Chocolate Covered Sesame Balls

Kamis, 05 November 2015

Kedut Mata

Dan diam diam mata ini masih berkedut

Mengernyit di sela-sela sibuk,

Berusaha menyembunyikan diri

Agaknya ia juga sudah banyak belajar berpura-pura

Mencoba menipu-nipu aku,

Bahwa semua baik-baik saja

Sudah banyak malam kita habiskan menangis, hanya aku dan engkau

Walaupun seharian aku begitu asyik bersibuk diri

Sama seperti engkau sibuk mengelabuiku seperti semua tiada apa-apanya

Kukira tanpa sengaja kita telah sekongkol saling menyenangkan hati






Senin, 31 Agustus 2015

Love is You

Bahkan sehelai daun yang jatuh pun jatuh karena telah tiba masanya untuk luruh. Kita percaya itu.

Lalu bagaimana bila hati yang jatuh. Serpihnya terlihat seperti bebunga mekar penuh warna. Padahal hari-hari sudah kita kalungkan dengan sesibuk-sibuknya matahari ketika terbitnya, membahagia penatnya tatkala terbenam.

Padahal kita sadari betapa ia akan lebih bahagia ketika hanya ada ruang bagi dia dan diriNya. Padahal ingatan belum juga akan lupa, bagaimana susah payah perih menghilang dari luka-luka yang kelihatan sudah sembuh saja.

Padahal sudah pula kita mengerti untuk tak lekas terpesona pada pergok tatapan yang tak sengaja. Tak menjadi berlebih bahagia oleh sanjungan-sanjungan perhatian.

Tapi mengapa ini masih terjadi.

Jika bukan karena kita percaya, barangkali kita sudah lama menjadi gila. Begitu banyak hal yang kita hindari namun tetap saja terjadi.

Bunga-bunga yang tadinya mekar kemudian tak lagi berwarna hanya karena kita terlambat menyadari luruhnya, terlambat memunguti helainya yang satu satu jatuh, seperti tak berharga. Namun sesungguhnya tidaklah begitu.

O penguasa hati, bagaimana Engkau menyekat ruang-ruang di dalamnya tiada kami pahami.

Namun tetaplah biar namaMu di sana setiap pagi dan malam kami, setiap bahagia dan kecewa kami, setiap lekas dan terlambat kami, setiap betik nafas yang tiada kami ketahui kapan akan selesainya.

---

August 31, 15
23:17

Dear Allah, falling in love is this frightenning?

Senin, 15 Juni 2015

Dialog Titip Motor

Dialog imajiner antara seorang Ibu-ibu Rempong (IR) dengan seorang OB sebutlah namaya Romeo, bukan nama sebenarnya.

IR : Romeo, titip motor ya, dua hari aja
Romeo : Iya buk, ada minyak kan?
IR : Fulllll..! *jawabnya sampe bibir monyong*. Trus, ini buat jaga-jaga kalo minyaknya abis, bocor ban, atau apa lah kejadiannya, ya. Yang penting jangan sampe motornya digadai cuma untuk bayar nambal ban dan isi angin
Romeo : Idih ibuk ini lebai, hehehe.
IR : Isinya pertamax ya, kalo bisa isinya di SPBU *emang ada yang jual Pertamax ecer?? mulai songong.
Romeo : Iya buk. Tapi kalo abis minyaknya di jalan gimana?
IR : Dorong aja sampe ketemu SPBU, ya. *melengos
Romeo : &^@%#^@#$%^

---
Only a joke.. :)
Ternyata jam segini udah g bisa login ya? Oke, markidurrr kalo gituuu
good night georgeous..
remember; never let your occupation change you become more worse..

Senin, 08 Juni 2015

Niat Baik

Pada Sabtu malam lalu ngada-in gathering di salah satu hotel yang berlokasi di Lampineung. Ini adalah event tahunan yang tujuannya untuk push omzet. Jadi customer seluruh Aceh pada diundang pada malam itu di-entertain dengan baik, supaya belanja sebanyak-banyaknya. Pengalaman dari gathering yang sudah-sudah, acaranya baru benar-benar kelar pukul 23-an. Karena itu saya mutusin untuk mengambil satu kamar di sana. Khawatir kalo pulang malam-malam jadi gunjingan orang, belum lagi saya juga masih agak trauma karena pernah diganggu di jalan pulang ke rumah.

Singkat cerita, paginya setelah sholat Subuh, lanjut tidur lagi. Karena malamya selesai acara di kamar malah tergoda nonton aksinya Julian More di film The Unforgotten, film lama yang belum pernah saya tonton karena udah lama sekali ga nonton tivi. Jadilah jam 2-an baru ngasur. Saya ditemani Kak Atik dan Dani. Tapi kak Atik pas saya balik udah tidur duluan dan paginya juga cabut duluan karena ada keperluan. Saya dan Dani, usai sarapan- beberes barang- trus check out. Walaupun batas check out masih jam 12 rasanya saya masih lebih mending golek-golek di kos, di kamar tanpa jendela itu dari pada terkurung di kamar yang katanya berbintang ini. Syukur juga sih saya bukan tukang review hotel, jadi segala kekurangan dan ketidakpuasan hanya diomelin bareng Dani saja, hehehe..

Keluar dari situ Dani mengantar saya ke salah satu hotel yang berlokasi di Batoh, menjemput motor saya yang dipinjam sales. Sales-sales luar kota menginap di sana. Dari sana masing-masing kami mengambil jalan pulang.

Kebetulan karena cuma bawa satu ransel, saya cuma bawa satu baju ganti dan baju tidur. Roknya- walaupun ngembang ngempis- masih pake rok semalam karena ga terlalu meriah juga untuk dipake santai. Seperti biasa, kalau bawa motor saya paling rajin liat spion, apakah ini ada kaitannya dengan pribadi saya yang sulit melupakan masa lalu, saya tidak tau (hahahahha). Di lampu merah sebelum terminal, everything is fine. Saya terus melaju begitu lampu menyala hijau (ternyata sebagai duta lalu lintas saya masih ingat dengan kode etik). Hingga mendekati terminal, ada motor ngepet ke dekat saya, saya mencoba agak kiri siapa tau itu motor mau lewat kencang tapi kejebak saya yang bawa motornya super melow. Motor berpenumpang dua itu memag melaju ke depan, tapi kemudian melambatkan kembali jalannya. Saya mencoba mendahului karena jalanan memang sudah tidak terlalu ramai dengan kendaraan. Tidak begitu lama, motor tadi kembali mendahului. Penumpang di belakang  nampak mau mengatakan sesuatu kepada saya. Saya paham setelah dia menunjuk-nunjuk rok saya yang sudah hampir membebat punggung motor.

Saya pun mengurangi kecepatan dan berhenti. Mengikat kedua ujung samping rok, dan melanjutkan perjalanan.Tapi saya tidak sempat bilang terima kasih sama pengendara/penumpang motor itu. Padahal kalo boleh jujur, tampang keduanya itu lumayan mengerikan dan bikin seram.

