Apakah aku sudah bercerita kepadamu tentang api dan air, dalam dua cerita yang berbeda? Apakah engkau masih mengingatnya..?? :)
Tak mengapa jika tidak. Seperti beberapa potong masa lalu yang kita ingin berdamai dengannya, maka apa pun yang pernah engkau dengar dari jemariku itu pun tidak semuanya patut engkau mengingatnya. Ambil saja untukmu bagian-bagian yang dengannya harimu menjadi ceria. Ambil saja untukmu, setiap inci hurufnya yang dapat membuatmu menangis untukmu sendiri, dan kemudian melega.. sesungguhnya itu lebih menyenangkan bagiku sekalipun engkau tidak pernah mengatakannya kepadaku..
Apakah engkau tidak bertanya-tanya, mengapa aku tidak pernah lagi bercerita tentang bulan, dan tentu saja purnama. Tentang bintang, dan langit yang seperti selalu basah jika senja telah turun merayu-rayu air laut untuk terus naik dan naik.
Apakah engkau tidak bertanya, bagaimana perjalanan 45 menitku selama ini? Apakah masih saja dalam menit empat puluh lima itu aku menghilang. Apakah selebihnya aku baik-baik saja? Engkau tau tidak, sebenarnya sangat mudah bagi setiap orang untuk menjadi gila. Semudah menenggak air putih dan kemudian menelannya, sekalipun engkau tidak mengingininya.
Masih dengan bebait pohon yang sama setiap pagi dan petang. Masih dengan keolengan yang terjadi tanpa kusengaja. Masih dengan kehangatan mentari pagi yang kusukai itu. Dan matahari sore yang seperti telur mata sapi di sebuah tikungan telah menawan hatiku untuk selalu pulang pada jam yang sama. Yaitu pada jam yang kira-kira orang-orang telah wangi dan rapi, siap menenggak sore untuk menyenangkan hati, menikmati sesedikit-sedikitnya hiburan yang ada di kota kecil..
Sesungguhnya tidak ada yang lebih berharga selain apa yang ku tinggalkan setiap pagi, dan kutuju setiap sore, yaitu rumah. Yang setiap beberapa menit ketika aku hampir tiba kepadanya, aku menjadi kebingungan bagaimana cara mengatur raut ini agar tetap dapat ceria, atau setidaknya tidak menyusahkan siapa saja yang melihtnya. Dan pada beberapa bagian waktu, itu tidaklah mudah. Masih ada hari, dimana aku ingin terus menerus perjalanan ini tanpa berhenti, berharap bahwa apa yang aku tempuh masih kan lama, mengeluh dalam hati “oh, Tuhan, mengapa begitu cepat tibanya, padahal aku belum menuntaskan perih ini!”. Mengerjap-ngerjap lekas supaya semuanya lekas mengering..
Dan setiap sebuah perjalanan dimulai, maka itu kutabalkan sebagai hari yang baru. Memohon-mohon dalam hatiku supaya ini tetap menjadi hari yang amanah bagi apa pun yang telah menjadi kewajibanku, pekerjaan.
Setelah 9 bulan lebih sedikit, ku kira semua telah membaik, menyehat, dan menyembuh. Ku kira aku hebat, dapat menjadi ‘baik’ secepat itu. Namun sekalipun tidak demikian benar adanya, setidaknya aku telah dapat melihat rambutku kembali memanjang dengan normal, ini adalah salah satu hal paling menakjubkan bagiku, selain dari berat badan yang bertambah lebih dari 4 kilogram.. hehe, sungguh, aku takut jika menjadi semakin gemuk.. :D
Dulu aku sering bertanya, mengapa kebanyakan orang yang hilang akalnya dapat berjalan sejauh ini dan itu? Tidakkah mereka merasa lelah? Sekarang aku mengerti, sekalipun sedikit, kurasa aku telah memahaminya..
Setiap menengadah dan melihat mendung, dan aku tahu bahwa Tuhan adalah penentu dari segala rencana. Setiap melihat sinar bulan membekas di atas atap pabrik penggiling padi pada arah jam 1 di belakang rumahku, aku tahu bahwa Tuhan selalu ada sekalipun aku tak dapat merasakannya, seperti pancaran purnama yang hanya dapa ku nikmati pantulannya tanpa kulihat lagi bentuknya di langit..
Ramadhan 13, 21:08
terima kasih Tuhan, ajari kami untuk terus bersyukur dan bersabar..
agak kecewa karena tidak sempat melihat hujan meteor semalam.. :(
Tidak ada komentar :
Posting Komentar