasia ini?
hanya aku, engkau, Mereka..
hapus oleh angin yang tak mengerti mengapa ia berhembus
hilang dalam udara seperti bebau yang tak sampai ke penciumanmu
jadi, jangan tanya lagi
jangan katakan apa-apa
kita semua muak pada perjalanan yang entah
seruas yang rasa-rasa tak kunjung usai
cukupkanlah waktu,
tabalkan keyakinanmu
jangan menaruh pelana di atas kudaku
aku yang hendak pergi,
bukan engkau!
pepasir tlah nyanyikan semua
mengapa ombak ombak itu pergi ke laut
tapi ia kembali ke pantai pantai, terus begitu
tapi aku bukan pepantai..
"pergilah! jangan mengganggu pelupuk mataku!"
iya, aku mengusir
mengusir gemuruh gelisah yang tak kunjung reda
pada siapa akan kuminta kesaksian urusan yang rahasia ini?
hanya aku, engkau, Mereka..
biar mengalir dalam seringai
hapus oleh angin yang tak mengerti mengapa ia berhembus
hilang dalam udara seperti bebau yang tak sampai ke penciumanmu
-----
17042010; 211907
Engkau Mengerti
kebungkaman selalu menyiksa
1 pertanyaan, bahkan mengesalkan hingga ubun-ubun
menyesak dalam marah yang pendam
kediaman- biarkan hanya air mata yang mengalir
ketika tiada melodi yang bisa lagukan
Engkau mengerti
Engkau mengerti
pun selalu begitu
gemuruh yang tak padam
hanya menjadi jinak..
menjadi jinak
pejam mata pejam
penat dengan semua
rasa rasa ingin malam terus begini
selaksa damai dalam udara, tak tergenggam..
apakah seperti air mengalir saja?
ku biar- tapi tak kunjung hilang di pelupuk mata
oh langit,
hitung hitung depa bijaksana
berapakah jauh jaraknya..?
biar larut lelah,
menguap ke langit itu,
embun esok pagi-
itu lah ku harap aku
------------------
medio april 2010, 14 50 56
mestinya beranjak menjelajahi kota. terlalu banyak yang terseret, banyak yang tertinggal. singgah sana sini. hampir-hampir tak kenal roda empat di depan mata. mengapa? dalam terburu masih turut gelisah itu.. belenggu yang melonggar, alhamdulillah- tapi belum tau dimana kan ku putus simpulnya nanti.
Alhamdulillah, ^_^ ada beberapa "singgahan" terlewati.. lebih dari itu, ampuni aku untuk nikmat yang lupa ku syukur hari ini
1 pertanyaan, bahkan mengesalkan hingga ubun-ubun
menyesak dalam marah yang pendam
kediaman- biarkan hanya air mata yang mengalir
ketika tiada melodi yang bisa lagukan
Engkau mengerti
Engkau mengerti
pun selalu begitu
gemuruh yang tak padam
hanya menjadi jinak..
menjadi jinak
pejam mata pejam
penat dengan semua
rasa rasa ingin malam terus begini
selaksa damai dalam udara, tak tergenggam..
apakah seperti air mengalir saja?
ku biar- tapi tak kunjung hilang di pelupuk mata
oh langit,
hitung hitung depa bijaksana
berapakah jauh jaraknya..?
biar larut lelah,
menguap ke langit itu,
embun esok pagi-
itu lah ku harap aku
------------------
medio april 2010, 14 50 56
mestinya beranjak menjelajahi kota. terlalu banyak yang terseret, banyak yang tertinggal. singgah sana sini. hampir-hampir tak kenal roda empat di depan mata. mengapa? dalam terburu masih turut gelisah itu.. belenggu yang melonggar, alhamdulillah- tapi belum tau dimana kan ku putus simpulnya nanti.
Alhamdulillah, ^_^ ada beberapa "singgahan" terlewati.. lebih dari itu, ampuni aku untuk nikmat yang lupa ku syukur hari ini
semua kepadamu
serasa hilang, berserak ntah dimana..
perjalanan tidak tau kapan menemukan kembali
pintu-pintu, begitu berat melanjutkan perjalanan..
rasa-rasa tak kuat; serasa benar berat
tak ingin beranjak- tapi diam itu mematikanku
jangan menoleh kepadaku
biar derai senyum itu
jangan katakan apa apa lagi
biar ku tipu hari hari ini
mereka yang menerimaku tuk menjadi aku
berjanjilah kepada langit!
jangan kepadaku
bisu
hanya dengan begitu aku mengaku
sudah ku katakan semua kepadamu
kita sudahi semua yang tak perlu
perjalanan tidak tau kapan menemukan kembali
pintu-pintu, begitu berat melanjutkan perjalanan..
rasa-rasa tak kuat; serasa benar berat
tak ingin beranjak- tapi diam itu mematikanku
jangan menoleh kepadaku
biar derai senyum itu
jangan katakan apa apa lagi
biar ku tipu hari hari ini
mereka yang menerimaku tuk menjadi aku
berjanjilah kepada langit!
jangan kepadaku
bisu
hanya dengan begitu aku mengaku
sudah ku katakan semua kepadamu
kita sudahi semua yang tak perlu
menikmati kepergian
Kulihat bulan
Peraknya kali ini sembunyi di riak awan
Beda dari biasanya, tapi tetap saja indah
Aku ingat, bagaimana kutunggu rindu
Rindu menanti pandang seperti ini
Tapi itu dulu..
Tak kupungkiri,
Keindahan ini masih kukagumi
Yang seperti itu hanya ada padanya, pada bulan
Tapi aku tlah terbiasa
Untuk hanya untuk memandang
Inginku tuk tak ingin mengucap selamat tinggal
Aku merasa tenang bersama malam
Sungging, kadang kecut
Aku hanya, mulai menikmatinya
*april 2, 2010; 08.28
"Aku hanya, mulai menikmatinya"
Peraknya kali ini sembunyi di riak awan
Beda dari biasanya, tapi tetap saja indah
Aku ingat, bagaimana kutunggu rindu
Rindu menanti pandang seperti ini
Tapi itu dulu..
Tak kupungkiri,
Keindahan ini masih kukagumi
Yang seperti itu hanya ada padanya, pada bulan
Tapi aku tlah terbiasa
Untuk hanya untuk memandang
Inginku tuk tak ingin mengucap selamat tinggal
Aku merasa tenang bersama malam
Sungging, kadang kecut
Aku hanya, mulai menikmatinya
*april 2, 2010; 08.28
"Aku hanya, mulai menikmatinya"
tukang cukur..
Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya. Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.
Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang TUHAN.
