Chocolate Covered Sesame Balls

Jumat, 21 Desember 2012

Supplication

Tuhan, ajari kami mensyukuri apa-apa yang Engkau anugerahkan kepada kami. Mensyukurinya dengan mengerjakannya sebaik yang kami bisa. Mensyukurinya dengan mempelajarinya seikhlas hati. Mensyukurinya dengan tidak sinis dan tidak sombong atas apa yang sudah ada ini. Mensyukurinya walau terasa berat dipapah kaki. Mensyukurinya walau Engkau pasti sediakan pengganti yang lebih baik, jika kami bersabar dan terus memperbaiki diri.



Tuhan, ampuni kami yang dhalim pada diri sendiri. Sungguh waktu-waktu ini kadang terasa seperti pusingan yang membingungkan dan meresahkan hati. Keadaan yang seperti tak kunjung selesai bagaimanapun kami menyeret hari. Kepungan sikap-sikap tak bersahabat sedangkan kami ini tak mampu sendiri.

Dan bimbinglah kami, sertai kami, kesusahan dan kebahagian kami, kegundahan dan kedamaian hati kami, kesyukuran dan sabar kami. Tanpa rahmatmu, sesungguhnya kami hanyalah hamba-hamba yang dhalim, bahkan pada diri kami sendiri..

Bersamai lah hati-hati kami yang rapuh ini. Yang jika tak mengingatMu maka menjadi meracau dan gamang sedangkan kami tiada menyadari. Sedangkan kami tiada menyadari bahwa lebih dari separuh waktu kami ini barangkali luputkan Engkau dari padanya. Dan ketuklah selalu hati kami, manakala kami terlupa untuk menyerta Engkau dalam setiap bersit niatnya padahal Engkaulah penentu terjadinya.


21 Desember 12 - Beurawe Jambotape.



Hoax semasa Nunggu Report [ga penting]

Di luar hujan mulai merintik, dan pelan menjadi semakin lebat. Padahal tadi pagi jelas-jelas cuaca sama sekali tidak menampakkan tanda-tanda akan hujan sepanjang hari ini. Kenyataannya? Cerah tak selalu berarti tak hujan kan. Hal melegakan lainnya adalah saya lupa bawa mantel, karena udah dua hari mantel di bawa masuk kamar untuk dijemur (kalo jemur diluar takut kena tilang ama bu kos :D), trus pas mau berangkat lupa dimasukkan kembali ke bagasi.

Etapi, itu hujannya udah me-reda, dari dalam sama sekali tidak kedengaran lagi bunyi rintik. Tapi  mungkin di luar masih ada gerimis kecil yang malu-malu, siapa tau :)

Ini saya sedang tunggu report terakhir hari ini. Sebenarnya masih ada beberapa 'to do list' lain yang laik dituntaskan, namun lambung ini menjadi-jadi sebahnya jika saya melihat sekian baris to do list yang di-update tadi pagi itu. Maka saya membenarkan diri, mencari pembenaran dengan keadaan, bahwa bolehlah saya menulis sebaris dua yang, seperti biasa, berserak maknanya dimana-mana.. :(

Oya, saya dan beberapa orang teman berencana ke Sabang dalam beberapa hari ini. Semoga tidak ada halangan yang berarti. Setelah beberapa kali batal karena sulit cocokin jadwal libur dan segerobak alasan lainnya, akhirnya kami menemukan jadwal yang (semoga) tepat ini.

Sebenarnya, saya sedang ga 'in de mut' untuk jalan. Beberapa minggu ke belakang terasa sedikit aneh (peraaan tiap nulis saya ngomong gitu deh :( ). Yah, begitulah orang-orang galau, selalu merasa ada yang aneh dengan hari-harinya, semacam dia aja yang punya hari dan bisa merasa. Semacam dia aja yang bisa gelisah dan susah. Semacam, ga akan berakhir lagi sendu-sendu hari yang kadang terasa berat itu. Semacam, dia aja yang ditimpa kericuhan di dalam hatinya.