Begitulah niat baik, bisa dilakukan siapa saja. Niat baik memang harus disegerakan, bila perlu ngotot-ngotot-an, hanya terkadang karena tidak dikemas dengan baik, tidak dipikir matang resikonya, sesuka hati, ga bener pula caranya, hasilnya bisa jd tidak sesuai harapan. Malah bisa membahayakan diri sendiri atau juga orang yang kita niati-baik itu.

Well, makasi kak Atik n Dani untuk niat baiknya menemani Wis nginap semalam di H**mes demi gathering.

Ps:
Dani; I dont have more answer for everytime you asking why. Dont ever ask it anymore please. I thank you for keeping being very nice, its hurt for not getting same respon, being ignored, after times without knowing the reason why. Most important that we try. Kita tidak pernah tau, orang yang kita senyumi, baik-baik-i, talk normally, merekanya barangkali sedang ada masalah apa, what the battle  they fight. Kita juga ga bisa maksa bikin orang senang n nyaman dengan kita, let them figure out their mind, we tried without need for blaming anything or anyone. You done the best of you.

Kak Atik; semoga masalah cenat menatnya yang super buanyak itu lekas selesai yaa, urusannya dimudahkan, terus berkarya.. hehehe, kayak ucapan ulang tahun aja.

Write on June 8, post on June 12
Have nice weekend everyone..

Selasa, 26 Mei 2015

Save Them

Sepulang kantor selesai beberes kamar setelah dua hari ditinggal agaknya enak juga kalau rebahan sebentar sambil menunggu magrib usai baru kemudian mandi (red. kebetulan saya sedang libur sholat). Dalam beberapa hari ini banyak masuk broadcast pengumpulan donasi untuk pengungsi Rohingya yang terdampar di Lhoksukon. Saya biasanya agak malas buka link berita kiriman broadcast kalo ga begitu penting. Malah banyak juga yang langsung delete chat begitu broadcastnya masuk.

Rebahan saya awali dengan baca broadcast paling baru soal pengungsi Rohingya. Ada link berita, tapi dari judulnya sepertinya itu bukan update yang saya cari. Saya scrolldown headboard, ada hastag twitter yang lagi masyhur, yang ditweet oleh orang-orang yang saya follow. Saya coba buka. Lalu dari situ satu persatu berita tentang pengungsi Rohingya terbentang. Dan entah kenapa dan bagaimana  air mata saya merembes-rembes, mengalir begitu saja. Saya ga tau apakah ini efek karena lagi libur sholat, ga sholat, ga 'ngadu' sama Allah, jadinya katarsis emosinya malah lepas pas baca berita-berita ini. Hingga sampai pada berita terakhir yang saya baca soal 'kisah relawan pembasmi kutu wanita Rohingya' yang agak-agak bikin dua senti walaupun sebenarnya bikin miris juga karena kondisinya sampai seperti itu.

Tapi bagaimanapun air mata saya merembes-rembes tentu saja itu bukan karena mata saya bocor lantaran ga pake No Drop (*susah ya kalo punya brand, nulis blog pun mesti dibawa-bawa -_-). Tentu saja karena penderitaan yang dialami para pengungsi ini rasa-rasa memang begitu berat dan pilu. Namun di sisi lain saya juga merasa haru, sekaligus bangga dengan antusiasme masyarakat Aceh sendiri untuk melakukan apa yang mereka bisa.

Terlepas dari benar tidaknya komentar segelintir tokoh pemerintah Myanmar yang mengatakan bahwa boleh jadi pengungsi-pengungsi ini hanyalah manusia-manusia perahu yang mengaku-aku Rohingya, mereka yang terdampar ini sudah sepantasnya mendapat uluran tangan kita, notabene lagi mereka adalah saudara-saudara kita sesama muslim.

Sabtu lalu saya kebetulan pulkam karena ada sesuatu acara di rumah. Saya agak kaget waktu abang kandung saya tanya begini; Dekwis, pu na droe keuh baje-baje layak pakai yang hana kapakek le? Spontan saya balas tanya; Keupu, Abang? Saya benar-benar completly blank on koq tumben-tumbenan Abang tanya begitu. Abang saya lantas jawab; Mangat tak intat keu awak pengungsi Rohingya nyang di Lhoksukon nyan. Na teuman? Saya ber-O dalam hati dan manggut-manggut. Trus kami ngrobol ngalor ngidul kesana kemari sedikit soal mereka. Ga nyangka abang saya (yang semoga sholatnya nanti semakin baik dan sholeh) bisa ngomong soal beginian juga. Senang, Alhamdulillah

Eniwei, ntah kenapa kalo lihat dan baca soal Rohingya saya jadi selalu ingat almarhum Ayah. Too much question i didnt ask, Daddy.. miss u, miss the answer i never heard.

Well, orang sejagad sudah berdonasi apa yang mereka bisa, ayo kita juga yaa :). Dan semoga uluran tangan kita nanti semakin melebar untuk juga memperbaiki kondisi orang-orang tidak mampu yang ada di negeri kita sendiri. Alangkah indah rasanya bila setiap orang berada dalam kehidupan yang baik, berkecukupan- setidaknya tidak sampai meminta-minta, tidak ada anak-anak yang sepulang sekolah masih harus mulung, tidak ada Ayah-ayah yang harus maling karena biaya sekolah dan suap-suap nasi anak dan istri, tidak ada lagi yang terpaksa tinggal di rumah kerdus di bawah-bawah jembatan tempat-tempat kumuh padahal tanah indonesia begini luasnya, tidak ada lagi yang kelaparan padahal negeri kita begitu suburnya, tidak ada lagi hal-hal yang memilukan dipandang mata, karena setiap orang memang sepantasnya hidup layak.

Oiya, tampungan donasi sekarang ada dimana-dimana, tinggal gugling atau cari tagarnya di twitter langsung ketemu koq..

Selasa rasa Senin, Mei 26 2015
20:56, hujan, Banda Aceh
Semoga orang-orang Rohingya baik yang mengungsi maupun yang masih entah dimana selalu dalam lindunganNya, aamiin

'we never know how far we can go until we try to take the farest step our feet would'

Kamis, 14 Mei 2015

Mimpi Semalam

Tadi malam mimpinya lucu. Dari sekian banyak bagian yang terlupa, bagian akhir dimana kamu datang, ragu-ragu menanyakan untuk ikutan traveling luar negeri seperti yang rutin kamu kerjakan itu.

Sementara kamu belum menyelesaikan pertanyaan kamu, saya duduk di belakang meja kantor saya dan heran, dan penasaran, ditambah rasa tak percaya, bagaimana orang yang dulu juga pernah muncul dalam mimpi saya dalam keadaan menghindar jijik kepada saya, yang pernah muncul dalam mimpi saya kepergok menyimpan foto saya dalam dompetnya tapi kabur pas ditanya kenapa? kini datang menawarkan hal kesukaannya itu kepada saya.

Tapi mimpi selesai sampai disitu. Saya terbangun, dan Subuh sudah agak lewat, fiuuh *i hate this part most.

