yang bisa kulakukan hanya:
menghapus 1-1 cita yang pernah kita tulis
menyembunyikan berai,
karena dunia sudah tak perlu lagi tau tentang semua
mengayun langkah langkah, sambil terus menekan pijakan
supaya aku terus ingat; bahwa aku harus terus hidup
menambal nambal hati dengan apa yang dapat ku beri,
seperti apa yang pernah ku beri untukmu
mengingat ingat hal baik yang engkau ajarkan kepadaku
sambil terus mengelupas marah yang menjelagai diriku
karena khilaf khilaf kita yang sulit kumaafkan
hari hari sulit ini, percayalah, pasti akan berlalu
ku katakan ini kepadamu- untuk diriku
sekalipun menunggu adalah pekerjaan paling sederhana
ternyata aku juga tak sanggup melakukannya
padahal waktu waktu terus berlalu
tanpa kusadari pun aku masih tergugu
bukan aku yang setia itu
hanya aku tidak mengerti-
cara mengenyahkan dirimu dari diriku,
diriku dari dirimu
sungguh aku tak ingin lagi percaya
tapi hati ini yang terus mengimaninya
ku katakan bahwa aku tak dapat setia
tapi bagaimana mungkin aku ingkar
jika waktu terus menemaniku
lagi, ku usap
(tanpa perlu kukatakan lagi kepadamu
bahwa aku terluka, dan menangis)
dan biar semua mengalir saja
bagaimana pun, aku tak dapat mengungguli waktu
untuk setianya kepadamu, kepada kita,
kepada semua yang ingin kita lupakan
nanti, 10 tahun lagi-
mungkin, waktu akan membayar separuhnya,
atau mungkin juga semuanya
----------
15112010
Rabu, 17 November 2010
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
sejak pertama singgah di sini, saya jatuh suka pada cara Wies memilih kata. Suka ^^
BalasHapusmungkin karena kita sama-sama mellow, ya? :D
alhamdulillah.. :') terharu wis baca komennya
BalasHapusiya za, wis suka puisi, betul-banyak yang melo
malah blog ini mau dikhususkan tuk puisi2 wis ni.. hehehe
oya, maaf, semlam wis ketiduran.. :(