Tapi apa boleh buat, rencana untuk jalan untuk kadung rampung, semua udah OK. Tinggal antri beli tiket di pelabuhan Ulee Lheu, mudah-mudahan kami kebagian tiket deng. Soalnya kan itu hari libur dan kejepit yang pastinya buanyak yang mau ikut-ikutan kami ke Sabang. Tuh liat aja tuh, Jazz Festival aja bikinnya dekat-dekat ama jadwal kami kesana.. Heran deh. (kumat bangai-nya).

Oh iya, saya udah pindah kos-an loh. Tanggal 6 Des lalu resmilah saya menempati kos-an baru ini. Berkali lipat jauh dari kantor kalo dibandingin dengan kos-an lama yang kalo dihitung-hitung belum juga starter udah nyampe. Pokoknya, dengan kos-an baru ini, saya puas bisa hujan-hujanan dan panas-panasan di jalan menuju pulang. Puas ngelamun n liat suasana sore kota Banda Aceh selepas jam macet (jam pulang saya kan sedikit lebih telat dari jam orang pulang kantor kebanyakan). Dan saya juga puas dengan keadaan kos-an baru ini pastinya, :) alhamdulillah..

Dua hari lalu sepupu saya yang dinas di 'Sp. 4 Jambotape' kebetulan ke bengkel sebelah kantor. Kebetulan mau jam pulang. Setelah ngomong kesana kemari, dia langsung minta liat STNK saya. Lha? Apa-apaan ini, pikir saya. Adik sepupu koq merazia kakaknya, TEGA! Lalu setelah STNK saya diperiksa, ketawa lah adik saya itu dengan nyengir yang kumat mengejeknya. Katanya: ini pajak kapan mau dibayar, udah denda banyak ini tau.. Huaaaaaaa. Trus katanya lagi: adek aja yang udah mau dua anak ga pikun kek gitu, kakak belum kawin aja pun udah parah kek gini. Jleb.

Kebayang ga sih, pajaknya itu harus di bayar bulan Februari tapi ini udah bulan berapaaaaaa??? Hiks. Hayoo, yang punya kendaraan, brb cek pajaknya.. jangan sampe banyak dendanya yoo.

Eh, itu report yang saya tunggu sudah masuk, hayyuk qt cekidot dulu..

"kadang kala pembelaan diri dan penjelasan itu sama sekali tidak perlu, tidak ada yang benar-benar mau tau.."










Rabu, 07 November 2012

Baris Baru


Bahwa kadang qt tergesa menyudahi kesimpulan dgn titik. Sesal. Tak apa, mulai saja lagi 'baris baru'. #forgiveme

Baris baru yang menduga baik. Baris baru yang manisnya bukan pura-pura. Baris baru yang ikhlas bersinergi. Yang saling menengok dan mengingatkan. Yang dapat saja salah, coret, dan perbaiki, lagi dan perbaiki lagi.

Baris baru yang teratur tapi tak kaku. Yang terbaca apa adanya. Yang menyirat namun tetap indah.

Barangkali kita harus lebih banyak belajar cara membuat kesimpulan yang mengena. Tidak terburu. Bukan karena sinis, apalagi picik. Kesimpulan yang menyudahi segala sesuatu dengan baik. Menyudahi tapi tak mengakhiri.

Atau barangkali kita tak perlu sibuk membuat kesimpulan. Biar baris-baris menyelesaikan dirinya. Barangkali kita hanya perlu menjaga ritme dan rimanya tetap teratur. Sambil terus mengurai huruf-huruf, bukan karena berharap lekas selesaiknya, semata-mata karena itulah yang semestinya dilakukan utk menyelesaikan sebuah paragraf.

Kukira kita sama khawatir akan kembali salah menempatkan tanda titik. Maka mengapa tidak qt ikuti saja jalan cerita y sudah ada ini, sambil terus mengurai yang terbaik, sejauh yang kita mampu..

Mungkin beberapa kali qt menyudahi kesimpulan dengan titik dan kemudian menyesal. Selama hari masih mengantar matahari, sebanyak itu baris baru yang bisa kita pakai untuk terus belajar, memperbaiki, dan terus menyempurnakan..

