Chocolate Covered Sesame Balls

Sabtu, 03 Januari 2015

Something Lost when Something Gain

Doremon Stand by Me; sebuah review acak adut

Sekitar semingguan yang lalu saya kebagian download-an film yang ditunggu-tunggu ini. Semasa kecil kenyang nontong serialnya di RCTI, dan sampai sekarang pun masih histeria kalo liat sosok Doremon dalam berbagai bentuk, apakah itu boneka, gelas, atau peralatan tulis menulis anak-anak bergambar karakter robot kucing unyu-unyu sepanjang masa ini.

Walaupun semakin banyak kartun bermunculan masa itu, Doremon tetap tak tergantikan. Setelat-telatnya bangun di hari minggu pagi tetap yang diingat Doremon dulu, setelah itu baru nasi goreng buatan mamak. Malahan saya ingat banget waktu itu Mamak bangunin saya yang ga bangun-bangun dengan modus ‘nanti Doremonnya kelewatan’ :D. Bahkan menjelang saya selesai kuliah kalau saya pulang kampung liburan semesteran atau lebaran dan kebetulan ketemu hari minggu Mamak masih suka ngingetin ‘Ga nonton Doremon, dek Wis..?’ sambil kemudian berlalu lagi dalam kesibukannya.

 Tahun-tahun pertama jadi anak kos saya masih sempat nonton Doremon ,karena kebetulan waktu itu kami indekos di rumah family yang kebetulan punya usaha kos-kosa-an. Tiap minggu pagi saya sudah stand by depan tv sama anak-anaknya (sepupu-sepupu jauh saya) yang waktu itu usianya masih balita hahaha. Anehnya kami jadi nyambung kalo lagi nonton bareng gitu. Menganga bareng lalu ketawa bareng-bareng menikmati ke-konyolan Nobita. Naik kelas 3 SMU kami pindah kos dan semenjak itu hampir tidak pernah nonton tv jadinya saya sudah tidak ngikutin lagi jadwal acara tv favorit termasuk salah satunnya kartun Doremon.

Terkadang beberapa waktu di hari minggu (dalam keadaan tanpa tv) pas liat jam yang kebetulan nunjukin pukul 8.30 dan suddenly terlintas di benak saya ‘Doremonnya udah selesai L’.  Sebegitu kuatnya ikatan batin antara saya dengan kartun Doremon sampai-sampai ketika kartun itu menyudahi tayangannya di layar kaca pun hati saya ikut bergetar, hahahahaha #lebai.

Kartun Doremon dalam bentuk film panjang atau dikenal dengan Doremon Petualangan sebenarnya sudah banyak juga diputar di tv Indonesia, versi pertama dibuat antara tahun 1980 s/d 2000 dan versi yang lebih baru dibuat setelah tahun 2000, termasuk salah satunya adalah Doremon Stand By Me yang dibuat dengan animasi sekelas film animasi buatan Pixar dan Dreamworks (red. Cth animasi buatan Pixar; Despicable Me) 

Tapi film kali ini memang berbeda, apalagi begitu dengar judulnya ada naga-naga semacam Doremon hendak pergi meninggalkan Nobita L. So, sebagai pecinta robot kucing ini saya jadi merasa wajib nonton! Sekalipun ini cuma film kartun, yang mana tokohnya adalah fiktif, karakter-karakter di dalamnya juga fiktif, tapi koq Doremon ninggalin Nobita itu rasanya semacam Doremon ninggalin saya juga, huaaaaaaa.

Walaupun jarang ketinggalan kartun ini semasa kecil, tapi aslinya saya tidak pernah baca komik Doremon dari nomor 1 sampai nomor sekian itu, tidak pernah.  Setelah search sana-sini baru tahu ternyata aksi Doremon meniggalkan Nobita dalam Doremon Stand By Me adalah cuplikan dari salah satu bagian komiknya (tentu saja K). Sejujurnya, film ini cukup membuat kecele orang-orang semacam saya, yaitu yang cuma nonton serial tv-nya tanpa pernah baca komiknya *blushing deh.. hehehe.

