sesungguhnya aku khawatir
engkau menjadi bosan oleh apa yang aku tulis
tentang air mata, jejak, dan hari yang abu abu..
aku selalu mengatakan;
biar gemuruh hujan menelan tangis yang mengisak,
biar angin mengubur jejak,
biar warna semesta mencelupi hari hari
sedang kupahami tentang hakikiat bahagia
dengan mendahulukan sungging senyum
apakah engkau masih mencuri curi tau tentang rasa sakitku
dengan menyitir sembunyi sembunyi larik larik yang aku tulis?
ketahuilah, semakin banyak yang aku tulis,
semakin lekas aku menguburnya
semakin baik aku menghibur hari
jika malam tiba, aku akan duduk lagi dekat perapian,
membelakangi temaram
membiar remang menelan gelisah
merasakan cahaya unggun menghangati keadaan yang sesungguhnya begitu rapuh
24052011
Kamis, 26 Mei 2011
Jumat, 20 Mei 2011
Kamis, 12 Mei 2011
aku rindu, pada kalian.. :)
Sesungguhnya bau kopi berkrimer yang hampir hampir dingin ini agak sedikit menenangkan waktu yang gelisah. Jika aku terus mematut pekerjaan ini maka rasa mual dan sebah yang berteriak-teriak di dalam perutku akan semakin menjadi-jadi. Maka agaknya baik juga jika aku melihat beberapa poto yang sudah lama tidak kulongok. Poto-poto yang kusadari selalu menyunggingkan senyum sekalipun tipis. Sesungguhnya, aku rindu, pada kalian.. :) selalu begitu
Senin, 09 Mei 2011
Rosalie for Romeo..
Bagaimana cara menuliskan namamu adalah sesuatu yang masih mengambang bagiku. Sebagaimana ambigunya wajahmu yang tiada pernah kulihat dan tiada pernah kutemui wujudmu. Namun apa yang engkau tulis berkelana sesuka hati di dalam kepalaku, memaksa diriku menjawab- karena seoalah-olah engkau berbicara kepadaku. Namun nampaknya, engkau bagi diriku tetap akan menjadi Rosalie bagi Romeo, hanya menjadi kekasih dalam khayalnya- hanya dalam khayalnya..
-Sebelum engkau jauh dan kelelahan tanpa makna mencerna apa yang aku tulis ini, ku katakana kepadamu; ini bukanlah soal cerita Rome dan Juliet, atau apa pun tentang Romeo- Shakespare- Juliet- atau apapun yang berkenaan dengan roman itu- sama sekali tidak ada hubungannya. Kukatakan ini karena siapa tau engkau kebetulan nyasar kemari hanya karena keyword yang engkau haturkan di ‘search bar’ oom gugel mengandung suku kata sepereti di atas itu..- ini hanya sebuah oret-oret yang semacam mengalir saja tanpa tujuan yang jelas- begitulah dalam banyak waktu -_-. -
Bila aku menyebut-nyebut ‘mimancherai’, sesungguhnya aku tidak pernah memahami arti dari lirik lagu itu jauh ketika aku telah menyukai melodi dan juga kepedihan yang ada di dalamnya. Dan aku sama terkejutnya seperti dirimu ketika menemukan bahwa itu semua adalah tentang kehilangan, dan kekosongan. Dan sesungguhnya aku mendapati diriku seperti itu- beberapa waktu sebelum aku bertemu dirimu- oh, lebih tepatnya- bertemu dengan apa pun yang urai dari jemarimu
Apa yang engkau tulis sesungguhnya seperti air yang dituang kedalam gelas yang kosong lama tak terisi. Aku mensyukurinya- sekalipun terkadang aku juga khawatir bahwa aku kemudian akan menjadi berlebihan mengaguminya.