Semangat! ;)

Jambotape- Nov 7 12, 12:15
Ditulis di note BB, :D

Sent from BlackBerry® on 3

Minggu, 14 Oktober 2012

Selayaknya Kita Bersyukur

Besok sudah Senin lagi.. Saya kalau lagi malas, mumet, ruwet, kadang-kadang suka buka galeri foto-foto anak-anak kurag beruntung ini. Malu rasanya, dalam gelimpangan kemudahan kita masih saja banyak mengeluh dan tidak bersyukur.. terlepas mereka ini suruhan, terlepas mereka ini terkondisi karena ketidakpedulian negara (dan kita adalah bagian di dalamnya), mereka ini hanya anak-anak yang tidak tau apa-apa. 






























what do you think? are you poor enough to complain your everyday life..?? they do but maybe they even dont know to complain it...

Selamat hari Senin, semoga menjadi minggu yang barakah, amiin.

Gambar: berbagai sumber.

Rendezvous


Akan ada saat dimana aku ingin mengunjungi kembali, tempat-tempat yang pernah kusinggahi, apakah itu dengan berjalan kaki, bersamamu, sendiri, atau sekedar lewat sambil berkendara. Yaitu tempat-tempat yang dulunya hampir setiap hari aku lewati. Yaitu pinggiran jalan yang dulunya terus kusisiri, dengan pikiran kosong atau penuh, dengan mata yang nyalang atau tak bergeming oleh angin.

Akan ada saat ketika aku merasa seisi dunia ini begitu telah pikuk padahal aku berada di ruang yang hening tanpa suara, tanpa siapa-siapa. Yaitu tempat-tempat yang menyisakan keping gambar yang tidak terhapus begitu saja, menyeracau di dalam kepala, memaksa-maksa kehadiranku sekalipun tanpamu.

Yaitu saat-saat, waktu-waktu sore tak lagi cukup melegakan dan tak lagi menentramkan bagi setumpuk aktifitas seharian yang memenatkan. Saat-saat kamar tidur tak lagi menyambut hangat bagaimanapun aku merindukan indahnya rebahan dan lelapnya tidur tanpa memejam mata.

Pada wajah-wajah yang kita kenal, tepi jalanan berdebu, percik ombak yang gemericik, perjalanan pulang yang tidak ingin kita akhiri, dan kelelahan yang melegakan, aku rindu semua itu.



Akan ada saat ketika aku ingin bepergian, kesana lagi, tidak dengan siapa-siapa, tapi hanya denganmu- diriku.

-------

Kp. Laksana- Oktober 14, 2012. Rendezvous

Jumat, 20 Juli 2012

Intro Ramadhan Tahun Ini


2:19
Dear Diary, mengapa saya belum tidur selarut ini? Tidak tau. Tepatnya sih pura-pura ga tau. Saya baru saja menghabiskan sisa setengah cangkir cappucino yang bikin ga tidur itu, ternyata semakin jarang diminum kopi itu justru bikin semakin sulit untuk tidur. Setengah cangkir sebelumnya sudah saya minum beberapa jam yang lalu.

Tadinya sih mau pegang side job yang baru kuterima itu. Setelah kirim dua, jadi semangat untuk ngerjain yang berikutnya. Bahan-bahannya udah kusimpan, tinggal baca ulang dan re-write ajah. Alhamdullillah, dua pekerjaan pertama diterima dan well done menurut saya karena sebelumnya saya memang belum pernah ngerja-in yang semacam itu. Emm, apakah ituuuu..?  hmm, kasi tau gak yaaaahh.. *blinkblink* [mentel :P].

Side job?? Ah, ga juga sih sebenarnya. Saya sendiri bingung mau nyebutnya apa. Tapi yang pasti saya bela-bela-in ngerjain ini supaya saya bisa terus nulis, karena kalo ada keharusan untuk terus nulis kan kita itu berarti akan ada keharusan untuk semakin banyak membaca kan ya? Iya. 8 jam seharian di ruang tertutup menyelesaikan rutinitas yang itu-itu saja barangkali akan bikin kita semakin ahli dalam hal yang sebelumnya mungkin tidak pernah kita kerjakan. Tapi sungguhpun saya sangat menikmatinya, tetap aja ada kejahilan dalam jiwa ini untuk tetap mengerjakan apa yang menjadi passion diri inih [halllagh, :D].

