Chocolate Covered Sesame Balls

Minggu, 03 Februari 2008

Minuman Bersoda Penyebab Osteoporosis, Bener Gak Sih?


Faktor kekurangan kalsium dan fosfor memang menjadi titik sentral utama penyebab terjadinya kerapuhan tulang. Jika pada masa pertumbuhan tulang, tubuh kekurangan kalsium dan fosfor, maka puncak pembentukan massa tulang maksimal tidak akan tercapai. Kerapatan masa tulang akan jauh berkurang dan setelah usia tertentu (antara 30 - 40 tahun) tulang akan mengalami penurunan fungsi dengan sendirinya.

Angka kecukupan kalsium yang dianjurkan untuk orang dewasa normal adalah 800 mg/hari, sedangkan untuk fosfor adalah 600 mg/hari. Rata-rata konsumsi kalsium di Indonesia saat ini adalah 254 mg per orang per hari. Padahal rekomendasi internasional adalah 1.000 - 1.200 mg per hari. Masih rendahnya konsumsi kalsium tersebut menyebabkan 1 dari 3 wanita dan 1 dari 7 pria usia di atas 45 tahun, berisiko untuk menderita osteoporosis.

Tidak Disebabkan oleh Minuman Bersoda
Penggunaan asam fosfat pada minuman bersoda oleh beberapa kalangan dituding sebagai penyebab osteoporosis, karena hal tersebut diduga akan mengubah rasio kalsium dan fosfor di dalam tubuh. Jaringan tulang kita memiliki keseimbangan antara kalsium dan fosfor. Osteoporosis dapat dipicu oleh ketidakseimbangan rasio tersebut. Normalnya rasio kalsium dengan fosfor di dalam tubuh adalah 2 : 1. Kondisi seimbang ini membuat penyerapan kalsium berlangsung secara optimal. Penyerapan kalsium yang cukup sangat dibutuhkan dalam memelihara massa tulang, mencegah osteoporosis, menormalkan tekanan darah, dan mencegah hiperparatiroidisme.

Pendapat bahwa konsumsi minuman ringan sebagai penyebab utama tingginya asupan fosfor tidaklah benar, karena fosfor juga banyak terdapat pada bahan-bahan pangan lainnya. Konsumsi satu kaleng coca cola (240 ml) akan menyumbangkan 41 mg fosfor, sedangkan konsumsi jus jeruk dan susu dengan volume yang sama (240 ml), masing-masing menyumbangkan 27 mg dan 228 mg fosfor. Di Amerika Serikat yang angka konsumsi soft drink-nya tinggi, sumbangan fosfor dari soft drinks hanya mencapai 2 persen dari kebutuhan yang dianjurkan dalam sehari. Sedangkan 98 persen sisanya berasal dari konsumsi makanan berprotein tinggi (daging, ikan, keju, dan biji-bijian).

Tubuh kita sebenarnya memerlukan asam fosfat sebagai sumber mineral fosfor. Minuman karbonasi justru merupakan sumber fosfor yang baik. Yang perlu dilakukan adalah memperhatikan pola konsumsi bahan pangan agar keseimbangan kalsium dan fosfor tetap seimbang. Fosfor di dalam tubuh berfungsi untuk membantu proses metabolisme energi. Selain itu, fosfor juga membantu proses penyerapan dan transportasi zat-zat gizi di usus dan transportasi lemak di dalam darah.

Pakar dari NOF menyatakan bahwa sesungguhnya kelebihan kadar fosfat dari minuman ringan masih dapat diatasi oleh tubuh kita. Apabila fungsi ginjal dan sistem ekskresi (saluran urin) kita masih normal, maka kelebihan asam fosfat akan dikeluarkan dari tubuh. Pengeluaran asam fosfat berlebih ini membuat keseimbangan kalsium dan fosfor tetap terjaga. NOF juga menyarankan tidak perlu khawatir akan kafein, karena efeknya terhadap osteoporosis sangat kecil.

Kekhawatiran terhadap osteoporosis dapat dikurangi dengan suplemen kalsium. NOF menganjurkan untuk mengonsumsi kalsium minimal 1.200 mg/hari agar kebutuhan kalsium sehari-hari tercukupi. Fitzpatrick dan Heaney (2003) dalam publiksinya di Journal of Bone and Mineral Research menyatakan bahwa seseorang tetap dapat minum minuman ringan sambil menikmati tulang yang sehat, apabila orang tersebut mampu memenuhi kebutuhan kalsiumnya per hari. Jadi, mari nikmati minuman ringan dan tetap memiliki tulang yang sehat!
Upaya Pencegahan
Mengingat demikian besar dampak kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh osteoporosis, maka perlu upaya-upaya untuk mencegahnya. Berikut ini disampaikan beberapa upaya ampuh untuk mencegah osteoporosis.