Si tukang cukur bilang,”Saya tidak percaya kalau TUHAN itu ada”.
“Kenapa kamu berkata begitu ?” tanya si konsumen.
“Begini, coba kamu perhatikan di depan sana, di jalanan…. untuk menyadari bahwa TUHAN itu tidak ada”.
“Katakan kepadaku, jika TUHAN itu ada. Adakah yang sakit? Adakah anak-anak terlantar? Adakah yang hidupnya susah?” .
“Jika TUHAN ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan”.
“Saya tidak dapat membayangkan TUHAN Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi”.
Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon apa yang dikatakan si tukang cukur tadi, karena dia tidak ingin terlibat adu pendapat.
Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.
Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar (Jawa : mlungker-mlungker – Red), kotor dan brewok, tidak pernah dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.
Si konsumen balik ke tempat tukang cukur tadi dan berkata :
“Kamu tahu, sebenarnya di dunia ini TIDAK ADA TUKANG CUKUR..!”
Si tukang cukur tidak terima, dia bertanya : ”Kamu kok bisa bilang begitu?”.
“Saya tukang cukur dan saya ada di sini. Dan barusan saya mencukurmu!”
“Tidak!” elak si konsumen.
“Tukang cukur itu TIDAK ADA! Sebab jika tukang cukur itu ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana“, si konsumen menambahkan.
“Ah tidak, tapi tukang cukur itu tetap ada!”, sanggah si tukang cukur.
“Apa yang kamu lihat itu adalah SALAH MEREKA SENDIRI, mengapa mereka tidak datang kepada saya untuk mencukur dan merapikan rambutnya?”, jawab si tukang cukur membela diri.
“COCOK, SAYA SETUJU..!” kata si konsumen.
“Itulah point utamanya!.. Sama dengan TUHAN.
“Maksud kamu bagaimana?”, tanya si tukang cukur tidak mengerti.
Sebenarnya TUHAN ITU ADA ! Tapi apa yang terjadi sekarang ini.?
Mengapa orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU mencari-NYA..?
Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.”
Si tukang cukur terbengong !!!! Dalam hati dia berkata : “Benar juga apa kata dia..mengapa aku tidak mau datang kepada TUHANKU, untuk beribadah dan berdoa, memohon agar dihindarkan dari segala kesusahan dalam hidup ini..?”
Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang TUHAN.
Si tukang cukur bilang,”Saya tidak percaya kalau TUHAN itu ada”.
“Kenapa kamu berkata begitu ?” tanya si konsumen.
“Begini, coba kamu perhatikan di depan sana, di jalanan…. untuk menyadari bahwa TUHAN itu tidak ada”.
“Katakan kepadaku, jika TUHAN itu ada. Adakah yang sakit? Adakah anak-anak terlantar? Adakah yang hidupnya susah?” .
“Jika TUHAN ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan”.
“Saya tidak dapat membayangkan TUHAN Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi”.
Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon apa yang dikatakan si tukang cukur tadi, karena dia tidak ingin terlibat adu pendapat.
Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.
Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar (Jawa : mlungker-mlungker – Red), kotor dan brewok, tidak pernah dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.
Si konsumen balik ke tempat tukang cukur tadi dan berkata :
“Kamu tahu, sebenarnya di dunia ini TIDAK ADA TUKANG CUKUR..!”
Si tukang cukur tidak terima, dia bertanya : ”Kamu kok bisa bilang begitu?”.
“Saya tukang cukur dan saya ada di sini. Dan barusan saya mencukurmu!”
“Tidak!” elak si konsumen.
“Tukang cukur itu TIDAK ADA! Sebab jika tukang cukur itu ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana“, si konsumen menambahkan.
“Ah tidak, tapi tukang cukur itu tetap ada!”, sanggah si tukang cukur.
“Apa yang kamu lihat itu adalah SALAH MEREKA SENDIRI, mengapa mereka tidak datang kepada saya untuk mencukur dan merapikan rambutnya?”, jawab si tukang cukur membela diri.
“COCOK, SAYA SETUJU..!” kata si konsumen.
“Itulah point utamanya!.. Sama dengan TUHAN.
“Maksud kamu bagaimana?”, tanya si tukang cukur tidak mengerti.
Sebenarnya TUHAN ITU ADA ! Tapi apa yang terjadi sekarang ini.?
Mengapa orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU mencari-NYA..?
Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.”
Si tukang cukur terbengong !!!! Dalam hati dia berkata : “Benar juga apa kata dia..mengapa aku tidak mau datang kepada TUHANKU, untuk beribadah dan berdoa, memohon agar dihindarkan dari segala kesusahan dalam hidup ini..?”
7 up utk sukses
... (dari milis tetangga.. :))
1.WAKE UP (bangun).
Tdk peduli berapa kali kita gagal, tapi jika kita lebih banyak bangun
& memulai lagi, kita akan sukses.
2.DRESS UP (berhias)
Kecantikan dr dalam jauh lebih penting drpd sekedar hiasan luar yg
sementara, miliki mentalitas berkelimpahan, hasil dr suatu harga diri
& rasa aman yg dalam. ini akan menghasilkan kesediaan utk berbagi
penghormatan, keuntungan, dan tanggung jawab.
3.SHUT UP (berhenti bicara).
Berhentilah bicara ttg kesuksesan masa lalu, sudah saatnya fokus kan
diri utk kesuksesan masa depan.
4.STAND UP (berdiri).
Berdirilah teguh pada keyakinan awal bahwa kita pasti berhasil.
5.LOOK UP (pandanglah).
Saat peresmian Disney Land, seorg wartawan bertanya pada istri
almarhum Walt Disney "gimana perasaan bapak kalo liat impiannya telah
jadi kenyataan dgn di bukanya Disney Land ini?" Istri Walt Disney
menjawab "Ia telah melihat ini semua terjadi jauh sebelum proyek ini
terbentuk". Lihatlah semua impian kita dalam imajinasi kita seakan2
semua nya telah terjadi.
6.REACH UP (capailah).
Capailah sesuatu yg lebih tinggi dari prestasi sebelum nya karena itu
menandakan bhw kita memang bertumbuh
7.LIFT UP (naikkan).
Naikkan semua impian kita dlm bentuk doa ucapan syukur seakan2 semua
telah terjadi... :
sehatkah jiwa qt..??
.... (dari blog seseorang..)