Yaaa, kamu tau kan dari zaman sebelum saya lahir [lho? :D] saya itu udah pengen banget bisa terus nulis, walopun yang saya tulis itu ntah hapa-hapa yang tiada seberapa mana dan tak pula layak dibaca, tak apa lah ya, hehehe- itu adalah cara saya untuk terus belajar dalam bidang ini. Pengen bisa nulis feature, advetorial, script, dan yang sejenis-jenis itulah pokoknya.. Karena itu adalah salah satu pekerjaan yang dapat terus saya lakukan hingga nanti tanpa perlu ngantor dimana-mana, alias bisa dikerjakan dimana saja. Yup! Ini adalah salah satu perbekalan saya menuju kesana, amiin, J

Iya sih, banyak hal yang bisa dikerjakan perempuan untuk bisa work from home, menjahit, merajut, bisnis kuliner, dan masih banyak lagi lah skill yang bisa dipelajari dari sekarang untuk ‘nanti’. Dan demikian pula kengileran meleleh dari pikiran saya setiap melihat mesin jahit yang menganggur di gudang ibu kos saya dan juga di rumah saya yang di kampung itu. Dan demikian juga kegemesan saya setiap saya mendapati bahwa kompor pun saya tidak punya untuk sekedar merebus air [eh? Sekarang kan udah ada dispenser kaleee, Wiss..? K]. Bahkan lebih parah dari itu, untuk sekedar menyempatkan diri supaya bisa terus memperbaiki ketrampilan saya dalam hal masak-memasak [hemm, lebih tepatnya sih menggosongkan makanan, hihihi] bahkan itu pun saya tidak ada waktu, sigh!. Sekedar menguatkan diri sendiri untuk bisa meneruskan apa yang ibu sudah punya itu, itu pun saya tidak sanggup, double sigh =_=.

Saya ga mau bikin berantem antara passion saya dengan jumlah waktu menurut saya tidak banyak itu. Sudahlah, apa yang bisa saya kerjakan sekarang, kerjakans aja dulu. Sambil terus memelihara harapan-harapan, pelan-pelan membuat outline-outline yang lebih rinci [outline?? tinggi kali bahasanya wak! Hiii].
 
Yang mau saya bilang adalah, selamanya kita tidak bisa mengubur dan memadamkan lentera hati yang sudah kita punya itu.. Kemana pun saya pergi, pekerjaan apa pun yang saya lakukan, siapa pun orang-orang baru yang kemudian saya temui, view apa pun yang saya lihat di tempat-tempat yang berbeda, lentera hati saya tetap akan membisikkan hal yang sama.

Lentera hati itu kadang semacam takdir ya, kita menghindarinya- tapi boleh jadi kita akan tetap menemuinya pada jalan yang lain.

Pembicaraan tentangnya bagi saya adalah perumpamaan air bagi ikan, memberi penghidupan.

2:50
Beberapa waktu lalu, teman saya mengundang untuk hadir pada sebuah presentasi makanan kesehatan [saya ga akan sebut dulu mereknya, nanti lah ya, kita cerita-cerita.. :D]. Jujur saya tertarik, misinya bagus, produknya juga saya yakin bagus, dan yang paling bagus adalah sudah ada label halal MUI-nya. Iya, saya akhirnya gabung jadi salah satu dari mereka. Waktu nulis tulisan ini, saya sendiri dalam proses detoks, dan ternyata proses detoks itu pedih jendral!! :’(. Dan diam-diam saya masih minum cappucino, hehehehehe..

Dan saya juga menemukan passion saya di sini, tepatnya sih menemukan kembali..

U know what, kadang selain perasaan gembira yang bertubi-tubi karena menemukan passion itu seperti menemukan kembali sesuatu yang pernah hilang, sebenarnya itu juga bisa menjadi dilema, menjadi sesuatu yang bikin agak sesak hati. Karena saya setelah menjelaskan kepada Ibu soal keseriusan saya tentang produk ini, ibu malah sms saya panjang-panjang, kasi tausiah soal ga perlu side job yang ini itu, cukup ngantor aja dulu. Intinya sih Ibu udah ga percaya kalo saya bisa ngurusin sesuatu yang disebut orang bisnis bin investasi itu. Sejujurny itu sedikit menyisakan sesak jauh dalam hati saya. Tapi ya sudahlah, ya sudahlah biar itu saya simpan dulu di dasar palung sana. Saya tunggu moment, suatu kali nanti pasti akan saya kerjakan serius, dan semoga Allah kasi saya kesempatan supaya bisa buktikan pada Ibu bahwa saya bisa.. amiin.