Aku tahu, sesungguhnya engkau tiada butuh penjelasan begini. Seperti diri dan jiwamu yang bebas, maka apa yang kutulis ini juga dapat leluasa engkau maknai kebaikannya untuk dirimu sendiri. Sekalipun sesungguhnya aku berharap ini menjadi jawab bagi pertanyaan pertanyaan yang barangkali sesungguhnya tiada pernah engkau tanyakan. Ku rasa begitu. Aku tentu tidak dapat memaksa kehendak pikirku bahwa dalam banyak keadaan, sesungguhnya kita saling memikirkan.. haha, betapa naïf dan dipaksakan ya pikiran seperti ini :D
Menurutmu, bagaimana bisa namamu terus melafal oleh lidahku, dan mengalir keluar dari paru-paru yang sesak ketika aku tersesat dalam gelisah yang tidak hilang sekalipun aku mengerjap berkali-kali. Itu adalah hal yang tidak kupahami. Tidak, aku tidak sedang merayu.. hehe
Kukatakan kepadamu, bahwa aku merindukan celupan yang pernah mewarnai begitu rupa. Celupan seperti jingga sore hari ketika malam akan menelan harinya. Celupan seperti warna daun-daun yang menghalangi pancaran langit biru. Celupan air hujan pada udara kering yang menenangkan. Celupan dingin cuaca pada malam yang hening dan hanya dengan memeluk tubuh sendiri itu pun sudah cukup untuk merasakan kehangatan semesta. Celupan- yang meluntur dari ku sejak hari-hari dimana tanpa sadar aku perlahan-lahan menanggalkan kedekatan kepadaNya.
Aku merindukan itu semua..
Pertemuan dengan uraian jemari mu adalah bagian dari perjalanan menemukan kembali- kuharap begitu. Bukan sesuatu yang semakin melunturkan warna yang justru kian memudar. Ku katakan bahwa aku khawatirkan itu. Engkau mengerti?
“..I look at myself and I find emptiness inside of me
And joy, my friend, goes away with (Y)ou”
And joy, my friend, goes away with (Y)ou”
(Mimancherai- Josh Groban)
Aku menyukai apa yang engkau tulis seperti aku menyukai es krim vanila. Aku selalu merindukan rasanya sekalipun setiap makan es krim itu menjadi pesanan pertama dan penutup bagiku. Kau tau tidak? Es krim coklat itu selalu menggoda di jilatan pertama, sensasinya seolah memaksaku untuk berganti selera. Campurannya dengan es krim rasa jagung adalah sesuatu yang berbeda. Namun- pada kenyataannya- aku nampaknya telah benar benar berubah. Aku tak dapat lagi berpindah-pindah dari vanila ke coklat, atau pun juga rasa lainnya.. sekalipun sensasi dan warna kadang begitu menggoda, sesungguhnya vanila is my pleasure, sama halnya dengan kedamaian yang ditemui jiwaku ketika melarik segala sesuatu yang urai dari jemarimu. Sekalipun itu tentu saja tidak dapat menggantikan kedamaian yang kurasa ketika aku merasa dekat dengan Tuhanku. Engkau mengerti kan? J
Ya, begitulah maksudnya.. J
Senin, 09052011 21:11
Sesungguhnya bagaimana cara menuliskan namamu adalah sesuatu yang masih mengambang bagiku. Sebagaimana ambigunya wajahmu yang tiada pernah kulihat dan tiada pernah kutemui wujudmu. Namun apa yang engkau tulis berkelana sesuka hati di dalam kepalaku, memaksa diriku menjawab- karena seoalah-olah engkau berbicara kepadaku. Namun nampaknya, engkau bagi diriku tetap akan menjadi Rosalie bagi Romeo, hanya menjadi kekasih dalam khayalnya- hanya dalam khayalnya..
Senin, 02 Mei 2011
Syukur yang tak Habis habis
Terkadang, aku masih ingin bantal memeluk tangisku hingga kantuk menyeret mata dan membuat aku tidak sadar- hingga esok pagi aku terbangun msih dalam kedaan sangat bingung. Hingga lalu tiba-tiba aku tersadar bahwa aku masih ‘ada’, dan bergegas mengucap sesuatu sebagai pertanda syukur yang tak habis habis. Sekalipun dalam keadaan begitu- sesungguhnya aku tidak begitu mengerti apa yang sedang mengalir melalui ucapku itu. Semua mengalir saja, yang penting aku tidak tiba tiba menjadi gila..