__

Beberapa keinginan yang tak masuk akal bisa jadi akan datang kembali menggoda untuk kita berharap. Sometime we just never  meet with that somebody pre-requisite. I'll always available then for somebody else to come :')

Kamis, Mei 14' 15
18:09

Selasa, 05 Mei 2015

Keep Moving (on)

Sometime all i need is keep quite as long as i can go long alone. Never hurry to finish my silent mood. Getting better just by talking with my self. Say OK as much as i want to hear. Laying on my worries as well as keep moving on my acceptance. Taking my self as who i am. Believe that i am worth enough, worth enough, worth enough for anything that i deserve for..

Some scars will stay, not to hurt you, just remind that you've passed the battle (with yourself), to be stronger then..

May 5; 2015
21:05

---

Tadi udh dapat sms diskon sepanjang bulan dari The Body Shop.. mudah-mudahan tahun depan dapat ucapan dari kamu #ngarep

good evening, good night so :)

*ps: padahal kalo ke TBS cuma beli green tea oil sama spon mandi, hihihi

Senin, 20 April 2015

The day when panic attack

Pada suatu hari mati lampu yang panik karena ada banyak hal yang belum diposting sementara jam pulang jaraknya hanya 20 menit sahaja. Saya pun menelepon operasional (opr) pusat untuk minta bala bantuan.

saya : halo halo halooo *panic*
opr staff : haloooo *nyantai banget, suara lelaki di seberang*
saya : halooo, Cori ya *saya menyebut nama salah satu staff opr perempuan dengan asal, terburu-buru*
opr staff : bukan bu, ini Jeje *yang mana Jeje adalah juga staff perempuan*
saya : hah? hahaha, Jeje koq suaranya laki-laki, hahaha
staff opr : hahaha, iya buk, ini Jonatahan
saya : eh Jonathan, mau minta tulung dunk, bla bla bla..

Dan begitulah akhirnya semua dapat diposting dengan sukses plus checking makro-nya sekalian. 

Seperi biasa di meeting lalu kita semua pada ketemu dengan anak-anak opr pusat, and know what?? ternyata yang angkat telepon tempo hari y panic itu adalah Jerry! Jonathannya malah lagi dibuang ke cabang ntah mana.

Dasar.

---

Lagi ngantri untuk lapor pajak
April 20, 15:42

Rabu, 15 April 2015

apakah rindu sudah selesai?

apakah rindu sudah selesai?
selesai sampai di sini saja
menyudahi diri tanpa minta izin
berkemas diam-diam
lalu pergi tanpa pamit

lalu nelangsa menganga lebar
menyisakan tepian kecil
nganga yang seperti melolong
meminta-minta kekosongan diisi kembali

tapi kenyataan agaknya tak peduli
merobek apa saja
seperti angin kencang mengeringkan paksa butir-butir sisa hujan di jendela

agaknya rindu sudah selesai
menyudahi dirinya tanpa pamit seperti ketika ia datang tanpa permisi

---
April 15, 2015
tak pernah kecewa yang menaruh harapan pada yang Maha Memenuhi

Sabtu, 04 April 2015

(Bukan) Prosa Putus Asa

baik,
mari kita melangkah, melangkah lagi menyusuri jejalan panjangnya sepanjang matahari yang masih terus terbit selama masih qt punya waktu untuk mensyukuri rinai hamparan cahayanya di hijau bumi setiap pagi

baik,
mari kita lupakan
apakah itu semacam perasaan berlebihan namanya, atau perasaan jatuh cinta yang hanya hati ini yang merasa tapi dirimu mungkin tidak

baik,
mari selesaikan perihal menerka-nerka, banyak kebetulan yang seperti kemarin-kemarin, mari kita tutup lembaran yang sarat dengan dugaan tak ada kesudahannya

benar,
ini sesungguhnya hanya monolog dengan diri ini, bukan dirimu yang tiada menahu apa-apa itu

oke,
semoga hati-hati lekas menjadi tenteram, biarkan lebih damai sisa hari, bukankah kita butuh diri masing-masing untuk membuatnya lebih berarti?

mungkin nanti kita akan menemukan jawaban tentang bagaimana kita bisa jatuh hati hanya pada tokoh yang ditulis dalam komik-komik kartun atau cerita-cerita komedi pelipur hati atau biografi acakadut yang seadanya, mungkin nanti, atau mungkin kita tak perlu tau bagaimana nama-nama tetap ada dalam doa-doa bagaimanapun kita ingkari hadirnya dalam hari-hari, hanya tidak mengerti

bukankah Tuhan tidak menyukai orang yang berputus asa?
baik, ini bukan prosa putus asa antara aku dan hati

bukankah Tuhan cemburu kepada hati-hati yang berbagi, dan suka kepada hati-hati yang kembali, karena itu maka aku (selalu mencari jalan) kembali

bukankah tidak perlu mengucapkan selamat tinggal untuk sesuatu yang bahkan belum kita mulai? tidak perlu

Tuhan yang memberkahi hari-hari, berkahilah kami semua, sungguh kami amat membutuhkan keberkahan dalam kebaikan yang amat banyak setiap hari Engkau berikan kepada kami

--

april 4, 17:47
some tears only shed nomatter there're no reason anyway, always love

Jumat, 13 Maret 2015

As Always

When there're seem too much thing that have to be seem allright; smile more, thank more, dont complain life, speak less, cry more to The Only Who has the power to sheed your tears..

Need You as always

--

Its my way, you might have different one, i appreciate it.. :)

Sabtu, 07 Maret 2015

Moon(light) of mine

Tadi adalah hari terakhir rute saya dr rumah ke Krueng Cut. Mulai Senin rutenya ke Blang Bintang. Alhamdulillah, akhirnya Tirta bisa pindah ke gudangnya sendiri. Sebenarnya proses pindah baru dimulai hari Senin lusa, namun beberesnya udh mulai dari sebulan yang lalu. Walaupun saya baru dua tahun disitu, tapi ninggalin kantor lama itu tetap menyisakan sesuatu yang berbeda. Tadi, terakhir kali kami ketemu dengan orang-orang yang ada di komplek gudang itu. Bedebu yang siap menyelimuti ga peduli kemarin kendaraan baru dicuci. AC yang usianya sudah uzur dan suaranya saingan dengan mesin printer. Mie bang Pasya yang maknyus itu. Nasi padang Putri Minang yang sering jadi langganan. Ayam penyet Pak Ulis yang kami sukai itu. Kemacetan jembatan Krueng Cut pada pagi hari yang bikin terbirit-birit buat ngabsen. Dan tentu saja kehoror-an yang semoga sudah menjadi kenangan itu. Banyak, banyak sekali kenangan baik, dan kenangan yang menyisakan banyak pelajaran. Selisih-selisih paham yang pada akhirnya (semoga) semakin mendekatkan kami semua, menjadi semakin akrab, seperti kerabat sendiri.

