Tau tidak? Nampaknya aku mulai lelah menjangkau-jangkau cara pikirmu yang serba indah itu. Iya, aku selalu dapat mengakui keindahannya, sekalipun beberapa waktu ini aku menjadi jengah dengan beberapa hal yang engkau tulis. Hmm, semacam kejenuhan. Sesungguhnya aku takut jika kemudian ini akan pelan menjadi kebosanan. Ketakutan yang sama besar dengan penolakanku akan diriku sendiri.
Bagaimanapun, apa pun yang engkau tulis itu amatlah bermakna. Hanya kelemahanku saja tidak dapat menyerap kebebasan dan keindahan yang kadang mengendap bersembunyi dari pikir dan mata ku yang picik ini. Sungguh, aku tak peduli jika engkau menjadi katak jenis apa pun, itu tidak penting bagiku, sejauh engkau menjadi nyaman, dan menjadi dirimu, dengan tetap mensyukuri apa pun dengan caramu sendiri, dengan cara yang indah- yang kadang aku bahkan, dan dan segala bentuk yang ada di sekitarmu dan sekitarku tak dapat memahaminya.
Aku akan bahagia jika engkau tetap menulis, apa pun itu, apa pun itu, tetaplah menulisnya. Lakukanlah itu untuk dirimu sendiri. Ow, tentu saja aku tidak bermaksud mengatakan beberapa hal yang engkau tulis itu engkau tujukan untukku. Ehhehe, itu hanya sebuah kege-er-an yang tidak perlu engkau menggubrisnya, oke.. :)
Dalam keadaan yang menjenuh ini, kadang aku bertanya, apakah ini semua karena kekecewaan yang tidak sanggup ku terima?? Dan aku membaca lagi, membaca lagi, dan lagi. Lagi lagi, aku ingin tetap engkau menjadi dirimu, dengan terus membiasakan apa pun yang baik itu. Dengan terus menyadari bahwa aku, engkau, dan siapa pun yang engkau tujukan dalam tulisan itu, bahkan semua yang urai itu pun, itu semua adalah nikmat-nikmat yang tiada dapat kita tipu-tipu lagi.
Engkau tau tidak? Dalam kejenuhan ini sekarang aku dapat tersenyum. Seperti yang pernah ku katakan; aku tak pernah kecewa, sungguh :)..
Karena itu, dalam musim apa pun engkau terjaga, dalam malam mana pun engkau terkesiap dan menyadari betapa sulit untuk kembali terlelap dalah sebuah gulita, dan dalam hari mana pun engkau tak dapat melihat matahari seperti biasa, sesungguhnya engkau tak pernah terlambat, dan semua yang direncakan itu masih ada untuk digapai.. masih ada.. :)
Engkau benar, nampaknya aku mulai sedikit bosan, hanya aku tidak tau bagaimana mengatakan ini kepadamu. Namun demikian aku ingin engkau tetap menjadi dirimu sebagaimana adanya. Semakin baik, dan baik. Terus menemukan apa yang seharusnya kita cari, sekalipun kita tidak pernah menyadarinya. Apakah itu sebagai api dan air, atau air dan air, atau persandingan yang tidak terbayangkan sebelumnya- dapat saja dua buah garis lurus yang tidak akan pernah berimpit apalagi membuat sebuah sudut, dengan tetap bersyukur dan bersabar, kita akan menemukannya, believe it :)
Jika nanti aku tiada, maka mungkin aku sedang sedikit terbang pada ketinggian yang tidak biasa.. mencari musim-musim baru di sebalik gelayut awan. Dan apa pun yang engkau urai telah menjadi jejak yang akan menuntun kemana kembaliku, pada keindahan yang akan kurindukan. Dalam jarak sejauh apa pun, sungguh aku tidak pernah mencibir, sedikit pun tidak.. :) sekalipun mungkin kata ‘sungguh’ ini menjadi begitu gombal di pendengaran kita semua.. he..he..he. Dan aku tentu tidak perlu memintamu untuk percaya, iya kan? :)
---
Hmm, ternyata besok bukan hari minggu ya?? Huft! Baru menyadarinya -_-
25062011 :: sembilan malam lebih sepulu menit