Seseorang yang sehat jiwa cenderung lebih tahan terhadap berbagai penyakit, stressor dan konflik. Fungsi fisik dan psikis/jiwa saling mempengaruhi melalui jalur fisiologis tubuh dan perilaku sehat. Jalur fisiologis yang utama melalui sistem hormon, persarafan serta imunitas/kekebalan tubuh. Jalur perilaku sehat mencakup pola perilaku adaptif seperti olah raga, makan-minum-istirahat, menghindari rokok, aktivitas seks yang aman dan sehat serta pertolongan medis segera bila ada gangguan kesehatan. Sedangkan seseorang yang memiliki gangguan jiwa cenderung hidup dalam dunia yang diciptakananya sendiri, mengalami kesulitan dalam komunikasi, asosial atau antisosial, bahkan tidak mampu mengurus dirinya sendiri.
Ada beberapa ciri-ciri orang yang sehat jiwa, menurut WHO adalah:
- dapat menyesuaikan diri secara konstruktif,
- merasakan kepuasan dari usaha nyata,
- lebih puas memberi daripada menerima,
- hubungan antar manusia yang saling menolong,
- menerima kekecewaan untuk pelajaran yang akan datang,
- mengarahkan rasa bermusuhan pada penyesalan yang kreatif dan konstruktif,
- serta mempunyai kasih sayang.
Sedangkan ciri-ciri orang yang kurang sehat jiwanya menurut WHO antara lain
- selalu diliputi suasana khawatir dan gelisah,
- mudah marah karena hal-hal sepele,
- menyerang orang lain karena kemarahannya,
- permusuhan, kebencian,
- sulit memaafkan orang lain,
- tidak mampu menghadapi kenyataan hidup,
- tidak realistik, lari dari kenyataan,
- murung, putus asa dan tidak mampu menyatakan isi hatinya kepada orang lain (kayaknya banyak ni dari kita yang belum sehat jiwa………)
Nb; tadi lagi nyari bahan untuk siaran. dapat yang itu, wah- kaya'nya bagus juga untuk kita tahu ya. mudah2an bermanfaat.. :)
Seseorang yang sehat jiwa cenderung lebih tahan terhadap berbagai penyakit, stressor dan konflik. Fungsi fisik dan psikis/jiwa saling mempengaruhi melalui jalur fisiologis tubuh dan perilaku sehat. Jalur fisiologis yang utama melalui sistem hormon, persarafan serta imunitas/kekebalan tubuh. Jalur perilaku sehat mencakup pola perilaku adaptif seperti olah raga, makan-minum-istirahat, menghindari rokok, aktivitas seks yang aman dan sehat serta pertolongan medis segera bila ada gangguan kesehatan. Sedangkan seseorang yang memiliki gangguan jiwa cenderung hidup dalam dunia yang diciptakananya sendiri, mengalami kesulitan dalam komunikasi, asosial atau antisosial, bahkan tidak mampu mengurus dirinya sendiri.
Ada beberapa ciri-ciri orang yang sehat jiwa, menurut WHO adalah:
- dapat menyesuaikan diri secara konstruktif,
- merasakan kepuasan dari usaha nyata,
- lebih puas memberi daripada menerima,
- hubungan antar manusia yang saling menolong,
- menerima kekecewaan untuk pelajaran yang akan datang,
- mengarahkan rasa bermusuhan pada penyesalan yang kreatif dan konstruktif,
- serta mempunyai kasih sayang.
Sedangkan ciri-ciri orang yang kurang sehat jiwanya menurut WHO antara lain
- selalu diliputi suasana khawatir dan gelisah,
- mudah marah karena hal-hal sepele,
- menyerang orang lain karena kemarahannya,
- permusuhan, kebencian,
- sulit memaafkan orang lain,
- tidak mampu menghadapi kenyataan hidup,
- tidak realistik, lari dari kenyataan,
- murung, putus asa dan tidak mampu menyatakan isi hatinya kepada orang lain (kayaknya banyak ni dari kita yang belum sehat jiwa………)
Nb; tadi lagi nyari bahan untuk siaran. dapat yang itu, wah- kaya'nya bagus juga untuk kita tahu ya. mudah2an bermanfaat.. :)
Selasa, 23 Maret 2010
Wajah-wajah Oman
Berjejak satu dua langkah
Menapaki karpet merah berhias putih, kuning dan hijau, lagi
Membiru haru pada wajah-wajah penuh rindu
Lalu pecah cerita pada hening memukau
Apakah yang tersisa?
Aku tidak tau
Cerita-cerita dari darussalam, meurebo Harvard,
ulee kareng, Inong balee, limpok, lingke,
Hingga hamburg..
Menapaki karpet merah berhias putih, kuning dan hijau, lagi
Membiru haru pada wajah-wajah penuh rindu
Lalu pecah cerita pada hening memukau
Apakah yang tersisa?
Aku tidak tau
Cerita-cerita dari darussalam, meurebo Harvard,
ulee kareng, Inong balee, limpok, lingke,
Hingga hamburg..
Tiga tapak,
Kemarin sore tlah padu
Menncoba berbagi, berkisah tentang kenangan indah
Senyum itu masih tersisa hingga ba’da magrib
Ku antar dinda,
Dan sabit menyambutku sama gembira
Kita tahu, malam tetap gelap
Tapi bintang bintang sedang pancar
Sekalipun kadang redup, jangan ragu
Tetaplah bertahan di perbatasan
Jika bukan dengan hati,
Bagaimana lagi kita mengikat diri
“wa ilaa rabbika farghab”
-------------------------
maret 20, 2010 :)
"Sabit, lengkungnya melengkapi haru pertemuan sore ini. Wajah wajah oman- mudah2an sisa senyum ini hingga temu berikutnya, amiin.. Jazakillah ukhti :) (menanti pertemuan berikutnya..)"
Kemarin sore tlah padu
Menncoba berbagi, berkisah tentang kenangan indah
Senyum itu masih tersisa hingga ba’da magrib
Ku antar dinda,
Dan sabit menyambutku sama gembira
Kita tahu, malam tetap gelap
Tapi bintang bintang sedang pancar
Sekalipun kadang redup, jangan ragu
Tetaplah bertahan di perbatasan
Jika bukan dengan hati,
Bagaimana lagi kita mengikat diri
“wa ilaa rabbika farghab”
-------------------------
maret 20, 2010 :)
"Sabit, lengkungnya melengkapi haru pertemuan sore ini. Wajah wajah oman- mudah2an sisa senyum ini hingga temu berikutnya, amiin.. Jazakillah ukhti :) (menanti pertemuan berikutnya..)"