Sungguh sebenarnya ada satu hal yang agak mengecewakan yang justru terjadi pada hari-hari terakhir di gudang lama ini (read. PK). Namun lagi-lagi semoga moment itu menjadikan kami semua belajar dan semakin dekat, tetap saling support, saling mengingatkan, terus belajar, menjadi semakin baik.

PK ini mengharuskan beberapa dari kami untuk masuk kantor 1 jam lebih awal dari jam normal. Syukurnya saya memang tidak ada masalah dengan bangun pagi. Saya sering berpas-pasan dengan bapak-bapak yang pulang dari sholat subuh di mesjid. Berangkat pagi-pagi buta tentu saja ada seramnya. Tapi hampir selalu ada 'hiburan' yang menyertai perjalanan pagi-pagi itu, yang bikin takjub tak terkira.

Saya jadi ketemu dengan hal-hal yang tidak pernah saya lihat jika saya berangkat kantor pada jam normal. Seperti misalnya di hari-hari pertama (saya lupa hari keberapa persisnya) pernah dari atas jembatan Krueng Cut saya takjub dengan julang gunung meruncing segitiga di ufuk timur sana. Saya ga tau itu gunung apa, hehehehe. Tp nampaknya itu juga gunung yang kelihatan ketika kami menjepret purnama+gunung selepas menikmati sunset di kp. Jawa dulu. Walaupun dalam masa masuk pagi itu saya ga pernah ketemu sunrise yang cantik, namun pemandangan gunung itu yang full tanpa tertutup kabut sedikitpun sungguh bikin takjub tak terkira. Anehnya itu hanya terjadi sekali, pada hari-hari setelahnya tidak ada lagi yang begitu.

Dan ketakjuban terakhir terjadi hari Jumat lalu, h-2 pindah kantor. Saya sama sekali ga merencanakan akan menikmati perjalanan di hari-hari terakhir itu seperti apa. Pagi itu saya memang agak telat. Saya menyusuri jalanan keluar dari komplek dengan kecepatan standar. Dan MasyaAllah what i found was very very very melted my heart. Di antara petak sawah kiri-kanan jalan itu, ada purnama penuh menggantung di langit sana, persis di arah jam 2 tanpa perlu saya mendongak tertalu tinggi. Saya tak dapat tidak untuk mengurangi kecepatan. Terasa begitu dekat, di sisi kiri-kanannya ada awan keabuan hendak menyalip, tapi dalam perihal melihat purnama saya sepertinya sering beruntung dan mendapat kesempatan melihat bagian-bagiannya yang paling indah, Allahu Akbar. 

Saya terus melaju, dan sedikit khawatir cuma bisa menikmatinya sampai disitu saja. Tapi ternyata begitu keluar ke jalan Soekarno-Hatta, tampilannya justru tetap indah di arah jam 11, dengan keindahan yang berbeda lagi. Ketakjuban memenuhi hati saya bertubi-tubi. Betapa keindahan ciptaanNya tak tertandingi. Memasuki jalan Mohd.Hasan saya masih berharap melihat sisa-sisa purnama yang sedikit disaput awan ini. Pada tempat-tempat dimana tanah masih kosong, diantara ruko-ruko, saya masih menyempatkan menoleh menikmati sisa-sisa purnama yang hampir ternggelam itu. Pelan-pelan saya tau purnama akan menenggelam. Sapuan awan seperti menariknya lekas ke kaki langit yang tak bertiang itu. Saya tau dia mengantar saya, dan kami pasti akan bertemu lagi dalam keadaan seperti ini, atau mungki lebih indah lagi :) *sohappy Alhamdulillah

Tadi pagi saya sengaja berusaha lebih cepat keluar rumah, purnama masih menggantung di atas sana, karena masih terlalu pagi jadinya malah masih terlalu tinggi :D.

No capture untuk kedua moment berharga ini, hape saya belum ada SDcardnya jadi udh penuh ga bisa utk foto-foto lagi.. namun bagaimanapun lukisannya akan tetap melekat di hati, apalagi rasa syukur karena bisa melihat hal-hal yang luar biasa begini..

Kadang kala bahagia bisa sesederhana ini, yaitu ketika kita tidak berharap berlebihan dan menjalani apapun itu dengan keikhlasan dan kekuatan yang setiap hari kita pintakan kepadaNya.

Semoga kita selalu ingat; apapun hal yang kelihatan buruk tidaklah seburuk yang kita perkirakan. Boleh jadi ini semua adalah bagian dari ijabah doa-doa yang dulu-dulu setiap hari kita panjatkan, boleh jadi ini adalah tingkatan ujian yang belum pernah kita jalani sebelumnya, boleh jadi ini adalah caraNya untuk membuat kita terus memohon dan berharap hanya kepadaNya, menjadi semakin dekat kepadaNya. Aamiin yaa Rabbal 'alamin.

Well, nice weekend everyone.. :)
Di luar tetiba hujan- semoga menjadi hujan yang baik dan bermanfaat.. terima kasih Ya Allah for these wonderful days, wonderful life..



Rabu, 04 Maret 2015

Barangkali

If someone really meant to know you they will make any way to find you. If they don't, maybe they are making a way for someone elses

It's worship what makes worries taste better. Thats why I keep pray

--

Barangkali orang yang kita tunggu-tunggu itu sudah ada yang menunggu di luar negeri, barangkali..

Selasa, 03 Maret 2015

Makanya Nikah (part 1)

Tadi pagi-pagi ada yang pasang DP kalimat ini di bbm,

-Rejeki itu bukan sekedar uang, bahkan suami yang baik itu rejeki juga dari Allah.
Subhanallah..-

trus iseng aja saya begini;

Buk, buk.. dengerin nih ya, *sy lanjut baca kalimat di gambar itu sampai selesai*

Hening, ga ada komentar, cuma suara printer yang tetap meraung-raung plus keringat yang bercucur satu satu karena memang AC di ruangan yang sudah uzur itu.

Karena ga mendengar komentar apa-apa saya memalingkan wajah ke arah mereka sambil nanya plus yakin bener jawabannya bakal sesuai harapan; iya kan buk..? *terpelongo, nemuin ekspresi mereka datar-datar aja kayak diminta lembur 8 jam sehari.

'Ya ya, kalo itu memang iya sih buk, tapi teutep aja kalo hana peng ya hana berasap lah dapur'

'Yaa, betoi..' *yang satu lagi ikut nimpuk

'Ya kalo baik trus uangnya banyak apalagi ga pelit ya makin bersyukurlah kak' *ini yang komentar malah masih lajang, omaaaaaaak

Trus pernyataan terakhir ini pun disambet koor setuju sampe semaput sama dua yang lain, jadilah DP yang tadi semacam kacang goreng dalam toples yang udh lama dibiarin terbuka, *bayangin aja sendiri gimana.

'Makanya kawen, buk. Biar tau gimana gimana gimananya..'