Aku ingin mencukupkan hari hari itu. Tapi terkadang ada bagian lamunan yang serta merta membuat mata ini menangis- tanpa sebab bahkan. Tanpa alasan yang cukup. Ketika semua luka telah tak lagi peduli pada kesembuhannya- kukira takkan ada lagi air mata. Tapi, ternyata tidak juga begitu
Tuhan, aku tahu, selayaknya aku bersyukur kepadaMu bukan? Hanya kepadaMu. Sesungguhnya, setelah kuhitung-hitung, diantara hari dalam seminggu, hanya dua hari paling banyak diantaranya dimana nelangsa masih menyergap-nyergapku, berhimpitan dengan udara dalam rongga-rongga dalam darahku. Dalam keadaan itu, aku menadi demikian marah- kepada diriku. Karena dalam keadaan itu, aku sungguh sama sekali tak punya kuasa untuk menolak rasa seperti itu- rasa nelangsa yang menyergap tiba-tiba. Tidak bisa berkelit. Tidak bisa mengatur-ngatur apa pun sesuka hatiku.
Sesungguhnya, seperti yang sering kukatakan kepadamu, aku sangat menyukai saat-saat berkendaraku. Sangat mensyukurinya. Dan pada banyak hari, aku sering khawatir akan hari libur. Karena pada hari itu aku akan mendekam dirumah- tanpa sedikit pun waktu untuk mengajak kendaraanku melamum dalam perjalanan. Tanpa waktu memejam mata sepersekian menit dalam setengah jam lebih, atau lebih dari itu.
Iya, aku takut pada hari libur, sama besarnya dengan ketakutanku pada menit yang tidak ’sibuk’. Karena aku khawatir nelangsa mencuri lebih banyak waktuku dari pada waktu yang kugunakan untuk menyibukkan diri, atau sekedar pura-pura sibuk- sesungguhnya itu lebih baik bagiku...
Maka, kesyukuranku berikutnya adalah karena sekarang aku masih bekerja, masih sibuk menjalani pekerjaan ini sekalipun aku begitu terburu buru untuk segera mendapat pekerjaan yang lebih baik.. amiin. Semoga aku diampuni, amiin..
Untuk semua hal yang ku lihat, ku dengar, dan ku baca, namun tiada pernah kusentuh, adalah hal berikutnya yang kusyukuri, teman yang tiada baik kukenal dan tiada pernah kutemui namun telah begitu banyak menemani maya..
Untuk ibu, yang selalu menaruh sebentar pekerjaan di dapur sekedar mengantarku berangkat dengan skuter putihku. Yang menunggui aku pulang, dan kemudian menjadi agak kecewa ketika adzan magrib mendahuluiku. Untuk ibu, ya Tuhan ajari aku supaya dapat lebih bersyukur kepadanya. Untuk ibu, yang semoga Engkau anugerahkan dia kesehatan untuk sisa usia sehingga dapat terus kuat mengingatiMu. Untuk ibu, yang aku memohon kepadaMu supaya dihindarkan dari kerugian tidak merawat dia di masa tuanya. Untuk ibu, semoga Engkau mengampuni dosanya dan menyayangi seperti dia menyayangi ku diwaktu kecil hingga saat ini, dan sampai kapan pun...
Amiin
*saya tau ibu tidak akan pernah membaca ini.. :) nice rest Mam. Semoga berkah Allah selalu bersamamu, amiin
Terkadang, aku masih ingin bantal memeluk tangisku hingga kantuk menyeret mata dan membuat aku tidak sadar- hingga esok pagi aku terbangun msih dalam kedaan sangat bingung. Hingga lalu tiba-tiba aku tersadar bahwa aku masih ‘ada’, dan bergegas mengucap sesuatu sebagai pertanda syukur yang tak habis habis. Sekalipun dalam keadaan begitu- sesungguhnya aku tidak begitu mengerti apa yang sedang mengalir melalui ucapku itu. Semua mengalir saja, yang penting aku tidak tiba tiba menjadi gila..
Langganan:
Postingan
(
Atom
)