Chocolate Covered Sesame Balls

Minggu, 18 Januari 2015

Perempuan Sebaiknya Memang Ga Keluar Malam, apalagi Sendirian

Awalnya saya enggan untuk menulis tentang usaha pelecehan ini di blog. Tapi nampaknya traumanya justru semakin memburuk. Memang hal itu tidak sempat terjadi, tapi tetap masih begitu membekas di pikiran saya.

Jadi sore itu sepulang kantor saya ke kos Nadia, mau jemput dia dan anterin dia ke berobat. Tapi ternyata Nadia-nya malah sore itu ada janji konsul mendadak. Setengah jam setelah adzan Isya barulah Nadia tiba di kos. Tak lama kami pun berangkat. Singkat cerita, setelah urusan saya dengan Nadia selesai plus makan bareng dan anterin dia pulang, saya pun pulang menuju kos saya yang sebenarnya masih di kawasan yang tidak jauh dari situ. Karena waktu itu sudah pukul sepuluh lebih saya memilih pulang melalui jalan protokol untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan. 

Sebelum memasuki kawasan perumahan, ada jalan kecil namun sudah mulus beraspal yang di sisi kiri-kanannya penuh persawahan. Jalanan ini tidak terlalu panjang, ada satu dua rumah yang berjauhan di sepanjangnya, ada bangunan sekolah dasar tidak jauh setelah kita memasukinya. Pada pagi hari saya selalu sangat menikmati jalanan ini, jika hari sedang cerah kita bisa melihat matahari menyiram pepadi (yang sekarang sedang hijau-hijaunya).

Malam itu, sekitar pukul sepuluh lebih lima belas. Saya memasuki jalanan kecil, sepi, gelap, dan tidak panjang itu tanpa perasaan takut. Namun karena ini sudah agak malam sejak dari awal saya lebih mawas dengan kendaraan yang muncul tenggelam di spion saya. Saat itu saya berada sepertiga jalanan, tetiba ada motor masuk dari ke jalan yang sama. Jalannya tidak beraturan, terlihat dari lampu depan yang menyorot kadang ke kiri dan ke kanan. Pengendara nya tidak memakai helm. Karena jalanan cukup sepi malam itu, entah bagaimana saya mulai agak sigap. Saya tetap memantau dari spion dengan kecepatan motor standar (kecepatan motor saya paling kencang hanya 60 atau 65, jarang sekali 70). Saya agak sedikit mengangkat siku, saya lupa kengerian apa yang saya pikirkan waktu itu hingga saya mengangkat siku sepereti orang yang hendak menyikut. Dari spion terlihat motor di belakang makin nyerempet ke kiri, ke arah saya, sedangkan jalanan sepi yang mana seharusnya motor tersebut tetap dapat berada di jalurnya. Dan dalam hitungan detik tiba-tiba saya merasa ada yang menyentuh bagian atas jaket saya dan seketika saya kibas, saya berteriak. Ya Allah, sepersekian detik nafas saya seperti terhenti. Motor masih melaju dengan kecepatan sama setelah agak oleng sebentar. Saya berusaha mengejar walaupun sebenarnya ga niat, tapi entah kenapa saya mempercepat laju motor saya seperti hendak mengejar. Pengendara motor yang mulai melesat kedepan itu sempat melihat ke belakang, tapi saya sama sekali tidak hafal dengan wajah dan motor, bahkan bunyi derum motornya pun saya tidak ingat jika saya berusaha mengingat-ingatnya sekarang.

Begitu sampai di rumah, saya merasa biasa saja. Saya pikir memang sama sekali tidak membekaskan apa pun pada saya. Namun esok paginya, ketika saya keluar pagi-pagi berangkat ke kantor seperti biasa, semua laki-laki bermotor tanpa helm yang saya temui jadi menakutkan buat saya, pfff!

Dan sekarang semuanya terasa lebih menyeramkan, tidak hanya malam- bahkan pada siang hari sepi ketika di belakang saya ada pengendara motor laki-laki saya jadi ketakutan sendiri dan langsung minggir lebih kiri. Bahkan tadi ketika saya menjemput londrian, sepanjang jalan Mohd Hasan yang tidak sepi itu pun saya ketakutan sendiri. Ada pengendara laki-laki membonceng kawannya, dan kebetulan mereka tidak berhelm, saya lewati dengan kecepatan kencang, dan saya mengurangi kecepatan di tempat ramai, tidak lama serasa ada yang menyusul di belakang dengan kecepatan biasa, ternyata itu pengendara yang tadi, saya kaget dan spontan menyingkir lebih ke kiri, lelaki yang dibonceng itu sampai-sampai menertawai saya, tapi saya ga peduli.

Rasanya sangat tidak enak mengendarai motor sambil ketakutan begitu. Memang baiknya perempuan itu tidak pulang malam kan ya? :( tapi itu pun untuk alasan yang tidak direncanakan begitu. Tadi pun pas ambil londrian saya sampe kesel sendiri kenapa ga diambil sore-sore aja, worst!

Well, lebih berhati-hati ya jika harus keluar malam sendirian, di tempat yang kelihatan dan kedengaran paling aman sekalipun. Di tempat ramai saja orang berani berbuat yang aneh-aneh, apalagi di tempat sepi dan gelap. Jika tidak terlalu mendesak sebaiknya tunda sampai besok pagi saja. Jaga diri ya Gals..

Good night sleep tight..

1 komentar :

  1. Kenapa gak bilang hai Tuwis klo takut.... 😑
    Besok2 klo keluar ajak k'Atik

    BalasHapus