:| *nohok

..to be continued

Rabu, 25 Februari 2015

Satu 'B'intang

Yaitu cahaya yang hujamnya kecil namun pada beberapa musim selalu ada bahkan tanpa aku ingin menatapnya

Adalah satu terang, yang ku kira, yang kukira telah kurebut pancarnya, telah kudekap pendarnya yang merah-biru di langit itu. Namun agaknya pijarnya bukan bukan untukku

Lewat lah malam lewat tanpa aku perlu me-reka reka tentang harapan yang juga ada di binar terangnya, menyala-nyala seperti binar mata anak kecil yang selalu bahagia

'Cukup aku yang mengagumi, tak perlu sebaliknya'- namun kepada perkara ini nampaknya aku tak dapat begitu

Wahai,
Yang tidak pernah kutemui, tidak pula pernah kusapa dengan suara, tentu aku tak perlu meminta penjelasan ttg bagaimana setiap malam tiba aku terperangkap dalam pantulan terangmu yang ku kira untukku.

--

Feb 25, 15
Menjelang Magrib
Konyol rasanya dengan perasaan ini, lucu, cuma nyeseknya lumayun karena -mungkin- ga sesuai harapan. Baik, nampaknya saya harus banyak2 ngaca biar ngarepnya ga ketinggian. Kenyataan kadang memang bisa bikin ga nafsu makan kan ya? Y mana seharusnya malah bagus, hehehe

Well, hari ini hari pertama PK saya, jadi anggap aja postingan ini semacam iklan y lewat begitu saja. Mari melanjutkan PK, galaunya masih sampai akhir Maret, hehehe (tetap 'hehehe' walaupun sebenarnya mau nangis darah :().. lets make more busy days :) *itu senyum penuh kesakitan :p

Jangan lupa menyebut namaNya sebelum memulai setiap aktivitas ya guys, :) it really makes days felt better :)

@sent from my Cyrus

Sabtu, 14 Februari 2015

Duhai Pelipur Hati

Hanya dengan mengingatiMu hati menjadi tenang. Hanya dengan berbisik kepadaMu dalam doa-doa hati menjadi lapang. Jika bukan kepada Engkau, kepada siapa lagi akan kami hibakan gundah hati. Tentang hal-hal yang tiada kami pahami namun itu harus tetap terjadi, sungguh kami percaya ada rahasia yang telah Engkau tulis demi makna-makna yang akan kami kutip jika kami bersabar atasnya. Mengenai keniscayaan yang tiada dapat kami tolak kami memohon kekuatan untuk menerima keterjadiannya.

Tiada tempat sebaik-baik aduan, hanya Engkau duhai yang Maha Menguasai hati, melipur berai harapan yang terserak, memberi keyakinan untuk meneruskan langkah pada hari-hari yang tidak mudah untuk diselesaikan, memulakan pagi kami dengan harap-cemas yang kami gantungkan hanya kepadaMu, hanya kepadaMu.

Untuk semua hal yang tidak kami utarakan sungguh Enkau Maha Mengetahui isi hati.

Subhanallah wa bihamdihi..
Ampuni kami yang selalu menghitung penghambaan kepadaMu sedangkan nikmatMu memenuhi jiwa dan raga kami.

----

Lampeunerut, Feb 14 2015, 11;25
What a hard week
Gd night, nice weekend everyone.. :)

Minggu, 08 Februari 2015

Asal jangan panggil 'Buk' aja..

Sebenarnya kejadian inspiratif ini sudah agak lama terjadi. Yaitu tidak lama setelah lebaran haji lalu. Ketika itu saya kebetulan menumpang di rumah Dani. Sebenarnya awalnya Dani yang mau menumpang di rumah saya karena kakaknya workshop keluar sebulanan lebih. Tapi berhubung pas lebaran kedua Idul Adha sepulang dari kantor saya menemukan genangan banjir di dapur berubahlah rencana kami jadi minggat ke rumah Dani, belum lagi waktu itu saya juga sendirian di rumah karena Kak Atik dan Ima belum balik dari kampung.

Dalam masa-masa saya menginap di rumah Dani ini, ada kala selepas makan Sate Matang di Peunayong kami kadang mampir kemana-mana sekedar cuci mata atau kadang memang ada yang dicari-cari. Salah satu tempat yang sering kami samperin adalah ET, toko pakaian dalam paling TOP se-Banda Aceh. Walaupun yang dicari cuma kaos kaki atau baju manset, tapi tetap aja sekampung ET disamperin dulu sampe akhirnya tiba pada rak barang yang dicari.

Ketika perburuan sudah selesai, kami pun sama-sama mengantri di kasir dalam antrian yang kebetulan malam itu ‘maha panjang’. Kami pun saling intip-mengintip hasil buruan masing-masing. Walaupun pas masuk bareng tapi kalo udah sampe di dalam pasti sibuk nyari barang keperluan masing-masing. Walaupun kadang ga beneran nyari sih, cuma cuci mata doang, ahahaha. Topik pun berkisar antara beli apa, warna apa, eh murah ya, wah gpp ambil aja, widih cakep ya?!, sampe soal bawa uang cash atau enggak udah selesai di bahas di antrian itu tapi antriannya masih panjang juga. Maka sampailah kami pada bahasan ini, yang sebenarnya karena sudah agak lama detailnya tidak persis juga begini.

Saya : Eh Dan, tau ga? Tadi kan, adek-adek yang jaga itu, masa panggil wis ‘Buk’ sih, ahihihi..? (dengan mimiki heran, meringis, cengengesan, dicampur miris, dan dahi berkerut sulit menerima)
Dani : oya? Aih ga sopan, ahahaha. Kenapa ga kau tunjukkan tanganmu Wis, biar dia liat ini tangannya anak gadis masih mulus cling, bukan tangannya emak-emak. Etapi..
Saya : haha, itu lah Dan, Wis sampe sempat shock walaupun cuma sepersekian detik, Wis tengokin dia tanpa bisa ngomong apa-apa, cuma a-e a-e aja, pengennya wis nampakin tangan kan ya, tapi takutnya malah dia panggil “Miwa” ntar..  ahihihi.
Dani : ahihihihi, bener juga yak.

Kami pun menahan tawa dalam antrian yang masih panjang itu. Kami berhenti meringis. Saya pikir udah selesai sampai di situ.

Dani : Bisa juga sih Wis, pura-pura marah trus nampakin kaki, tapi kan.. heuhe, khawatir.. heuheu, khawatir dia malah panggil “Pakwa” ntar, heuheueheu.
Saya : heuheu.. heuheu.. heuheu. Kalo sampe buka kaos kaki trus kasi nampakin jempol bisa-bisa dipanggil “Abuwa” kali ya?! Ahihihihi.. heuheuheuheu.
Dani : Ahahahaha, heuheuheuhe..

Dan seterusnya, percakapan itu berlangsung sampai tersisa dua-tiga orang menuju kasir. Percakapan yang ketika sampai di rumah dan kami ulang-ulang ingat bikin lebih terpingkal-pingkal lagi karena perumpamaannya jadi semakin panjang dan aneh, hahahaha.