Waktu Waktu Pertemuan
tak ada gunanya mengutuki hati yang mendamba
begitukah rasa tersiksa rindu?
meriang
pertemuan yang kutunggu
tak tertahan air mata,
takkan ku lupa,
bagaimana haru membiru dalam bisu isak kita
tak dapat kujelaskan bagaimana mahabbah menyatukan hati-hati tersandera
ya Allah, teguhkan hati-hati kami
dalam kecintaan karenaMu
begitukah rasa tersiksa rindu?
meriang
pertemuan yang kutunggu
tak tertahan air mata,
takkan ku lupa,
bagaimana haru membiru dalam bisu isak kita
tak dapat kujelaskan bagaimana mahabbah menyatukan hati-hati tersandera
ya Allah, teguhkan hati-hati kami
dalam kecintaan karenaMu
Senin, 08 Maret 2010
Berikan aku jeda
Telah lama tak kulihat bulan
(kutulis ini sekali lagi)
hanya sepoi y terasa bahagia
tak ingin lagi meraba luka
kecut, tp aku tau aku akan tersenyum
bukan,
sungguh tak kutinggal binar purnama itu
aku hanya meminta jeda
supaya dapat berbahagia dgn bintang bintang ini
"bagaimana aku tak bersyukur
bagaimana aku tak tersenyum"
gambar dari :
(kutulis ini sekali lagi)
hanya sepoi y terasa bahagia
tak ingin lagi meraba luka
kecut, tp aku tau aku akan tersenyum
bukan,
sungguh tak kutinggal binar purnama itu
aku hanya meminta jeda
supaya dapat berbahagia dgn bintang bintang ini
"bagaimana aku tak bersyukur
bagaimana aku tak tersenyum"
gambar dari :
Belajar di"kamera" :)
Beberapa hari yang lalu, belajar menggunakan kamera di MJC (muharram jurnalism college). Itu bukan yang pertama kali. Sebelumnya juga pernah dengan bang Ali Raban. Hari itu dengan bang Rizki Aulia. Sejujurnya, sesi kamera ini kurang menarik untukku. Zona nyamannku mengeluarkan warning, jelas- karena aku tidak menyukai kerumitan tombol-tombol yang ada do tubuh kamera itu. Padahal mungkin kalau sudah menguasainya, pasti akan menyenangkan, pasti itu. Tapi, yang namanya proses belajar, ya begitu, tidak mudah. Kata kak Yaya, setiap kami mestinya menguasai kamera, tidak hanya menulis berita, minimal ga buta-buta amat lah. Ya namanya juga sekolah, dulu juga waktu kita smu semua pelajaran harus kita kuasai. Sekalipun mungkin cuma pengen jadi scriptwriter.. :p (yang ntah jadi ntah ndak...hahahaha)
Jelas dunk, namanya juga belajar kamera, jadi ya pake kamera. Banyak istilah, seperti fokus, iris, gain, viewfinder, shutterspeed, dsb, pokoknya cukup membingungkan lah untukku, apalagi karena di awalnya memang dah di anggap susah, duh- padahal hari sabtu ini kami midtest.
Yang menarik, ketika pertama kali kamera yang sudah terhubung dengan tv itu dihidupkan. Sasaran kamera ga jelas kemana. Nah, pas salah satu dari kami muncul di layar tv, keliatan tu grogolnya.. hehe. Mulai deh ngerapiin rambut (yang ternyata berantakan), kerah baju, mimik yang ga asik dipandang mata, sampe posisi duduk yang ga elegan (:p). Hampir semua yang pertama kali tershoot bagitu aksinya. Ya wajarlah, soale ga ada di antara kami yang punya latar belakang artis, yang nota bene udah biasa dengan tangkapan kamera.. hehe, betul kan?
Jadi menariknya apa?
Em, jadi gini, pas gambar kita tiba-tiba muncul di layar tv, kaya’ bercermin rasanya. Tapi bercermin kali ini beda, karena ga disengaja. Jadi, ga nyangka aja nemui sikap tubuh yang ga kita duga. Eh, ga taunya rambutnya jingkrak. “Aduh, koq senyum ku ga simetris sih?” Atau, mungkin, “lha, koq duduknya melorot gitu”. Bahkan dalam sekilas gambar itu, jujur aja, selain sedikit grogol kita juga mungkin sedikit terkejut menemukan bagian tubuh kita yang “bergaya” tidak seperti yang kita harapkan. Atau menemukan cacat pada bagian tubuh yang kita banggakan. Atau menemukan sikap tubuh yang menurut kita “ah, memalukan”. Artinya, banyak, kita selalu ingin terlihat sempurna, kita malu dengan bagian yang tidak sempurna, kita “malu hati” ketika menemukan diri kita bersikap tidak sewajarnya.
Bayangkan seandainya layar kaca itu selalu terpampang di hadapan kita kemana pun kita pergi. Pertanyaannya, akankah kita lelah untuk terus tampil sempurna? (jawab sendiri ya.. ). Menyuguhkan mimik menyenangkan dalam setiap langkah (ini memang sunnah Rasul ya..? ). Atau bersedih, tapi tetap dalam keadaan menarik.. (hihihi, ada ada aja..). Kita terlalu takut melihat diri sendiri dicela dunia.. Ada bagian-bagian dari kita yang tidak dapat di ubah, dan memang begitu adanya. Ada bagian yang dapat di ubah, tapi hanya untuk waktu sementara. Tapi ada juga bagian yang dapat terus belajar dan disempurnakan.
Kalau tadi kita membayangkan layar kaca itu ada kemana saja kita pergi. Maka dalam kehidupan yang sesungguhnya, selalu ada “kamera tak terlihat” yang mengambil gambar kita dan menyimpannya dalam durasi yang tidak pernah kita ketahui. Kadang kita bahkan tidak ingat, tentang akting-akting natural yang sudah berlalu. Kita tidak ingat, bisa jadi karena tidak selalu layar kaca yang seharusnya muncul itu menampilkan gambar yang bagus, atau kita bahkan tidak peduli dan tidak terkejut- kalau kita ibaratkan layar kaca adalah setiap orang yang kita temui, atau segala hal yang kita hadapi.
Kamera itu selalu ada dimanapun kita berada, dan apa pun yang kita lakukan akan terpantul dan dilihat oleh dunia (orang-orang disekitar kita), tanpa kita sendiri dapat melihatnya dengan tepat benar.
Wish for a better minutes, better hour, better day.. (better me) amiiin.
Jelas dunk, namanya juga belajar kamera, jadi ya pake kamera. Banyak istilah, seperti fokus, iris, gain, viewfinder, shutterspeed, dsb, pokoknya cukup membingungkan lah untukku, apalagi karena di awalnya memang dah di anggap susah, duh- padahal hari sabtu ini kami midtest.