Beberapa hal menakjubkan (include pelajaran morel) di film Doremon Stand By Me menurut saya diantaranya :

1.       Nobita menemukan titik balik kehidupannya.
Bila pada serial kartunnya kita setiap hari minggu hanya disuguhi cerita-cerita pendek yang fokus pada aneka peralatan ajaib yang bisa dikeluarkan Doremon dan pada kemalasan dan keluguan sifat Nobita, pada film ini kedua hal tersebut memang tetap muncul bahkan kekonyolan Nobita tergambar lebih jelas di sini (hehehe, peace :D). Namun pada serial kartunnya kita tidak akan pernah menemukan moment Nobita menemukan titik balik dalam hidupnya, yaitu ketika Nobita merasa tidak ingin lagi mendapat nilai nol pada ujian berikutnya, tidak pantas untuk hidup bersama Shizuka, merasa sangat terpuruk dengan dirinya sendiri



By the way, walaupun pengakuan Nobita ‘Aku tak tahan dengan diriku lagi’ terasa sangat menyedihkan tapi karena ini cerita kanak-kanak terasa sangat menggelikan mendengar anak SD kelas 5 mengatakan hal semacam ini :D. Dan ada banya hal konyol lain yang dikatakan Nobita dalam filmnya namun sejatinya itu memiliki makna yang dalam dan patut direnungkan *halagh :P


 

  
2.       Dubber dan karakter yang benar-benar hidup.
Entah mungkin karena saya sangat menyukai sosok Nobita dan Doremon, saya jatuh cinta dengan dubbing kedua karakter ini dalam Doremon Stand By Me. Suaranya benar-benar cocok dengan karakter mereka. Tsah!

Percakapan mereka bisa kamu dengar langsung di teaser-teaser berikut :


Gambar-gambar yang hidup itu sudah tentu karena produksinya yang memang sudah lebih bagus dari animasi film-film Doremon yang sebelumnya (kan tadi saya udah bilang, wweek!).

3.       Kita tidak bisa selalu memudahkan orang lain dengan hanya mengatakan atau melakukan hal-hal yang disukainya.
Doremon sebagai robot yang diprogram untuk membahagiakan Nobita melakukan apapun untuk membuat Nobita senang. Kantong ajaib Doremon bisa mengeluarkan apa saja sesuai dengan kebutuhan Nobita. Namun pada akhirnya Nobita menemukan sendiri jalannya. Dari sini tentu jelas bahwa walaupun robot itu adalah ciptaan super canggih namun manusia tetap ciptaan yang lebih canggih dari itu. Nobita yang pada akhirnya memutuskan untuk melakukan apapun dengan usahanya sendiri. Film ini juga mengingatkan kita kembali bahwa hanya diri kita sendirilah yang dapat mengubah nasib diri di masa depan.

4.       Percayalah kita tidak perlu datang ke ‘masa depan’ untuk mengubah nasib :P.
Salah satu hal mustahil (dan menurut saya super tidak adil L) adalah karena Nobita diberi kesempatan untuk melihat kejadian dirinya di masa depan. Salah satunya yaitu ketika Nobita memaksa Doremon memberinya kesempatan menyelamatkan Shizuka dewasa di padang salju. Walaupun Doremon sudah mengatakan bahwa kedatangannya ke masa depan dapat saja membuat takdir menjadi berbeda, namun Nobita tetap ngotot.


 


Nanti di masa depan ada percakapan antara Nobita dewasa beneran vs Nobita dewasa yang datang dari masa lalu yaitu dimana Nobita dewa beneran berterima kasih kepada Nobita dewasa dari masa lalu karena telah mempercayainya (aih ribetnya para Nobita ini L).

Intinya sih, harus percaya dengan kemampuan diri sendiri untuk melakukan yang terbaik yang kita bisa J.

5.       Kebaikan hati yang terpenting dari apapun juga *ecie




Begitulah, Nobita itu walaupun cuma bisa demam-demam aja tapi karena baik hati, ikhlas, suka menolong, dan empati sama orang makanya bisa beruntung kemudian jodoh dengan Shizuka.. :D. Simpelnya tentu ga begitu juga mungkin ya. Walaupun realita di dunia nyata ‘orang baik’ itu malah tersisih dan kurang beruntung, namun film ini tetap menyisipkan pesan bahwa kebaikan diri tetaplah yang utama untuk mendapatkan everlasting luckies, agree!


Ketika menulis ini saya terpaksa menonton Doremon Stand By Me untuk yang ketiga kalinya, dan untuk kesekian kalinya saya menangissss, hiks..

Bagian akhir cerita ini sangat mengharukan, nanti kalo semua dicerikan disini jadi ga asik nontonya :D. Semoga film originalnya segera ada di Aceh yaa, jadi kita semua bisa segera nonton dan nostalgia hehehe.

Well, 2:50 on January 2 2015, good night sleep tight, have a nice long weekend J.

Sumber-sumber :


Tidak ada komentar :

Posting Komentar