3:04
Diary, saya udah tua tapi koq masih cengeng n nulis diary gini ya dear..?? L

Udah beberapa minggu ini sulit sekali fokus sama apa yang namanya makanan ruhiiyah itu. Sakit kalo diingat-ingat, tapi memulai merapikannya lagi juga tidak mudah. Jujur, saya khawatir sekali dengan Ramadhan kali ini. Manalagi proses detoks yang sedang saya jalani ini efeknya agak bikin cenat-cenut ga jelas. Pengennya tidur melulu. Banyak ngantuknya. Tapi kata mentornya sih diterusin aja, sambil tambahin satu produk lain untuk nambahin stamina.. mudah-mudahan nanti sejalan dengan bulan puasa jadi lebih baik stamina dan semakin teratur makanan ruhiyahnya juga, amiin ya rabbal ‘alamin.

Kadang saya sampe nanya-nanya dalam hati, ini saya udah makan apa sih, koq mau ngaji aja malas banget jadinya, mau yang lain-lain apa lagii.

3:11
Kadang, saya bertanya dimana saya harus memulai sedangkan saya sudah di pertengahan jalan. Tau ga? Kadang waktu itu berjalan aja tapi lupa saya mengukur apa aja isinya. Kadang habis aja waktu saya itu untuk pekerjaan-pekerjaan yang sibuk itu tapi saya lupa sekedar meniatkan ‘sesuatu’, sekedar memohon agar saya dicukupkan dengan rizki yang halal sehingga saya tidak tergoda pada yang tidak baik. Tiba-tiba aja udah malam lagi, udah pagi lagi, udah duhur lagi, udah magrib lagi, udah starter motor lagi, udah hari sabtu- dan minggu lagi. Udah sekarang, udah Ramadhan lagi..

Ada ketakutan yang tidak saya pahami. Ada hal yang ingin saya kembalikan tapi kadang saya bahkan tidak mengerti bagaimana caranya. Seperti terjebak pada sesuatu, tapi seperti tidak menemukan cara melepaskan diri.

Trus, bagaimana dengan hati yang rusuh karena jatuh cinta itu? J lupakan saja dulu. Syukurlah, semuanya sudah teratasi. Untuk beberapa hal kita harus bisa mengecilkan sumbu-sumbu harapan supaya resiko terbakarnya tidak terlalu besar, iya kan.. J

I thank God for makin me crush in, but i pray the most that i get my self back, my heart back, for Ramadhan- for next better months. I need my self for Ramadhan, i mean it. Namun saya ini tetaplah perempuan biasa yang dapat diterpa galau kapan saja.. di bulan Ramadhan sekalipun [sigh].

Ya Tuhan, jadikan Ramadhan ini bulan yang baik dan bulan yang ‘memperbaiki’ bagi hamba, amiin.

So, selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan yaa. Jika ada kesalahan saya yang menyakiti kita semua, maafkan lah saya yang banyak khilaf ini. Semoga kita semua mendapat keberkahan Ramadhan kali ini, amiin.

Marhaban Ramadhan. Happy Fasting. Allah bless always, amiin.. J


Senin, 02 Juli 2012

bULAN sETengah mATAng


Kadang bulan itu kelihatan sebagai kuning telur pada bulatan mata sapi yang bergoyang-goyang diantara arak-arakan awan yang terus mengalir.

Dari bagian langit mana pun engkau menatap, bulan selalu terlihat istimewa. Tidak hanya ketika engkau sedang jatuh cinta, bulan bahkan menentramkan, seperti tiupan nafas halus halus di atas luka y terbuka, begitu pula bulan meneduhi hati-hati yang kecewa.

Seperti yang pernah ku katakan kepadamu bahwa andai sekali waktu qt dapat bertukar mata, aku juga ingin engkau melihat semua keindahan dari mata ini. Andai aku bisa menyimpan hingga nanti suatu ketika qt dapat menatap ini kembali bersama-sama, sambil bercerita tentang lembar-lembar hari yang telah lewat saja hingga kemudian qt bertemu.