Yang menarik, ketika pertama kali kamera yang sudah terhubung dengan tv itu dihidupkan. Sasaran kamera ga jelas kemana. Nah, pas salah satu dari kami muncul di layar tv, keliatan tu grogolnya.. hehe. Mulai deh ngerapiin rambut (yang ternyata berantakan), kerah baju, mimik yang ga asik dipandang mata, sampe posisi duduk yang ga elegan (:p). Hampir semua yang pertama kali tershoot bagitu aksinya. Ya wajarlah, soale ga ada di antara kami yang punya latar belakang artis, yang nota bene udah biasa dengan tangkapan kamera.. hehe, betul kan?
Jadi menariknya apa?
Em, jadi gini, pas gambar kita tiba-tiba muncul di layar tv, kaya’ bercermin rasanya. Tapi bercermin kali ini beda, karena ga disengaja. Jadi, ga nyangka aja nemui sikap tubuh yang ga kita duga. Eh, ga taunya rambutnya jingkrak. “Aduh, koq senyum ku ga simetris sih?” Atau, mungkin, “lha, koq duduknya melorot gitu”. Bahkan dalam sekilas gambar itu, jujur aja, selain sedikit grogol kita juga mungkin sedikit terkejut menemukan bagian tubuh kita yang “bergaya” tidak seperti yang kita harapkan. Atau menemukan cacat pada bagian tubuh yang kita banggakan. Atau menemukan sikap tubuh yang menurut kita “ah, memalukan”. Artinya, banyak, kita selalu ingin terlihat sempurna, kita malu dengan bagian yang tidak sempurna, kita “malu hati” ketika menemukan diri kita bersikap tidak sewajarnya.
Bayangkan seandainya layar kaca itu selalu terpampang di hadapan kita kemana pun kita pergi. Pertanyaannya, akankah kita lelah untuk terus tampil sempurna? (jawab sendiri ya.. ). Menyuguhkan mimik menyenangkan dalam setiap langkah (ini memang sunnah Rasul ya..? ). Atau bersedih, tapi tetap dalam keadaan menarik.. (hihihi, ada ada aja..). Kita terlalu takut melihat diri sendiri dicela dunia.. Ada bagian-bagian dari kita yang tidak dapat di ubah, dan memang begitu adanya. Ada bagian yang dapat di ubah, tapi hanya untuk waktu sementara. Tapi ada juga bagian yang dapat terus belajar dan disempurnakan.
Kalau tadi kita membayangkan layar kaca itu ada kemana saja kita pergi. Maka dalam kehidupan yang sesungguhnya, selalu ada “kamera tak terlihat” yang mengambil gambar kita dan menyimpannya dalam durasi yang tidak pernah kita ketahui. Kadang kita bahkan tidak ingat, tentang akting-akting natural yang sudah berlalu. Kita tidak ingat, bisa jadi karena tidak selalu layar kaca yang seharusnya muncul itu menampilkan gambar yang bagus, atau kita bahkan tidak peduli dan tidak terkejut- kalau kita ibaratkan layar kaca adalah setiap orang yang kita temui, atau segala hal yang kita hadapi.
Kamera itu selalu ada dimanapun kita berada, dan apa pun yang kita lakukan akan terpantul dan dilihat oleh dunia (orang-orang disekitar kita), tanpa kita sendiri dapat melihatnya dengan tepat benar.
Wish for a better minutes, better hour, better day.. (better me) amiiin.
Nb; tulisan ini terlalu cepat diupload, belum cukup lama diperam, jadi idenya ga keluar semua. Masih banyak yang bisa dieksplore. Kalu ada yang mau nerusin, silahkan.. ;)
Sabtu, 06 Maret 2010
Takjub
Mereka terus bersenda
Menertawakan hati yang tidak bisa saling memiliki
Begitukah cara sabit menghibur bintang?
Aku ingin tahu
Pendar itu tidak akan memudar
Kerlip-kerlip, akan terus bersinar begitu
Tidak ingin saling mengecewakan
Takkan saling bertanya
Tentang kemana waktu habis
Ketika mentari benderang
Lalu, mega jingga lah yang ditunggu
Saat pertemuan yang hanya itu
Meresapi, bagaimana jarak membuat semua semakin indah
Memahami, begini hanya bentuk bahagia
Melapangkan, dan kemudian menerima
Mereka terus bersenda,
Tetap dalam jarak,
Aku takjub- tapi tak pernah mengerti dengan sempurna
Menertawakan hati yang tidak bisa saling memiliki
Begitukah cara sabit menghibur bintang?
Aku ingin tahu
Pendar itu tidak akan memudar
Kerlip-kerlip, akan terus bersinar begitu
Tidak ingin saling mengecewakan
Takkan saling bertanya
Tentang kemana waktu habis
Ketika mentari benderang
Lalu, mega jingga lah yang ditunggu
Saat pertemuan yang hanya itu
Meresapi, bagaimana jarak membuat semua semakin indah
Memahami, begini hanya bentuk bahagia
Melapangkan, dan kemudian menerima
Mereka terus bersenda,
Tetap dalam jarak,
Aku takjub- tapi tak pernah mengerti dengan sempurna
Bila pohon tak dapat menahannya
Bila daun telah gugur tanpa dapat pohon menahannya
Bila angin bertiup, bila hujan turun sesuka hati
Bila lumut-lumut bertumbuhan
Dan bunga bunga kecil warna warni mengikutinya
Adakah dapat aku menahan waktu?
19 bulan, telah begitu lama
Tapi serasa baru kemarin aku di situ
Selimut kabung menutup mata ini
Aku tidak tertipu,
Hanya terlalu indah dunia saat itu
Dan aku memilih untuk sendiri
Minum dari air mata
Yang tak berhenti mengalir
Sekalipun aku menutup mata
Aku baru saja terbangun (ku kira begitu)
Dan belum hendak berbicara dengan cuaca
Biar aku terbiasa,
Tak dapat kupastikan sembuhkah ia
Tak ingin ku meraba luka
Biar aku melupakan,
Dua gores yang nanti akan sembuh juga
19 bulan,
Aku tau aku belum berlabuh
Tapi setidaknya sepoi ini menenangkanku
Telah begitu lama
Tapi aku tidak tau telah sampai dimana
Lupa aku bagaimana cara membaca peta
Hari ini,
Aku akan menatap langit, lagi
Membentangkan harapan
Seperti bentangan cakrawala yang tiada akhirnya
Februari 17, 2010
Bila lumut-lumut bertumbuhan
Dan bunga bunga kecil warna warni mengikutinya
Adakah dapat aku menahan waktu?
