Chocolate Covered Sesame Balls

Sabtu, 21 April 2012

Pulut Bakar Saus Durian ala Ulee Lheu

Saya sebenarnya punya banyak hutang menulis, mulai dari resensi sampe tentang 'mengapa ini' dan 'mengapa itu'..

Tapi kemarin sore, saya kebetulan jalan dengan teman ke Ulee Lheu (Banda Aceh). Kawasan ini terkenal dikunjungi karena penmapakan sunsetnya yang luar biasa. Sebenarnya ini kali kesekian (kurang dari 10) saya mengunjungi kawasan rekreasi (yang padat ketika sore hari) ini, tapi baru kemarin saya mengunjungi dengan teman yang asik untuk diajak jalan :D. Yah, karena temennya sik asik, maka berbagai tafakur (cieee..) dan berbagai jenis wisata terasa menyenangkan untuk dilalui, termasuk salah satunya wisata kuliner, hehehe.. ini adalah satu hal wajib yang tidak pernah kami lewati jika jalan-jalan ke tempat-tempat yang belum pernah kami kunjungi bersama.

Kuliner yang terkenal untuk wisata sore hari di Ulee Lheu ini adalah jagung bakar yang ditawarkan dengan rasa manis dan pedas. Jadi tidak heran jika sepanjang jalan menuju pelabuhan Ulee Lheu ini kita akan menemukan penjual jagung bakar setiap 200 meter bahkan. Tapi sayangnya penjual jagung bakar di area ini sama sekali tidak punya banner nama/merek sehingga kalau kita sudah ketemu dengan jagung bakar yang enak misalnya maka agak susah untuk menemukan kembali di penjual jagung bakar yang sama, kecuali jika dalam seminggu kita menyambangi kawasan ini 3-4 kali :D.. Padahal jika saja mereka pake banner, yang sederhana saja juga boleh, maka itu kan jadi keuntungan juga untuk promosi jagung bakar mereka, iya kan?

Dan semalam kami kurang beruntung karena jagung bakar yang kami pesan kurang tasty (saya membandingkannya dengan jagung bakar yang saya makan pada kunjungan sebelumnya dengan seorang teman yang lain).

Selain jagung bakar, ada juga gerobak yang stanby menjual jagung rebus dan kacang rebus, penjual sate, bakso goreng/bakar, mie instant yang diseduh sederhana, itu beberapa yang tertangkap mata saya saja. Ada juga penjaja makanan yang mondar-mandir menjual permen, telur puyuh, kacang mede/hijau goreng tepung, dan sebagainya deh, layaknya seperti yang sering kita temui di terminal-terminal di jalan Banda Aceh-Medan.

Dan untuk jalan-jalan kemarin, primadona kuliner kami adalah Pulut Bakar Saus Durian (PBSD). Sebenarnya pada kunjungan sebelumnya saya juga sudah kepengen dengan jajanan ini. Menu yang terlihat unik baik dari segi pemilihan lokasi booth/gerobak-nya maupun menu-nya itu bisa dengan mudah kita temukan di depan Mesjid Baiturrahim Ulee Lheu. Gerobaknya parkir di sisi jalan tepat setelah tikungan bundaran bersimpang empat.

Sebenarnya kemarin itu kami udah melewati gerobak itu sekitar 500meter, tapi karena penasaran ya balik lagi untuk beli.. :D. Kami beli 2 porsi saus durian, dan 4 pulut bakar, jadi masing-masing kami dapat dua pulut bakar, dan setelah selesai makan baru terasa ternyata jumlah masing-masing dua itu kurang untuk kami yang doyan makan inih :(. Maka dari pengalaman makan pertama PBSD itu, layaknya pencicip kuliner profesional (:p) kami pun berkesimpulan bahwa jumlah yang paling cocok untuk satu porsi saus durian adalah 3 hingga 5 pulut bakar.. Menurut saya, saus durian tersebut sangatlah pas kepekatannya, tidak terlalu kental atau pun cair, dan sekalipun katanya durian itu termasuk buah yang harganya agak mahal di kota seperti Banda Aceh namun di dalam saus tersebut kita masih bisa menemukan satu-dua daging durian sekalipun tipis dan kecil. Saya tidak kalah takjub dengan pulut bakarnya, kematangannya pas, bagian luarnya me-merah sedikit namun secara keseluruhan teksturnya tidak kering dan rasanya tetap gurih, tepat banget matangnya. Penjualnya itu keren ya, bisa tau kapan saat yang tepat untuk mengangkat pulut dari panggangannya..











Selain membeli menu PBSD itu, kami juga mencoba tape ketan hitam satu seorang. Tapi sebenarnya sangat tidak dianjurkan makan tape ketan ini segera setelah makan pulut bakar saus durian. Karena rasanya tidak akan tercicipi dengan baik di lidah, dan karena itu pula pada review kali ini saya tidak bisa menjelaskan soal rasa tape ketan ini pada kita semua.. Nampaknya baik juga jika tape ini tetap dibeli namun take away (alias bawa pulang), simpan di kulkas (jangan frezer ya!), tunggu dingin baru deh disantap, apalagi pas siang hari, WOW! pasti segar banget tuh :D.

Harga yang harus kami bayar untuk menu di atas termasuk murah, satu posrsi saus durian hanya Rp. 5,000,- dan pulut bakar hanya Rp. 1,000,- per pcs-nya.

Setelah membeli PBSD ini kami pun langsung meluncur ke arah arah pelabuhan untuk menikmati sunset yang sudah kami nanti-nantikan itu.




Sayangnya tidak banyak dokumentasi yang kami ambil dari perjalanan kemarin, karena memang sama sekali tidak ada niat untuk ditulis reviewnya seperti ini.. :D

nb: semua foto adalah koleksi pribadi.

Write on Eggy's Computer @Tristore Banda Aceh
April 21, 2012 11:28


Well, c u on next try, ;)








10 komentar :

  1. Karena lagi puasa, jadi aku ga baca sampai habis ya..hahaha...

    BalasHapus
  2. hehehe, gapa2 Cit, :D
    ntar kapan2 ke Banda cobain yaa, sumpe enaq sekali :D

    BalasHapus
  3. haha.. :D
    knp Ami..? :p ga suka atw suka sekali?? :p

    BalasHapus
  4. kesuntukan yang tidak sia sia:), bisa menikmati alamNYA, bisa menikamati makananya, plus alhamdulillah dapet shalat berjamaah juga, bisa saling berbagi,,,seneng,,,,:).semoga lain waktu tetap bisa merasakan indahnya persahabatan. Thanx a lot Wis:).

    BalasHapus
  5. Murah tuh..napa gk dikirim k rumah ici >.<

    BalasHapus
    Balasan
    1. ahahaha..
      kayaknya bakal lebih enak kalo menikmatinya langsung di TKP bareng olang telcinta.. :D
      pigi lah kesana dengan babang jika kalian sudah halal nanti :p

      *makin angek si ici :p*

      Hapus