Dari bagian bumi manapun engkau menatap, bulan akan tetap indah. Karena itu aku yakin, pendarnya yang sejujurnya ingin kunikmati sampai pagi ini, masih akan kita temui nanti di saat yang lain. Yaitu ketika rotasinya telah tepat benar mempertemukan aku dan engkau.

Langit malam ini luar biasa cerahnya. Aku belum menemukan titik bintang, namun arakan awan memberi ruang begitu bebas pada bulat terang yang hampir purnama itu bercengkarama bersama semilir angin yang ceria. Terlihat amat sederhana, namun sangat melegakan..

Bagaimanapun aku mengagumi purnama dan ingin menikmatinya sampai pagi, aku tetap harus masuk. Masih banyak yang harus diselesaikan malam ini. Menemukan PR itu masih banyak kukira itu jauh lebih baik ketimbang merasa suntuk dengan rutinitas yang serasa tak habis-habis itu..

8 jam sehari, 7 hari seminggu, semoga Tuhan menunjuki qt semua menjadikannya sebagai waktu-waktu terbaik untuk abdi kita kepadaNya. Jika pekerjaan ini menyita sepertiga bahkan lebih hari-hari kami, maka ajari kami Ya Tuhan menjadikannya ibadah yang tak putus, tak pula sia-sia nilainya (di hadapMu). Kuatkan kami untuk terus menyempurnakan diri, seperti pendar bulan mendekati penuh yang semakin binar cahayanya. Seperti bulan yang menurun harinya, menjadi semakin tunduk kami kepadaMu.. Amiin.


Kp. Laksana, July 2 12, 21:37


Kamis, 28 Juni 2012

What I've Got to Do?


Hei ini sudah hampir penghujung Juni, dan ini adalah tulisan pertama saya di bulan ini. Iya, setelah gabung dengan owner distributor baru, betapa sedikit waktu yang tersisa untuk menulis oret-oret yang tiada penting semacam ini.. tentu saja kadang juga tiada cukup alasan untuk menulis yang semacam ini. Seperti semua berjalan lancar tanpa masalah saja, sebenarnya sih tidak juga begitu, hanya kadang dengan sekedar menghitung mundur sambil mengingat apa-apa yang lewat dan apa-apa yang terlupa untuk disyukuri, termasuk juga apa-apa yang tersalah di hari itu sebelum mata terlelap cukuplah untuk menenangkan jiwa-jiwa yang gelisah. Lalu esok pagi tiba-tiba adzan subuh sudah berkumandang lagi, maka mau tidak mau harus juga bangun raga ini, dipinta-pinta oleh jiwa-jiwa yang haus pada penghambaannya akan Rabbnya..

Dear, mengapa harus pula ada paragraf pertama pembuka yang bahasanya sudah sangat basi itu? Tuhan yang Maha Tau itu telah tau tentang apa-apa yang ingin saya katakan ini. Telah tau pula yang saya inginkan. Dan terlebih lagi paling tahu apa yang paling baik buat saya nanti. Maka saya hanya pintakan; Ya Tuhanku, tetaplah meluruskan keinginan yang ada didalam hati ini, jika ia baik- maka beri hamba kekuatan terus konsisten padanya, dan jika ia buruk tunjukkan hamba jalan menjauh darinya, tiada daya selain dari Engkau.

Apalagi hal yang paling indah jika bukan terkagum-kagum pada apa yang disebut ‘jatuh hati’ itu. tapi kadang kita sendiri tidak bisa membedakan; antara benar-benar jatuh cinta, atau sekedar bahagia karena dapat merasakan perasaan semacam itu. Tentu saja itu tidak layak untuk diteruskan jika belum halal pula yang ketiban rasanya. Namun, jatuh hati sendiri itu adalah sesuatu yang sunatullah, lumrah, fitrah.

Jatuh hati pd sesuatu y tiap hari dpt dtemui tnyta terasa lbh berat dr pd skdr kagum pd apa y jauh di mata. Smg hati2 tetap pd singgasananya.

Kata org jatuh cinta itu indah, memang indah :) dan sesaknya krn cemburu lebh parah dari asma :)
Kata orang jatuh cinta itu membutakan, kenyataannya juga membisukan.. Coba jelaskan mengapa lidah menjadi kelu ketika berada dekat dgn mu.

