Bagaimana cara menuliskan namamu adalah sesuatu yang masih mengambang bagiku. Sebagaimana ambigunya wajahmu yang tiada pernah kulihat dan tiada pernah kutemui wujudmu. Namun apa yang engkau tulis berkelana sesuka hati di dalam kepalaku, memaksa diriku menjawab- karena seoalah-olah engkau berbicara kepadaku. Namun nampaknya, engkau bagi diriku tetap akan menjadi Rosalie bagi Romeo, hanya menjadi kekasih dalam khayalnya- hanya dalam khayalnya..
-Sebelum engkau jauh dan kelelahan tanpa makna mencerna apa yang aku tulis ini, ku katakana kepadamu; ini bukanlah soal cerita Rome dan Juliet, atau apa pun tentang Romeo- Shakespare- Juliet- atau apapun yang berkenaan dengan roman itu- sama sekali tidak ada hubungannya. Kukatakan ini karena siapa tau engkau kebetulan nyasar kemari hanya karena keyword yang engkau haturkan di ‘search bar’ oom gugel mengandung suku kata sepereti di atas itu..- ini hanya sebuah oret-oret yang semacam mengalir saja tanpa tujuan yang jelas- begitulah dalam banyak waktu -_-. -
Bila aku menyebut-nyebut ‘mimancherai’, sesungguhnya aku tidak pernah memahami arti dari lirik lagu itu jauh ketika aku telah menyukai melodi dan juga kepedihan yang ada di dalamnya. Dan aku sama terkejutnya seperti dirimu ketika menemukan bahwa itu semua adalah tentang kehilangan, dan kekosongan. Dan sesungguhnya aku mendapati diriku seperti itu- beberapa waktu sebelum aku bertemu dirimu- oh, lebih tepatnya- bertemu dengan apa pun yang urai dari jemarimu
Apa yang engkau tulis sesungguhnya seperti air yang dituang kedalam gelas yang kosong lama tak terisi. Aku mensyukurinya- sekalipun terkadang aku juga khawatir bahwa aku kemudian akan menjadi berlebihan mengaguminya.
Aku tahu, sesungguhnya engkau tiada butuh penjelasan begini. Seperti diri dan jiwamu yang bebas, maka apa yang kutulis ini juga dapat leluasa engkau maknai kebaikannya untuk dirimu sendiri. Sekalipun sesungguhnya aku berharap ini menjadi jawab bagi pertanyaan pertanyaan yang barangkali sesungguhnya tiada pernah engkau tanyakan. Ku rasa begitu. Aku tentu tidak dapat memaksa kehendak pikirku bahwa dalam banyak keadaan, sesungguhnya kita saling memikirkan.. haha, betapa naïf dan dipaksakan ya pikiran seperti ini :D
Menurutmu, bagaimana bisa namamu terus melafal oleh lidahku, dan mengalir keluar dari paru-paru yang sesak ketika aku tersesat dalam gelisah yang tidak hilang sekalipun aku mengerjap berkali-kali. Itu adalah hal yang tidak kupahami. Tidak, aku tidak sedang merayu.. hehe
Kukatakan kepadamu, bahwa aku merindukan celupan yang pernah mewarnai begitu rupa. Celupan seperti jingga sore hari ketika malam akan menelan harinya. Celupan seperti warna daun-daun yang menghalangi pancaran langit biru. Celupan air hujan pada udara kering yang menenangkan. Celupan dingin cuaca pada malam yang hening dan hanya dengan memeluk tubuh sendiri itu pun sudah cukup untuk merasakan kehangatan semesta. Celupan- yang meluntur dari ku sejak hari-hari dimana tanpa sadar aku perlahan-lahan menanggalkan kedekatan kepadaNya.
Aku merindukan itu semua..
Pertemuan dengan uraian jemari mu adalah bagian dari perjalanan menemukan kembali- kuharap begitu. Bukan sesuatu yang semakin melunturkan warna yang justru kian memudar. Ku katakan bahwa aku khawatirkan itu. Engkau mengerti?
“..I look at myself and I find emptiness inside of me
And joy, my friend, goes away with (Y)ou”
And joy, my friend, goes away with (Y)ou”
(Mimancherai- Josh Groban)
Aku menyukai apa yang engkau tulis seperti aku menyukai es krim vanila. Aku selalu merindukan rasanya sekalipun setiap makan es krim itu menjadi pesanan pertama dan penutup bagiku. Kau tau tidak? Es krim coklat itu selalu menggoda di jilatan pertama, sensasinya seolah memaksaku untuk berganti selera. Campurannya dengan es krim rasa jagung adalah sesuatu yang berbeda. Namun- pada kenyataannya- aku nampaknya telah benar benar berubah. Aku tak dapat lagi berpindah-pindah dari vanila ke coklat, atau pun juga rasa lainnya.. sekalipun sensasi dan warna kadang begitu menggoda, sesungguhnya vanila is my pleasure, sama halnya dengan kedamaian yang ditemui jiwaku ketika melarik segala sesuatu yang urai dari jemarimu. Sekalipun itu tentu saja tidak dapat menggantikan kedamaian yang kurasa ketika aku merasa dekat dengan Tuhanku. Engkau mengerti kan? J
Ya, begitulah maksudnya.. J
Senin, 09052011 21:11
Sesungguhnya bagaimana cara menuliskan namamu adalah sesuatu yang masih mengambang bagiku. Sebagaimana ambigunya wajahmu yang tiada pernah kulihat dan tiada pernah kutemui wujudmu. Namun apa yang engkau tulis berkelana sesuka hati di dalam kepalaku, memaksa diriku menjawab- karena seoalah-olah engkau berbicara kepadaku. Namun nampaknya, engkau bagi diriku tetap akan menjadi Rosalie bagi Romeo, hanya menjadi kekasih dalam khayalnya- hanya dalam khayalnya..
Tidak ada komentar :
Posting Komentar