Begitulah, bahasan soal ‘dipanggil Buk’ ini sebenarnya sudah beberapa kali saya omongin dengan Dani. Dani beberapa kali curcol kalau dia suka ngenes sebenarnya kalo pas ke kantin kantor atau ke pasar dipanggil ‘Buk’, rasanya jadi langsung drop kepede-an dan jadi pengen langsung ngaca sambil terus kepikiran ini beneran kah muka udah ‘se-ibuk-ibuk itu’. Tapi karena itu sudah sering terjadi, dan pula saya juga mengalami, dan ternyata banyak juga yang begitu, akhirnya di akhir curcolan soalan ga penting ini kami pun mencoba menerima bahwa dalam pandangan sebagian orang kami memang pantas dipanggil ibu-ibu, bahwa kadang panggilan ‘Buk’ itu sebenarnya karena menghormati aja, atau karena mereka ga terlalu peka dan tidak bisa menemukan ke-imutan dalam rona wajah kami ini. Akhirnya dengan susah payah kami pun menerima hal ini, bahwa kami layak dipanggil ‘Buk’..

Tapi saya pernah juga mengalami kejadian sebaliknya. Waktu itu saya temeni ibu-ibu di kantor nyari bakal baju untuk acara gathering. Ketika semua sudah selesai kami keganjenan mampir di stand kosmetik. Si Ibu (yang cuma beda 3-4 tahun dengan saya) katanya mau nyari blush on n maskara, ya sudah saya ikut aja, toh cuma nemeni. Kami masih beberapa langkah lagi dari stand kosmetik tapi spg-spg kosmetiknya udah ribut berebut kami untuk mampir di stand mereka (berasa banyak yang ngefans kalo begini, hahaha). Di awal-awal saya lupa spg-nya manggil kita apa, tapi di akhir-akhir saya ingat dia panggil kita ‘Dek’, akakakakaka, walaupun panggilan ini sedikit menyejukkan karena menunjukkan ke-imut-an tapi tetap saja jauh di lubuk hati paling dalam saya merasa geli segeli-geli-nya, ahihihihi. Tapi saya tidak protes dan menerima saja dipanggil ‘Dek’, karena itu jarang terjadi maka harus benar-benar dinikmati untuk dikenang, hihihi. Sambil si Ibu temen saya itu terus nanya macem-macem mulai dari cara pake sampe minta kurang setengah harga (dasar emak-emak ya emang begini kalo belanja?!) saya memperhatikan dan sekali-kali menimpali si spg yang kalau dihitung-hitung usianya masih di bawah dua puluh lima, hanya saja make-up-nya serba tebal dengan bulu mata yang kelihatannya udah di-maskara-in semalaman. Kulit wajahnya alus banget sampe ga ada satu pori-pori pun keliatan apalagi kalo cuma keringat dan bekas jerawat, saya ga menemukannya setitik pun, keren deh pokoknya itu muka persis porselin.

Si adek-adek spg tadi sebenarnya udah mantap banget panggil  kita ‘dek’, secara dia tau bener kalau perempuan kan memang senang banget kalau diasumsikan lebih muda dari usianya yang sebenarnya. Nampaknya  itu cuma taktik dia aja bikin calon pelanggan senang duluan supaya makin melambung dan pada akhirnya jadi beli kosmetiknya. Cuma kan sebenarnya ga perlu segitunya juga kali ya, mestinya diukur-ukur juga lah, masa udah nyakwa-nyakwa masih dipanggil ‘dek’ kan geli kita dengarnya, hihihihi.

Well, begitulah perempuan ini memang kadang agak menyusahkan ya?! Dipanggil ‘buk’, marah. Dipanggil ‘dek’, malah merasa itu pitnah, hihihihi. Begitulah maha repotnya, hadeuuuh.

---

Hari Minggu, lagi di rumah, nungguin ba’da ashar mau ke Mie Saleh bareng Hera & kak Atik..
What a sunny Sunday..

Rabu, 28 Januari 2015

Happines is Everywhere


Ada banyak berita membahagiakan di penghujung tahun 2014 lalu bahkan hingga sekarang ini. Sebenarnya kalo mau dicatet sih sepanjang tahun juga banyak hal menggembirakan yang bahkan mungkin luput kita syukuri.

Tahun lalu di tutup dengan manis oleh reunion dengan temen-temen Antero. Walopun ga semua hadir namun berita soal Antero bakal mengudara lagi dari tengah kota cukup bikin bahagia. 


Berita baik berikutnya adalah akad nikah temen-temen kuliah. Ada dua temen kuliah yang akad bulan ini yaitu Rahmi dan Rini, barakallah untuk mereka dan pasangannya.


Berita soal lulus CPNS –nya Feizia dan Isyana. Dani yang udah ganti gadget. Soal kepastian hasil diagnosa Mamak Kak Atik (syukur Alhamdulillah tidak seperti yang dikhawatirkan). Hera juga yang bakalan ulang tahun di akhir Januari ini, yeee selamat menjelang ulang tahun Hera Ariyanti :D (momen ulang tahun senantiasa menjadi momen yang ‘kita inginkan bahagia’ bukan? Semoga berkah terus usiannya ya Tetiting Hera).

Soal temen kuliah saya Yulia yang sekarang sedang bisnis rumahan Frozen Food. Sukses ya Liaa.. :). Pak Cik yang sukses nurunin berat badan (plus embel-embel kolestrol asam urat dan jantung) setelah mau saya paksa minum Herbalife (so happy to know the lattest news bout him).







 Yanti (staf kantor) yang positif hamil anak kedua. Mirna (telemarketing kantor) yang udah mau nikah. Penentuan tanggal pindah ke gudang baru juga salah satu yang udah lama ditunggu dan bikin deg-deg-an. Gimana engga, setelah maju mundur beberapa kali (udah kayak Syarhini aja), akhirnya ketemu juga tanggal yang pas. Well, bakalan ganti rute dari sebelumnya Lampeunerut-Krueng Cut bakal Lampeunerut-Blang Bintang, dan tentu saja bisa berubah lagi kalo saya tiba-tiba tahun depan pindah kos lagi, hihihihi. 

Ada beberapa kabar dari rumah yang juga bikin hati jadi adem, Alhamdulillah. Salah satunya soal gebrakan Mamak di beberapa bulan kedepan. Semoga terlaksana dengan lancar dan berkah, aamin. Hal ini justru lebih membahagian dan menyedot perhatian saya lebih besar ketimbang kabar-kabar lain dari rumah. Selama dua mingguan ini Mamak bolak-balik telp sekedar memberitakan perkembangannya. Im glad to find her happines. Sebenarnya sudah lama hal ini kita sarankan Mamak untuk menjalankannya tapi baru dikerjakan sekarang setelah Mamak juga dapat support besar dari teman-teman di kantornya. Nanti kalo sudah waktunya pasti diceritain apa gerangan ini..

Tidak ada hal yang lebih membahagiakan dari pada melihat orang-orang yang kita sayangi dalam keadaan bahagia, ya kan? Banyak hal kecil yang sebenarnya luput kita syukuri. Kadang kita terlalu lebai memaknai kecewa dalam kesedihan yang berlarut-larut dan jadi kasat mata akan banyak nikmat dan kemudahan yang sudah Allah limpahkan kepada kita.

