Chocolate Covered Sesame Balls

Senin, 02 Mei 2011

Syukur yang tak Habis habis


Terkadang, aku masih ingin bantal memeluk tangisku hingga kantuk menyeret mata dan membuat aku tidak sadar- hingga esok pagi aku terbangun msih dalam kedaan sangat bingung. Hingga lalu tiba-tiba aku tersadar bahwa aku masih ‘ada’, dan bergegas mengucap sesuatu sebagai pertanda syukur yang tak habis habis. Sekalipun dalam keadaan begitu- sesungguhnya aku tidak begitu mengerti apa yang sedang mengalir melalui ucapku itu. Semua mengalir saja, yang penting aku tidak tiba tiba menjadi gila..

Aku ingin mencukupkan hari hari itu. Tapi terkadang ada bagian lamunan yang serta merta membuat mata ini menangis- tanpa sebab bahkan. Tanpa alasan yang cukup. Ketika semua luka telah tak lagi peduli pada kesembuhannya- kukira takkan ada lagi air mata. Tapi, ternyata tidak juga begitu

Tuhan, aku tahu, selayaknya aku bersyukur kepadaMu bukan? Hanya kepadaMu. Sesungguhnya, setelah kuhitung-hitung, diantara hari dalam seminggu, hanya dua hari paling banyak diantaranya dimana nelangsa masih menyergap-nyergapku, berhimpitan dengan udara dalam rongga-rongga dalam darahku. Dalam keadaan itu, aku menadi demikian marah- kepada diriku. Karena dalam keadaan itu, aku sungguh sama sekali tak punya kuasa untuk menolak rasa seperti itu- rasa nelangsa yang menyergap tiba-tiba. Tidak bisa berkelit. Tidak bisa mengatur-ngatur apa pun sesuka hatiku.

Sesungguhnya, seperti yang sering kukatakan kepadamu, aku sangat menyukai saat-saat berkendaraku. Sangat mensyukurinya. Dan pada banyak hari, aku sering khawatir akan hari libur. Karena pada hari itu aku akan mendekam dirumah- tanpa sedikit pun waktu untuk mengajak kendaraanku melamum dalam perjalanan. Tanpa waktu memejam mata sepersekian menit dalam setengah jam lebih, atau lebih dari itu.

Iya, aku takut pada hari libur, sama besarnya dengan ketakutanku pada menit yang tidak ’sibuk’. Karena aku khawatir nelangsa mencuri lebih banyak waktuku dari pada waktu yang kugunakan untuk menyibukkan diri, atau sekedar pura-pura sibuk- sesungguhnya itu lebih baik bagiku...

Maka, kesyukuranku berikutnya adalah karena sekarang aku masih bekerja, masih sibuk menjalani pekerjaan ini sekalipun aku begitu terburu buru untuk segera mendapat pekerjaan yang lebih baik.. amiin. Semoga aku diampuni, amiin..

Untuk semua hal yang ku lihat, ku dengar, dan ku baca, namun tiada pernah kusentuh, adalah hal berikutnya yang kusyukuri, teman yang tiada baik kukenal dan tiada pernah kutemui namun telah begitu banyak menemani maya..

Untuk ibu, yang selalu menaruh sebentar pekerjaan di dapur sekedar mengantarku berangkat dengan skuter putihku. Yang menunggui aku pulang, dan kemudian menjadi agak kecewa ketika adzan magrib mendahuluiku. Untuk ibu, ya Tuhan ajari aku supaya dapat lebih bersyukur kepadanya. Untuk ibu, yang semoga Engkau anugerahkan dia kesehatan untuk sisa usia sehingga dapat terus kuat mengingatiMu. Untuk ibu, yang aku memohon kepadaMu supaya dihindarkan dari kerugian tidak merawat dia di masa tuanya. Untuk ibu, semoga Engkau mengampuni dosanya dan menyayangi seperti dia menyayangi ku diwaktu kecil hingga saat ini, dan sampai kapan pun...

Amiin

*saya tau ibu tidak akan pernah membaca ini.. :) nice rest Mam. Semoga berkah Allah selalu bersamamu, amiin

Terkadang, aku masih ingin bantal memeluk tangisku hingga kantuk menyeret mata dan membuat aku tidak sadar- hingga esok pagi aku terbangun msih dalam kedaan sangat bingung. Hingga lalu tiba-tiba aku tersadar bahwa aku masih ‘ada’, dan bergegas mengucap sesuatu sebagai pertanda syukur yang tak habis habis. Sekalipun dalam keadaan begitu- sesungguhnya aku tidak begitu mengerti apa yang sedang mengalir melalui ucapku itu. Semua mengalir saja, yang penting aku tidak tiba tiba menjadi gila..

Tidak ada komentar :

Posting Komentar