19 bulan, telah begitu lama
Tapi serasa baru kemarin aku di situ
Selimut kabung menutup mata ini
Aku tidak tertipu,
Hanya terlalu indah dunia saat itu
Dan aku memilih untuk sendiri
Minum dari air mata
Yang tak berhenti mengalir
Sekalipun aku menutup mata
Aku baru saja terbangun (ku kira begitu)
Dan belum hendak berbicara dengan cuaca
Biar aku terbiasa,
Tak dapat kupastikan sembuhkah ia
Tak ingin ku meraba luka
Biar aku melupakan,
Dua gores yang nanti akan sembuh juga
19 bulan,
Aku tau aku belum berlabuh
Tapi setidaknya sepoi ini menenangkanku
Telah begitu lama
Tapi aku tidak tau telah sampai dimana
Lupa aku bagaimana cara membaca peta
Hari ini,
Aku akan menatap langit, lagi
Membentangkan harapan
Seperti bentangan cakrawala yang tiada akhirnya
Februari 17, 2010
Jumat, 05 Maret 2010
Antologi Jiwa
Antologi Jiwa,
feauring Muhammad Iqbal & Anzarina Anwar
Wisreini Anwar
Supaya berdamai jiwa dengan diri kala rapuhnya
Juga hati yang tak daya lagi meronta
Tidak tahu siapa yang mesti mengalah untuk siapa
Menjadi kering
Menjadi lemah
Menjadi pudar hasrat
Menjadi kabur mimpi
Tapi harapan itu tak bisa menipu,
dia tidak diajarkan begitu
Seperti unggun yang telah kehabisan bara..
Melemah liuknya
Mengurang terangnya
Menenang ia karena lemahnya
Membakari, tapi kemudian harus mati
Megap megap, di antara bebara
yang ia kira akan hidup selamanya..
Muhammad Iqbal
jiwa merayap bak purna senja
tertatih- tatih
terseret-seret
terkadang lenyap terkokang ombak
hati terkulai lemas
pucat
tertegun
pupus '
dan asa menjerit untuk membantu
hidup tak
mati pun tak
Anzarina Anwar
mungkin sang jiwa butuh waktu
menjauh dari tatapan mentari hanya untuk membuka hati pada kenyataan yang tak begitu peduli
terluka ia pada satu senja fatamorgana
yang menolak terlupa walau ingatan memaksa...
Muhammad Iqbal
atau
atau dia ingin tidur sejenak
memberikan sisa waktu untuk kembali mengeliat
atau
atau semua susah punah
tinggal sang jiwa menunggu dengan sebatang kayu,
tetapi keyakinan ku menggelegar,
jiwa itu akan kembali berpinar bak mentari merayap bumi
Anzarina Anwar
biarkan jiwa menangis
mungkin airmata itu bisa membasuh lukanya tanpa harus menunggu
biarkan saja ia tetap tumpah
hingga tak bersisa atau menderita
lalu dirikan kata yakin setinggi-tingginya
hingga menggapai langit dan menyentuh mimpi-mimpi
Wisreini Anwar
Tak mengapa,
karena mentari telah turun-
dan sesaat lg senja kan jelang
biar tiup angin pd jiwanya y melemah
kegelapan akan menghapus lelahnya pelan
tak perlu kita menunggu
bara itu pasti akan lenyap
api itu menanti kekayu y dngnya ia mengoyak kembali malam-
terang,
terang baginya
ku sudut keyakinan sebentar
hanya karena aku bth jeda
kubuang mentari,
tak peduli aku pelangi itu indah hr ini,
kubiarkan malam, hanya malam y mampu telan resah ini
jangan mengintip bila kau ragu,
ikutlah- atau tinggalkan aku jauh
biar embun embun membasuh,
biar hnya hening
supaya sibak semua gelayut menghitami hatiku
Wisreini Anwar
Mengapa engkau diam..?
Mentari benar benar akan pulang
mengantarku
mengantarku
pada malam y kutunggu
belasan hr lg
aku tau hanya bintang y hiasi langit itu
tp aku tak jera,
tetap menatap,
dlm keyakinan y semaput,
seperti layar layar perahu y robek dsana sini,
aku akan tetap menatap,
tanpa perlu mengoyak langit
ku yakin- kan tembus pandang ini
akan bertemu dengan oreonku
kubiarkan jiwa berkelana
mengunjungi mimpi mimpi
sekedar menyentuh apa y tak pernh ku miliki
padanya kupercayakan hasrat y tlah ku ikat
tlah ku ikat ia dg temali CINTA
ku harap begitu
sehingga tak lantur perjalanannya
yang ntah kapan akhirnya
dengan jiwa yang patuh ini
biarkan aku terjaga bersama malam
hati dan tubuh ini akan ikut bersamanya
hingga hanya damai, dan damai
Anzarina Anwar
tersadar aku beku disini bersama jiwa berbayang sepi
teriakanku jerit
dia bergeming sengit
aku tak sanggup terbang lg, sayapku luruh urai kelopakku lelah
entah jejak tapakmu masih terekam ingatanku atau kubiarkan saja angin takdir bawaku tembus kelam, dimana nanti aku akan bercahaya walau setitik kecil
dan waktu sembuhkan luka sayapku hingga mengering
Muhammad Iqbal
bukan nya aku diam, wahai penunggu jiwa
aku terbentur dengan megahnya suara malam
aku terhanyut rayuan sesaat pemuas jiwa
mati sesaat ketika ruh kembali megadu
kusadari putri jiwa sedang menunggu ku dibalik tahta
aku busuk sekedar menyentuh tubuhnya
jiwa nya telah menyatu bersama semangat langit menggengam marcapada
sedang kan aku
aku masih saja bersetubuh dengan kehampaan
jiwa kelam tak mengenal harapan apalagi kepuasan
jiwa ku berlutut menyesali kodrat tak kunjung menyepi
Wisreini Anwar
tadi subuh aku sempat melihat sabit
aku mengira langit mendung,
tapi bukan
hanya mentari saja belum beringas
aku tahu, tidak akan ada pelangi hari ini
aku tahu, jiwa ini rapuh dan melemah
biarkan sebentar ia menyepi
sekedar mengurai gelisahnya
beberapa malam hanya dengan bintang
dan subuh-subuh dengan sabit menawan
sungguh jiwa tak dapat menolak
feauring Muhammad Iqbal & Anzarina Anwar
Wisreini Anwar
Supaya berdamai jiwa dengan diri kala rapuhnya
Juga hati yang tak daya lagi meronta
Tidak tahu siapa yang mesti mengalah untuk siapa
Menjadi kering
Menjadi lemah
Menjadi pudar hasrat
Menjadi kabur mimpi
Tapi harapan itu tak bisa menipu,
dia tidak diajarkan begitu
Seperti unggun yang telah kehabisan bara..