Jangan lupa tetap bersyukur yaa :)

------ 
Sungguh tulisan ini terasa amat garing dan seperti ditulis tergesa-gesa ya? Iya :|

 
 

Minggu, 18 Januari 2015

Perempuan Sebaiknya Memang Ga Keluar Malam, apalagi Sendirian

Awalnya saya enggan untuk menulis tentang usaha pelecehan ini di blog. Tapi nampaknya traumanya justru semakin memburuk. Memang hal itu tidak sempat terjadi, tapi tetap masih begitu membekas di pikiran saya.

Jadi sore itu sepulang kantor saya ke kos Nadia, mau jemput dia dan anterin dia ke berobat. Tapi ternyata Nadia-nya malah sore itu ada janji konsul mendadak. Setengah jam setelah adzan Isya barulah Nadia tiba di kos. Tak lama kami pun berangkat. Singkat cerita, setelah urusan saya dengan Nadia selesai plus makan bareng dan anterin dia pulang, saya pun pulang menuju kos saya yang sebenarnya masih di kawasan yang tidak jauh dari situ. Karena waktu itu sudah pukul sepuluh lebih saya memilih pulang melalui jalan protokol untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan. 

Sebelum memasuki kawasan perumahan, ada jalan kecil namun sudah mulus beraspal yang di sisi kiri-kanannya penuh persawahan. Jalanan ini tidak terlalu panjang, ada satu dua rumah yang berjauhan di sepanjangnya, ada bangunan sekolah dasar tidak jauh setelah kita memasukinya. Pada pagi hari saya selalu sangat menikmati jalanan ini, jika hari sedang cerah kita bisa melihat matahari menyiram pepadi (yang sekarang sedang hijau-hijaunya).

Malam itu, sekitar pukul sepuluh lebih lima belas. Saya memasuki jalanan kecil, sepi, gelap, dan tidak panjang itu tanpa perasaan takut. Namun karena ini sudah agak malam sejak dari awal saya lebih mawas dengan kendaraan yang muncul tenggelam di spion saya. Saat itu saya berada sepertiga jalanan, tetiba ada motor masuk dari ke jalan yang sama. Jalannya tidak beraturan, terlihat dari lampu depan yang menyorot kadang ke kiri dan ke kanan. Pengendara nya tidak memakai helm. Karena jalanan cukup sepi malam itu, entah bagaimana saya mulai agak sigap. Saya tetap memantau dari spion dengan kecepatan motor standar (kecepatan motor saya paling kencang hanya 60 atau 65, jarang sekali 70). Saya agak sedikit mengangkat siku, saya lupa kengerian apa yang saya pikirkan waktu itu hingga saya mengangkat siku sepereti orang yang hendak menyikut. Dari spion terlihat motor di belakang makin nyerempet ke kiri, ke arah saya, sedangkan jalanan sepi yang mana seharusnya motor tersebut tetap dapat berada di jalurnya. Dan dalam hitungan detik tiba-tiba saya merasa ada yang menyentuh bagian atas jaket saya dan seketika saya kibas, saya berteriak. Ya Allah, sepersekian detik nafas saya seperti terhenti. Motor masih melaju dengan kecepatan sama setelah agak oleng sebentar. Saya berusaha mengejar walaupun sebenarnya ga niat, tapi entah kenapa saya mempercepat laju motor saya seperti hendak mengejar. Pengendara motor yang mulai melesat kedepan itu sempat melihat ke belakang, tapi saya sama sekali tidak hafal dengan wajah dan motor, bahkan bunyi derum motornya pun saya tidak ingat jika saya berusaha mengingat-ingatnya sekarang.

Begitu sampai di rumah, saya merasa biasa saja. Saya pikir memang sama sekali tidak membekaskan apa pun pada saya. Namun esok paginya, ketika saya keluar pagi-pagi berangkat ke kantor seperti biasa, semua laki-laki bermotor tanpa helm yang saya temui jadi menakutkan buat saya, pfff!

Dan sekarang semuanya terasa lebih menyeramkan, tidak hanya malam- bahkan pada siang hari sepi ketika di belakang saya ada pengendara motor laki-laki saya jadi ketakutan sendiri dan langsung minggir lebih kiri. Bahkan tadi ketika saya menjemput londrian, sepanjang jalan Mohd Hasan yang tidak sepi itu pun saya ketakutan sendiri. Ada pengendara laki-laki membonceng kawannya, dan kebetulan mereka tidak berhelm, saya lewati dengan kecepatan kencang, dan saya mengurangi kecepatan di tempat ramai, tidak lama serasa ada yang menyusul di belakang dengan kecepatan biasa, ternyata itu pengendara yang tadi, saya kaget dan spontan menyingkir lebih ke kiri, lelaki yang dibonceng itu sampai-sampai menertawai saya, tapi saya ga peduli.

Rasanya sangat tidak enak mengendarai motor sambil ketakutan begitu. Memang baiknya perempuan itu tidak pulang malam kan ya? :( tapi itu pun untuk alasan yang tidak direncanakan begitu. Tadi pun pas ambil londrian saya sampe kesel sendiri kenapa ga diambil sore-sore aja, worst!

Well, lebih berhati-hati ya jika harus keluar malam sendirian, di tempat yang kelihatan dan kedengaran paling aman sekalipun. Di tempat ramai saja orang berani berbuat yang aneh-aneh, apalagi di tempat sepi dan gelap. Jika tidak terlalu mendesak sebaiknya tunda sampai besok pagi saja. Jaga diri ya Gals..

Good night sleep tight..

Jumat, 16 Januari 2015

Hiburan di tempat senam

Agak shock pas kebetulan saya nganterin Nadia ke apotik trus ada timbangan trus saya iseng-iseng nimbang dan ternyata, dan ternyata berat badan saya segitu-gitu aja :(. Setelah sekian minggu senam koq ga ada pengaruhnya ya? 

Hari-hari setelah menimbang itu saya tetap senam seperti biasa. Di tempat saya senam kita bisa datang tiap hari asalkan jadwal senamnya ada kita bisa ikutan, kita juga bebas kalo sekalian mau nge-gym kapan aja. Saya pas daftar sendirian, nekat aja karena pengen banget olahraga siapa tahu bisa sekalian turunin berat badan. Beberapa hari setelah saya daftar saya ketemu dengan seorang kakak yang baru masuk lagi setelah sekian lama ga senam. Di awal-awal sempat stress karena langsung ketemu dengan instruktur yang gerakan senamnya banyakan gerakan dance dari pada aerobiknya, hahaha. Di hari-hari pertama itu bukannya relaks malah kalo pulang senam bawaanya seperti prajurit kalah perang karena kesel ga bisa ngikutin gerakan-gerakannya dengan lancar. Baru pada pertemuan kesekian saya ketemu dengan instruktur yang lebih fokus ke gerakan aerobiknya. Maklumlah, sebagai pemula yang badannya ga ada lemah gemulai ini agak susah ngikutin gerakan-gerakan dance yang berubah-ubah itu. Kadang suka salut lihat peserta-peserta lain yang begitu gampangnya ngikutin gerakan dance itu. Eh belakangan baru tahu mereka itu rata-rata udah 2-3 tahun senam di situ. Hehehe, lega deh :P