Kata orang kalo jatuh cinta itu harus di ungkapkan, tapi- mengadukan-a kpd YangMahaCinta, itulah ukuran kesanggupanku utk sebuah pengungkapan.

Biar engkau kt ini lebay, galau, atw apa pun istlahnya, ku kira smua pernah berada pd kondisi ini- kebingungan mengatasi perasaan sendiri :)

Y Tuhan, janganlah Engkau jadikan kami glisah atas sesuatu y tidak pantas kami khawatirkn, jangan Engkau jadikan kami khwatir atas apa y blm tentu terjadi.

Y Tuhan, jangan engkau lebihkan angan2 kami atas apa y belum halal bagi kami. Jangan Engkau biarkan hati2 gelisah karena tingkah polah kami.

Y Tuhan, ingatkan kami bersykur tika kami dekat kpdMu, ingatkan t4 berpijak tika kami tiada dapat menguasai hati. Ikatlah hati2 kami dalam kecintaan karenaMu.

Let me say honestly that sometime I'm afraid of lossing this feeling- then I say to my self; It's not yours yet, so you can cut it anytime.

Ya Tuhan, jangan engkau jadikan kesedihan larut dalam hati kami ketika keinginan-keinginan kami tiada dapat terpenuhi seperti yang kami impikan. Sesungguhnya Engkaulah yang menjadikan, dan mengetahui lebih baik tentang apa yang kami butuhkan.

You really have to thanks when you realize that you are falling in love, at least we still have heart to put something/someone inside more than ourselves- may Allah bless you with love he blessed, amiin..


Gud nait slip taig

Rabu, 30 Mei 2012

One of My Bad Habbit :(

Jadi beberapa hari yang lalu itu saya sedang melahap beberapa halaman pertama buku yang tak lain tak bukan adalah sebuah kado dari tercinta Risna Dongdong dan si Iman Dundut.  Eh sebentar, jangan salah, itu bukan panggilan mengejek atau semacamnya, justru itu panggilan sayang saya buat kedua sohib itu. Sssst, jangan bilang-bilang yah, malas saya nanti naik kuping mereka berdua habis lah saya diejek sehabis-habisnya.. hehehe. *aneh kali koq bahasa pembukanya Wis?? Hahaha, biarin ajaaa.. :P*

Saya sebenarnya baru baca beberapa halaman, tapi karena adzan berkumandang, maka saya stop sebentar, niatannya sih mau dengar dan menyahut adzan dulu, eh- ga taunya malah bolak-balik  halaman belakang si buku ini. Ya teutep sih, berusaha menyahut adzan sekalipun sebenarnya udah ga fokus lagi. Lah seharusnya kan kalo memang niat mau menjawab adzan ya bukunya diletakkan sebentar gitu, ntar pegang lagi. Bayangkan kalo adzan itu adalah orang yang sedang ngomong dengan kita, trus kita cuekin karena kita sibuk bolak-balik halaman buku yang sedang kita baca, yang ngomong merasa ga dihargai dong..  Adududu Wis!

Baiklah kita ga akan ngomong soal kekhilafan saya yang tidak menghargai adzan itu. Semoga yang kebetulan nyasar baca tulisan ini ga melakukan kekhilafan seperti ini, demikian juga saya, jangan lagi begitu. Karena kita sama-sama tau kan, antara adzan dan iqamah adalah saat-saat mustajab doa. Ga ada salahnya dong kita jeda dari aktivitas baik sekedar untuk menyahuti adzan yang sedang berlangsung maupun memanfaatkan momen makbul setelah adzan itu selesai..