Melemah liuknya
Mengurang terangnya
Menenang ia karena lemahnya
Membakari, tapi kemudian harus mati
Megap megap, di antara bebara
yang ia kira akan hidup selamanya..
Muhammad Iqbal
jiwa merayap bak purna senja
tertatih- tatih
terseret-seret
terkadang lenyap terkokang ombak
hati terkulai lemas
pucat
tertegun
pupus '
dan asa menjerit untuk membantu
hidup tak
mati pun tak
Anzarina Anwar
mungkin sang jiwa butuh waktu
menjauh dari tatapan mentari hanya untuk membuka hati pada kenyataan yang tak begitu peduli
terluka ia pada satu senja fatamorgana
yang menolak terlupa walau ingatan memaksa...
Muhammad Iqbal
atau
atau dia ingin tidur sejenak
memberikan sisa waktu untuk kembali mengeliat
atau
atau semua susah punah
tinggal sang jiwa menunggu dengan sebatang kayu,
tetapi keyakinan ku menggelegar,
jiwa itu akan kembali berpinar bak mentari merayap bumi
Anzarina Anwar
biarkan jiwa menangis
mungkin airmata itu bisa membasuh lukanya tanpa harus menunggu
biarkan saja ia tetap tumpah
hingga tak bersisa atau menderita
lalu dirikan kata yakin setinggi-tingginya
hingga menggapai langit dan menyentuh mimpi-mimpi
Wisreini Anwar
Tak mengapa,
karena mentari telah turun-
dan sesaat lg senja kan jelang
biar tiup angin pd jiwanya y melemah
kegelapan akan menghapus lelahnya pelan
tak perlu kita menunggu
bara itu pasti akan lenyap
api itu menanti kekayu y dngnya ia mengoyak kembali malam-
terang,
terang baginya
ku sudut keyakinan sebentar
hanya karena aku bth jeda
kubuang mentari,
tak peduli aku pelangi itu indah hr ini,
kubiarkan malam, hanya malam y mampu telan resah ini
jangan mengintip bila kau ragu,
ikutlah- atau tinggalkan aku jauh
biar embun embun membasuh,
biar hnya hening
supaya sibak semua gelayut menghitami hatiku
Wisreini Anwar
Mengapa engkau diam..?
Mentari benar benar akan pulang
mengantarku
mengantarku
pada malam y kutunggu
belasan hr lg
aku tau hanya bintang y hiasi langit itu
tp aku tak jera,
tetap menatap,
dlm keyakinan y semaput,
seperti layar layar perahu y robek dsana sini,
aku akan tetap menatap,
tanpa perlu mengoyak langit
ku yakin- kan tembus pandang ini
akan bertemu dengan oreonku
kubiarkan jiwa berkelana
mengunjungi mimpi mimpi
sekedar menyentuh apa y tak pernh ku miliki
padanya kupercayakan hasrat y tlah ku ikat
tlah ku ikat ia dg temali CINTA
ku harap begitu
sehingga tak lantur perjalanannya
yang ntah kapan akhirnya
dengan jiwa yang patuh ini
biarkan aku terjaga bersama malam
hati dan tubuh ini akan ikut bersamanya
hingga hanya damai, dan damai
Anzarina Anwar
tersadar aku beku disini bersama jiwa berbayang sepi
teriakanku jerit
dia bergeming sengit
aku tak sanggup terbang lg, sayapku luruh urai kelopakku lelah
entah jejak tapakmu masih terekam ingatanku atau kubiarkan saja angin takdir bawaku tembus kelam, dimana nanti aku akan bercahaya walau setitik kecil
dan waktu sembuhkan luka sayapku hingga mengering
Muhammad Iqbal
bukan nya aku diam, wahai penunggu jiwa
aku terbentur dengan megahnya suara malam
aku terhanyut rayuan sesaat pemuas jiwa
mati sesaat ketika ruh kembali megadu
kusadari putri jiwa sedang menunggu ku dibalik tahta
aku busuk sekedar menyentuh tubuhnya
jiwa nya telah menyatu bersama semangat langit menggengam marcapada
sedang kan aku
aku masih saja bersetubuh dengan kehampaan
jiwa kelam tak mengenal harapan apalagi kepuasan
jiwa ku berlutut menyesali kodrat tak kunjung menyepi
Wisreini Anwar
tadi subuh aku sempat melihat sabit
aku mengira langit mendung,
tapi bukan
hanya mentari saja belum beringas
aku tahu, tidak akan ada pelangi hari ini
aku tahu, jiwa ini rapuh dan melemah
biarkan sebentar ia menyepi
sekedar mengurai gelisahnya
beberapa malam hanya dengan bintang
dan subuh-subuh dengan sabit menawan
sungguh jiwa tak dapat menolak
Minggu, 07 Februari 2010
Biar tetap di Langit itu
Biar kejora tetap di langit itu
Aku tak hendak mengganggunya
Apa lagi memungut,
Bukan milikku
Waktu telah mengambil purnamaku
beberapa hari,
Sungguh, jiwa ini rapuh
Tapi bebintang itu mengingatkanku
Bahwa malam-malam indah itu akan kembali
Bebintang itu mengingatkanku
Aku pernah melukis mimpi di langit,
Berharap semua wujud di dunia
Tapi itu hanya mimpi,
Masih hanya mimpi..
(takkan ku menipu,
rindu ini adalah bukti
takkan ku meronta,
biar hati yang mengalah
biar jiwa turut pada penghambaannya
biar tubuh ini mengikut
takkan kuat jika aku memaksa)
05;35;10
04 Februari 2010
Aku tak hendak mengganggunya
Apa lagi memungut,
Bukan milikku
Waktu telah mengambil purnamaku
beberapa hari,
Sungguh, jiwa ini rapuh
Tapi bebintang itu mengingatkanku
Bahwa malam-malam indah itu akan kembali
Bebintang itu mengingatkanku
Aku pernah melukis mimpi di langit,
Berharap semua wujud di dunia
Tapi itu hanya mimpi,
Masih hanya mimpi..
