Bagaimana bisa sesuatu bisa terlalu mengingatkan akan seseorang. Atau mengapa ada orang sampai menumpahkan air mata hanya karena sekedar “rindu”. Menelepon dan berbicara sambil menangis hanya karena lama tak bertemu. Atau bertemu, berpelukan penuh haru. Atau berpisah dan enggan melepas pelukan, dan menguraikan air mata. Aku bertanya dan tak mampu menjawab pertanyaan ini sendiri. Karena aku tak merasakan itu semua. Bagaimana cara merasakannya? Apakah penting merasakannya?
Sebagian mungkin akan terkejut, dan mencibir, atau heran, mengapa bisa begitu sadis dan keras hati ini. Aku tidak pernah merasakan apa yang kutulis di atas. Dan aku heran bagaimana perasaan semacam itu bisa orang rasakan dan dilampiaskan dengan cara seperti itu.
Bukan, bukan berarti diriku tak pernah mengangis. Menangis, kadang menjadi hal yang kurindukan. Benar-benar kurindukan.
Bukan aku tidak mengasihi orang-orang yang kucintai. Bahkan aku mengingati mereka dan menyertakan dalam doa juga.
Bukan aku tidak merindukan mereka. Karena aku juga kadang ingin berada di tengah mereka, sekalipun dalam keadaan tidak mampu mengatakan apa-apa. Tidak mampu mengatakan bahwa akujuga rindu.
Buka aku pelit mengeluarkan 88 rupiah untuk sebuah sms sayang, dan kata-kata yang hangat. Tapi karena kadang kupikir semua orang sedang cukup bahagia. Karena kukira kita semua dalam keadaan baik-baik saja. Atau lelucon-lelucon yang menyegarkan menit-menit kita, jarang, bahkan mungkin tidak pernah kau terima. Karena kukira hidupmu telah cukup hidup dan gembira.
Bukan aku jijik untuk menyentuh mereka. Bahkan aku ingin juga mendekap ketika air mata mereka mengalir karena duka, atau sekedar berpeluk erat karena aku ikut bahagia. Tapi bagaimana, karena biasanya sekujur badanku akan meng-kaku dan aku hanya bisa berlalu dengan meraba-raba perih hatimu atau sekedar tertawa dan tersenyum karena engkau bahaga.
Maafkan, karena aku tak bisa melakukan itu semua. Maafkan, bukan karena tidak cinta, tidak rindu, dan tidak kasih, atau karena tidak peduli aku berlalu. Maafkan untuk semua prasangka yang tidak benar. Ampuni untuk segala kekurangan yang tiada menyenangkan. Semoga engkau menerima, ini diriku yang jauh dari sempurna.
Hatiku yang mungkin tak kasih. Sentuhanku yang tak hangat. Kata-kataku yang tak menenangkan. Pembicaraanku yang tidak menyenangkan. Sikapku yang dingin dan tak bersahaja. Dan ibaku yang tak lembut dan seolah tak tulus. Mohon, maafkan semua. Beri aku waktu untuk melakukan sesuatu. Beri aku kesempatan mengatakan ini semua, sekalipun mungkin engkau tiada mendengar atau membaca sampai selesai.
Ramadhan sudah masuk di gerbang kampung kehidupan kita. Semoga kita dapat menjadikannya sebagai tamu agung tahun ini. Mendapatkan ampunan, menikmati rahmat, dan mengakhirinya dengan kemenangan. Amiin.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar