Sekalipun mungkin ini manusiawi. Tapi sudah cukuplah. Terlalu banyak tersita energi untuk menyembuhkan luka ini. Capek. Sebuah kata yang sama memalukannya untuk dituliskan. Tapi sengaja kutuliskan, supaya aku bisa mempermalukan hatiku di hadapan sisi hati yang lain yang tidak merelakan pembagiannya yang tidak adil dan tidak pada waktu yang tepat.
Subhanallah! Dalam rentang retak hati yang masih berserak, begitu banyak hal membahagiakan yang patut disyukuri. Alhamdulillah, dalam sayup luka yang masih merah, Engkau masih sisakan tempat dalam hatiku untuk bersyukur.
Inilah waktu untuk bangkit kembali. Sudahlah. Luka itu nanti akan menemukan sembuhnya. Aku tau itu. Aku yakin itu. Dan malam ini semua ingin ku akhiri Ya Rabb...
Jika ini jalan ku untuk kembali mendekat kepadaMu, aku bersyukur. Jika hal paling menyakitkan ini justru paling baik bagiku, aku akan coba menerima.
Aku memang bukan Khatijah yang mampu meminangmu
Aku memang bukan Aisyah yang melengkapi keceriaanmu
Aku bukan Fatimah yang memenuhi hatimu dengan sayang...
Aku tidak bisa menjadi semuanya
Aku pada zamanku adalah diriku yang selalu berusaha menjadi lebih baik dengan menjadikan mereka teladanku... semoga!
Tidak ada komentar :
Posting Komentar