(takkan ku menipu,
rindu ini adalah bukti
takkan ku meronta,
biar hati yang mengalah
biar jiwa turut pada penghambaannya
biar tubuh ini mengikut
takkan kuat jika aku memaksa)
05;35;10
04 Februari 2010
Bilakah Hujan
Bila hujan menyiram nanti, akan kubasuh semua sesal
Akan kubiarkan seguk mengiringi rinai hingga henti
Hingga lelah sedu dan rinai saja yang sisa
Biar lebur sebagian sedih bila tak dapat semua
Biar perlahan menjadi bersih luka,
dan kemudian menemukan sembuhnya
Biar balur hati, tak ada lagi kesal
Biar mengalir dari langit begitu adanya
19;55;04
28 Januari 2010
Akan kubiarkan seguk mengiringi rinai hingga henti
Hingga lelah sedu dan rinai saja yang sisa
Biar lebur sebagian sedih bila tak dapat semua
Biar perlahan menjadi bersih luka,
dan kemudian menemukan sembuhnya
Biar balur hati, tak ada lagi kesal
Biar mengalir dari langit begitu adanya
19;55;04
28 Januari 2010
Waktu-waktu Permata
Aku tidak akan bertanya lagi
Sekalipun engkau akan menggempur dengan apa pun jawaban
Aku tidak akan memeluk lagi
Sekalipun dekapmu ku tahu hangat yang kucari
Aku tak akan berlari lagi sekalipun luka tak peri
Biar aku di sini
Mengikut tanpa perlu bertanya dan kau tanya
Biar aku di sisi,
Tanpa perlu memahami
Siapa yang bersama siapa
Aku bersama mu, atau engkau bersamaku
biar waktu berontak
tapi kutahu, nanti semua kan terbiasa
aku tak tau,
siapa yang ingin pergi,
dan siapa yang hendak tinggal
tidak akan aku bertaruh
waktu-waktu ini,
aku mengalunginya dengan permata
jadi, biarkan embun-embun tetap seri di pagi hari
seperti seri wajahmu yang bertemu haru wajahku
waktu-waktu ini, kita kalungkan dengan permata
aku begitu dan engkau juga
sebelum beringas siang melumat semuanya,
tanpa sisa
Sekalipun engkau akan menggempur dengan apa pun jawaban
Aku tidak akan memeluk lagi
Sekalipun dekapmu ku tahu hangat yang kucari
Aku tak akan berlari lagi sekalipun luka tak peri
Biar aku di sini
Mengikut tanpa perlu bertanya dan kau tanya
Biar aku di sisi,
Tanpa perlu memahami
Siapa yang bersama siapa
Aku bersama mu, atau engkau bersamaku
biar waktu berontak
tapi kutahu, nanti semua kan terbiasa
aku tak tau,
siapa yang ingin pergi,
dan siapa yang hendak tinggal
tidak akan aku bertaruh
waktu-waktu ini,
aku mengalunginya dengan permata
jadi, biarkan embun-embun tetap seri di pagi hari
seperti seri wajahmu yang bertemu haru wajahku
waktu-waktu ini, kita kalungkan dengan permata
aku begitu dan engkau juga
sebelum beringas siang melumat semuanya,
tanpa sisa
21;14;51
18 Januari 2010
18 Januari 2010
Truk Sampah.. termasuk kita kah??
dari Milis Berlinale "Towards the better future"
Dari seorang Kawan Baik :
Suatu hari saya naik sebuah taxi dan menuju ke Bandara.
Kami melaju pada jalur yang benar ketika tiba-tiba sebuah mobil hitam melompat keluar dari tempat parkir tepat di depan kami. Supir taxi menginjak pedal rem dalam-dalam hingga ban mobil berdecit dan berhenti hanya beberapa cm dari mobil tersebut.
Pengemudi mobil hitam tersebut mengeluarkan kepalanya dan melotot ke arah kami.
Supir taxi hanya tersenyum dan melambai pada orang orang tersebut.
Saya benar-benar heran dengan sikapnya yang bersahabat.
Maka saya bertanya, "Mengapa anda melakukannya? Orang itu hampir merusak mobil anda dan dapat saja mengirim kita ke rumah sakit!"
Saat itulah saya belajar dari supir taxi tersebut mengenai apa yang saya kemudian sebut "Truk Sampah".
Ia menjelaskan bahwa banyak orang seperti truk sampah. Mereka berjalan keliling membawa sampah, seperti: frustrasi, kemarahan, dan kekecewaan.
Seiring dengan semakin penuh kapasitasnya, semakin mereka membutuhkan tempat untuk membuangnya dan seringkali mereka membuangnya kepada anda.
Jangan ambil hati, tersenyum saja, lambaikan tangan, kasihani mereka, lalu lanjutkan hidup.
Jangan ambil sampah mereka untuk kembali membuangnya kepada orang lain yang anda temui, di tempat kerja, di rumah atau dalam perjalanan.
Intinya, orang yang sukses adalah orang yang tidak membiarkan "truk sampah" mengambil alih hari-hari mereka dengan merusak suasana hati kita.
Hidup bukan mengenai menunggu badai berlalu, namun tentang bagaimana berselancar di atas ombak
Selamat menikmati hidup yang bebas dari "sampah".
Dari seorang Kawan Baik :
Suatu hari saya naik sebuah taxi dan menuju ke Bandara.
Kami melaju pada jalur yang benar ketika tiba-tiba sebuah mobil hitam melompat keluar dari tempat parkir tepat di depan kami. Supir taxi menginjak pedal rem dalam-dalam hingga ban mobil berdecit dan berhenti hanya beberapa cm dari mobil tersebut.
Pengemudi mobil hitam tersebut mengeluarkan kepalanya dan melotot ke arah kami.
Supir taxi hanya tersenyum dan melambai pada orang orang tersebut.
Saya benar-benar heran dengan sikapnya yang bersahabat.
Maka saya bertanya, "Mengapa anda melakukannya? Orang itu hampir merusak mobil anda dan dapat saja mengirim kita ke rumah sakit!"
Saat itulah saya belajar dari supir taxi tersebut mengenai apa yang saya kemudian sebut "Truk Sampah".
Ia menjelaskan bahwa banyak orang seperti truk sampah. Mereka berjalan keliling membawa sampah, seperti: frustrasi, kemarahan, dan kekecewaan.
Seiring dengan semakin penuh kapasitasnya, semakin mereka membutuhkan tempat untuk membuangnya dan seringkali mereka membuangnya kepada anda.
Jangan ambil hati, tersenyum saja, lambaikan tangan, kasihani mereka, lalu lanjutkan hidup.
Jangan ambil sampah mereka untuk kembali membuangnya kepada orang lain yang anda temui, di tempat kerja, di rumah atau dalam perjalanan.
Intinya, orang yang sukses adalah orang yang tidak membiarkan "truk sampah" mengambil alih hari-hari mereka dengan merusak suasana hati kita.
Hidup bukan mengenai menunggu badai berlalu, namun tentang bagaimana berselancar di atas ombak
Selamat menikmati hidup yang bebas dari "sampah".
Langganan:
Postingan
(
Atom
)