Beberapa minggu setelah daftar, saya mulai ga bisa rutin untuk ikut setiap hari karena ada aja yang bikin ga bisa pulang kantor on time. Setiap sore ada 3 sesi yang bisa kita ikuti, pukul 16.00 s/d 17.00, 17.00 s/d 18.00, dan 18.00 s/d 19.00. Rencana awalnya saya mau rutin di jadwal 17.00 s/d18.00. Jika sedang libur sholat saya ambil sampai jam 19. Pernah dalam dua minggu saya hanya cuma bisa ikutan 1 sesi tok! Itu adalah hal kedua yang bikin frustasi (hihihi, lebai banget sampe frustasi :P). Saking bete-nya saya sampai download video-video senam di youtube, dengan harapan kalau pun ga sempat kesana setidaknya masih bisa senam sendiri di rumah. Tapi tentu saja itu tidak terjadi. Yang ada pulang-pulang usai mandi, isya, langsung drop di kasur, sambil tak lupa sebelumnya update status di twitter “good night sleep tigh” ditambah embel gambar-gambar ga jelas kadang-kadang, haha.

Hingga beberapa hari lalu saya ketemu dengan kakak yang itu tadi. Kami jarang ketemu karena kakak itu hanya ambil kelas Selasa-Kamis-Sabtu sesuai dengan jadwal gym sang suami. Sedangkan saya, saya sih pengennya tiap hari, tapi setelah dihitung-hitung paling banyak saya Cuma bisa 4 hari seminggu :(, itu pun cuma satu jam, itu pun dengan gerakan-gerakan seadanya. Ketemuan kami yang terakhir kemarin kebetulan instrukturnya lebih dominan ke dance. Saya? Sudah tak ambil pusing sesuai atau enggak gerakan sama yang di depan, yang penting asal goyang aja hahahahaha. Yang penting berkeringat :D. Pas ganti sesi ke instruktur berikutnya, saya sempat ngobrol sama kakak itu soal kami yang ga rutin tiap hari, soal kecapek-an dan pas di tempat senam ngos-ngos-an, soal lain-lain yang lumrah diomongin perempuan, sampai kami tiba pada percapakan ini :

Kakak itu : Wis ikut lagi sesi abis ini ya?
Saya : Iya kak, lagi libur sholat soalnya
Kakak itu : Oo, iya iya.
Hening
Kakak : Susah ya tadi gerakannya, Wis?
Saya : Iya Kak *nyengir*. Ga biasanya ya kakak itu banyak dancenya.
Kakak itu : Iya. Kak Suci mana da, pas udah ga bisa ngikutin Kak Suci diam aja bengong tengokin orang, hahaha
Saya : haha, sama Wis juga kak. Bengkok rambut kita kalo dipaksa ngikutin, hihihi.
Kakak : Tu laaa makanya, tadi Kak Suci banyak diam ga ngapa-ngapain, udah bingung ga tau lagi ngikutinnya, haha
Saya : Haha, iya kak, sama, Wis juga. Eh btw, kakak turun ga berat badannya?
Kakak itu : Enggak kayaknya Wis. Kalo ngarepin turun malah kecewa nanti, yang penting keringatan aja lah *nyengir dengan kening berkerut abis harapan turun berat badan*
Saya : Iya kak ya, Wis juga belum turun-turun nih. Masih segini-gini aja *nyengir dengan bibir monyong udah pasrah karena gerakannya susah badan ga kurus-kurus*
Kakak itu : Yang penting udah olah raga aja udah, ya kan
Saya : Iya kak, bener *lebih ke pembenaran sih sebenarnya :|

Obrolan dengan Kak Suci itu menuntaskan galau nomor tiga, yaitu berat badan yang ga turun-turun juga. Obrolan yang barangkali terkesan masa bodo dan ga optimis ini justru bikin relaks dan bikin saya lebih realistis soal nurunin berat badan ini. Gimana mau turun kalo exercise-nya ga rutin. Gimana mau turun kalo minum air putihnya ga diminimalin 2liter sehari. Gimana mau turun kalo laci masih penuh dengan camilan belum lagi kalo ada godaan snack sore mie sebelah kantor. Maka saya realistis, sungguh harapan saya agaknya sulit terwujud jika dosa-dosa perihal makanan itu masih saya kerjakan.

Oya, setelah sekian lama ketemuan sama kakak itu di tempat senam, baru kemarin saya ingat lagi kalo namanya Kak Suci, hahahaha. Padahal pas pertama kali ketemu kami udah kenalan, hihihi. Syukur pas obrolan terakhir kakak itu menyebut-nyebut namanya lagi.

Sebenarnya tidak banyak yang mau diturunkan dari berat badan saya, cuma 5kiloan aja. Tapi mungkin karena caranya salah yah ga turun-turun. But eniwei, walaupun ga merakasan ada penurunan berat badan namun rasanya lebih enakan karena udah rutin berkeringat. Pada hari-hari drop memang terasa lebih melelahkan, apalagi kalo seharian itu kurang minum dan malamnya kurang tidur. Saya berencana pindah tempat ke Lampineung, karena jarak dari Krueng Cut ke Neusu terasa agak jauh, apalagi kalo keluar kantornya mepet-mepet sama jam PNS keluar, macet.

Well, sampai ketemu lagi kak Suci.. :)

Jumat, Jan 16 2014

Nb:
Olah raga yang disertai dengan tidur dan minum air cukup bikin kita kelihatan lebih fresh. Ingat juga, tubuh ini adalah anugrah yang harus kita syukuri dengan dengan menjaga sehatnya. Tentu saja bukan hanya olahraga tapi juga makanan yang sehat, atau setidaknya kurangi makanan-makanan yang hanya sekedar nge-junk di dalam badan. Dengan tubuh yang bugar lebih mudah untuk menjalani hari-hari dengan rutinitas yang kadang terasa melelahkan dan tentu saja membosankan. Setidaknya begitu pulang dari rutinitas itu kita masih sempat mandi, isya (ini tentu saja wajib), dan ngaji-ngaji dulu sebelum jleb ke kasur. Sebenarnya ini lebih ke ceramah untuk diri sendiri sih, :(.


Kamis, 15 Januari 2015

Hening

Hening.

+ Jadi gimana, Wis, yang kemarin?
Hening.
+ Em, seperti yang Wis omongin malam itu, Yat. Belum berubah.
- Tapi kan Wis, 
+ Ga semua proses harus berakhir dengan 'iya' kan, Yat?
- Iya benar, Wis
Hening
- Tapi setidaknya walaupun Wis bilang enggak, usahakan Wis bilangnya setelah Wis istikharah dulu ya..
Hening.
+ Iya, Yat. Wis paham..
Hening.
Hening.
Hening.
...