Dan sambil terus adzan mengalun itu, saya sibuk bolak-balik halaman belakang buku. Kalo sinopsis ya saya sudah baca dong. Salah satu kebiasaan buruk saya kalo baca buku yang baru pertama kali saya baca adalah; setelah membaca beberapa lembar halaman pertama (kadang setelah selesai bab pertama misalnya) saya pasti penasaran abis dengan paragraf terakhir buku tersebut. Kalo di halaman buku-buku jaman sekarang kan isinya itu biasanya promo-promo buku baru, biografi si penulis, sampe tulisan-tulisan yang sudah pernah ditulis, juga fansclub penerbit dan penulis sendiri. Nah, biasanya yang itu pun saya baca juga. Tapi saya biasanya ga puas sampe situ. Pokoknya saya harus ketemu dengan paragraf tereakhir dari cerita tersebut. Maka mulailah saya mengupas satu persatu halaman buku tersebut dari belakang. Nah, buku yang sedang baca ini halaman terakhirnya adalah halaman 473. Bila ga puas dengan paragraf terakhir itu, maka saya akan merayap sedikit demi sedikit ke paragraf-paragraf berikutnya masih dalam urutan terbalik. Jika belum puas juga maka saya akan membalik halaman. Sampai saya sadar lalu seperti terkaget dengan teguran dari pikiran sendiri “Apa-apa an ini? Koq baca buku kayak baca Al Quran.. !” bla bla bla, merepetlah semua semprotan di dalam pikiran saya sambil hati saya menasehati “Ga apa-apa, nanti juga dibaca lagi koq”.

Karena feeling saya tidak enak telah melakukan pelanggaran membaca buku dengan urutan paragraf terbalik maka saya pun mencoba memaafkan dosa saya itu dengan membaca sejumlah paragraf tadi dengan urutan normal hingga paragraf terakhir novel tersebut. Biasanya kalo sudah seperti itu seperti ada sesuatu yang terurai, sesuatu yang sebelumnya kusut. Namun sekalipun saya merasa demikian, kebiasaan saya membaca dari halaman belakang tetap ga bisa dihindari. Dan padahal sekalipun saya sudah membaca duluan paragraf terakhirnya itu, tetap saja saya ga ingat apa isi paragraf terakhir tsb ketika saya kembali ke bab-bab awal untuk meneruskan bacaan dengan norma. Malah ketika saya mengakhiri novel tersebut bisa jadi saya seolah-olah merasa baru pertama kali membaca paragraf terakhir itu.

Apalagi kalau membaca koran, setelah baca halaman paling muka, biasanya saya langsung membalik koran tersebut- bukan ke halaman berikutnya- tapi membaliknya sehingga saya bisa buka dari sebelah kanan duluan. Demikian juga dengan tabloid, dan membaca majalah pun sekarang sudah seperti itu juga.. ampun. Kadang saya karena merasa risih sendiri, sebelum membalik ke halaman paling belakang lirik kiri kanan dulu, ada yang ngeliatin ga saya buka koran dari halaman belakang.. hehehehe.. Parah!

Nah, berikut ada sedikit kutipan yang merupakan bagian dari paragraf terakhir novel Ranah Tiga Warna; A Fuadi. Menurut saya kalimat-kalimat ini bagus sekali, sederhana, bermakna, tapi ga basa-basi. Yup, berikut adalah petikan tulisan tangan Kiaii Rais kepada para alumni PM:

Anak-anakku...
Akan tiba masa ketika kalian di hadang badai dalam hidup. Bisa badai di luar diri kalian, bisa badai di dalam diri kalian. Hadapilah dengan tabah dan sabar, jangan lari. Badai pasti berlalu.

Anak-anakku...
Badai paling dahsyat dalam sejarah kehidupan manusiaadalah badai jiwa, badai rohani, badai hati. Inilah badai dalam perjalanan menemukan dirinya yang sejati. Inilah badai yang bisa membongkar dan mengempaskan iman, logika, kepercayaan diri, dan tujuan hidup. Akibat badai ini bisa lebih hebat dari badai ragawi. Menangilah badai rohani dengan iman dan sabar, kaliam akan menjinakkan dunia akhirat.

Anak-anakku...
Bilai badai datang, hadapilah dengan iman dan sabar. Laut tenang ada untuk dinikmati dan disyukuri. Sebaliknya laut badai ada untuk ditaklukkan, bukan ditangisi. Bukankah karakter pelaut andal ditatah oleh badai yang silih berganti ketika melintas lautan tak bertepi.


Silahkan dimaknai sendiri ya maknanya..
Well, nampaknya ini postingan saya terakhir untuk bulan Mei ini. Sampai ketemu bulan depan.. insyaAllah, amiin :)