Chocolate Covered Sesame Balls

Senin, 25 Agustus 2008

Alone home alone

Assalamualaikum...
Tentu saja tidak ada yang menjawab salam ini. Sepi, dan memang begini. Sudah lama aku tidak pulang. Rindu. Tak menyangka akan pulang dalam keadaan semendesak ini. Dan aku masih sendiri.

Lantai berdebu ini lama tak kupijaki. Sarang laba-laba betah tidak hanya di sudut ruangan, tapi juga menjuntai menghalangi jalanku yang pelan-pelan. Toples-toples di atas meja tak jelas lagi apa isinya. Mungkin pun sudah lama berjamur. Aku yakin, beberapa makanan di kulkas pasti sudah pada kadaluarsa. Begitu lama tidak menjenguk. Maafkan!

Syukur kamar mandi itu kutinggalkan dalam keadaan bersih. Air dalam baknya sengaja kubiarkan kering. Beberapa titik hitam berkepala putih akan membentuk noda yang mungkin agak sulit dibersihkan. Tapi syukurlah masih banyak sisa pembersih kamar mandi yang belum terpakai.

Aku lega, tapi menarik nafas sebagai syukur bukan sekarang tepatnya. Debu-debu itu akan langsung menyeruak ke hidungku jika aku tak mau menunggu. Hmm, biarlah syukur itu dalam hati dulu. Alhamdulillah...

“kNock fIrts!” tulisan itu masih tergantung di depan pintu kamar yang biasa kutempati. Aku mengangkatnya sebentar, cukup tua dan sudah bisa diganti, tapi kupikir bagus juga untuk dipasang kembali setelah dibersihkan. Kurogoh kunci yang sudah kupersiapkan jauh hari. Dari dulu memang agak macet. Kuputar, dan memang agak sulit. Gantungan Kenshin berbaju pink hampir lila bergoyang-goyang. Ah, alhamdulillah, akhirnya bisa juga.

Gelap. Bau pengap langsung menyerbu. Ku pencet saklar lampu di sebelah pintu. Aku tidak suka gelap. Tirai orange berbunga kuning tidak sabar untuk kusingkap. Udara segar langsung mengalir setelah dua daun jendela itu kubuka. Hmm.. segar! Udara pagi ini selalu kurindukan. Selalu kurindukan untuk kunikmati dari jendela ini. alhamudulillah, akhirnya merasakannya lagi.

Tempat tidur, rak buku, komputer seken spisifikasi tinggi yang entah masih bisa on atau tidak, bahkan tempelan-tempelan di dinding yang entah masih menginspirasi atau tidak, semuanya berdebu!!! Beberapa bentukan anime conan, kenshin, doraemon n nobita cs menyeringai pada ku mencoba menembus putih debu, masih lucu. Kali ini, aku tak tahan untuk tidak tersenyum. I miss u all

Aku kembali ke ruang tamu. Ransel ukuran sedang masih teronggok dekat sofa hijau lumut favorit. Aku baru hampir akan menarik talinya ketika sebuah cangkir berisi permen berbagai rasa, tergolek tanpa gagang dekat kaki coffe table segitiga. Gagangnya tidak jauh patah jadi dua. Ow, ini salah satu cangkir yang kucintai. Padahal sengaja di pake untuk wadah permen supaya ga terpake n ga pecah. Hmm, ya gitu deh, kadang niatnya melindungi malah mencelakakan. Sengaja disimpan, tapi malah busuk dan tidak kepake lagi untuk selamanya. Tapi siapa yang menjatuhkan, sampai patah gagangnya??!

Oh, ya! Aku ingat beberapa waktu lalu, ada goncangan susulan beberapa skala. Tapi, sepertinya tak mengapa, aku bisa membawanya ke tukang gerabah di ujung gang untuk dirapikan. Dipakai jadi wadah permen tanpa gagang, sepertinya cantik juga.

Huff!!! Debu dimana-mana. Sarang laba-laba. Gorden dan beberapa waslap yang harus di ganti. Keset yang tidak lagi kesat. Peralatan makan yang harus dicuci kembali. Kamar mandi yang harus dikuras baknya. Belum lagi dedaunan di halaman yang terlalu cantik untuk disapu. Aku harus mulai dari mana ya??! Ha.. menyenangkan sekali kesibukan ini. Aku suka!!!

Kubuka pintu belakang, semua tirai, sinar mentari langsug masuk, bukan mengusik bahkan mengganggu pengap yang perlahan-lahan menguap dari seluruh ruangan. Masih pagi, tapi harus mulai dari mana ya?!

Baiklah, mari memulainya dengan syukur, sebentar ya, aku kirim dulu sms terima kasih ini..
-- alhamdulillah, akhirnya pulang juga. Lega rasanya home sweet home. Mungkin sendiri ini akan lebih baik. Karena aku memang butuh waktu untuk mengevaluasi semuanya, semuanya. Semua momen berharga, tapi kadang kita lupa akan hal-hal berharga yang selalu menyergap tak terduga. Aku takkan menduga lagi Ya Rabb. Sudah cukup aku yakin dengan Engkau. Aku bersyukur akan hati yang sepi. Aku bersyukur akan hari yang akan sendiri. Aku berkenan karena Engkau memenuhi semua yang kubutuhkan, bukan sekedar segala yang kuinginkan. Aku tertarik dan penasaran, sekaligus takjub dengan rahasia yang hanya tersimpan di sana. Aku hanya insan. Yang hatinya rapuh, dan Engkaulah yang kuatkan. Aku masih akan menunggu banyak sms peringatan, dan aku tau Engkau tetap mengawasi sekalipun kadang aku lupa me-reply, sekedar mengatakan ‘hari ini amat berat kulalui...’ aku tak bisa medustakan lagi nikmat ini. Seminggu lagi Ramadhan. Semoga aku bisa kembali dalam keadaan lebih baik. --

Send!

Ah, lega. Let’s do it all!!!

Tidak ada komentar :

Posting Komentar