1. Konsumsi kalsium yang cukup
Untuk mencukupi kebutuhan kalsium, perlu diperhatikan produk pangan yang disantap. Salah satu sumber kalsium yang cukup baik adalah susu. Dua gelas susu sehari, sudah dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan kalsium. Dari dua gelas susu (500 ml) akan diperoleh 1.250 mg kalsium. Perolehan kalsium tersebut sudah melebihi kebutuhan kalsium orang dewasa yaitu 800-1.000 mg/hari. Sumber kalsium lainnya adalah ikan (terutama yang dimakan beserta tulangnya), daging, unggas, telur, sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan

2. Berhati-hatilah menggunakan obat


Beberapa jenis obat ternyata dapat mengganggu kinerja tulang. Salah satu contohnya adalah obat kortikosteroid yang dapat menekan kerja hormon pengatur pembentukan tulang. Contoh lain adalah antasida, obat pencahar, cholestiramine, obat diuretik, anti-gout dan beberapa jenis obat anti-rematik. Obat-obatan tersebut memiliki efek mengganggu penyerapan kalsium.
Obat antasida yang umum dikenal sebagai obat anti sakit maag dapat menghambat penyerapan kalsium. Penghambatan dipicu oleh magnesium dan aluminium hidroksida yang mampu mengikat kalsium dan mengubahnya menjadi bentukan baru yang sulit diserap. Obat cholesteramine yang lazim digunakan untuk mengikat asam empedu agar terjadi penurunan kolesterol darah, juga dapat menurunkan kadar kalsium tubuh akibat pembuangan melalui urin.

3. Batasi penggunaan garam
Garam dapur (NaCl) terdiri dari unsur natrium (Na) dan klorida (Cl). Konsumsi natrium (sodium) yang berlebih, baik yang berasal dari garam dapur maupun monosodium glutamat (MSG) dapat berdampak buruk terhadap kesehatan. Selain memiliki efek hipertensi, natrium juga berpotensi untuk menghilangkan kalsium dari tubuh. Natrium akan mengeluarkan kalsium dari tubuh melalui urin. Cara menghindari kehilangan kalsium akibat natrium adalah dengan membatasi konsumsinya. Sebaiknya hindari makanan-makanan tinggi natrium dan makanan awetan yang menggunakan garam sebagai pengawet.

4. Cukupi konsumsi vitamin D


Vitamin D diketahui mampu memelihara kesehatan tulang dengan cara meningkatkan penyerapan kalsium dari sistem pencernaan, serta mengurangi pembuangannya dari ginjal. Kebutuhan vitamin D normal per hari adalah 400 IU. Dalam bentuk non-aktif, vitamin D banyak terdapat di bawah kulit. Vitamin D akan menjadi aktif dan berfungsi apabila terpapar sinar matahari pagi yang banyak mengandung ultraviolet. Terpapar sinar matahari sekitar 20 menit per hari, minimal 3 kali seminggu sudah cukup untuk membantu produksi vitamin D. Jadi, apabila kita cukup terpapar sinar matahari, maka tidak perlu takut kekurangan vitamin D.

5. Aktif berolah raga
Penurunan aktivitas fisik pada usia lanjut dapat menurunkan massa tulang. Oleh karena itu olah raga aktif secara rutin merupakan bentuk antisipasi terhadap penurunan massa tulang. Adapun bentuk olah raga yang sesuai bagi seseorang yang sudah lanjut usia adalah yang minim benturan seperti aerobik low impact, jalan kaki, bersepeda atau berenang. Aspek yang harus diperhatikan adalah intensitas, waktu, dan frekuensi olahraga. Kecukupan intensitas diukur dengan menghitung denyut nadi. Denyut nadi normal berkisar antara 70-80 denyut per menit. Waktu berolah raga disarankan 20-40 menit per latihan, sedangkan untuk frekuensi idealnya adalah 3-4 hari per minggu.

6. Bantu dengan obat
Dalam dunia kedokteran mulai banyak dikembangkan berbagai obat pencegah osteoporosis. Jenis obat tersebut di antaranya adalah estrogen, kalsitonin, biophosphonat, dan testosteron. Estrogen merupakan hormon yang menurun jumlahnya dalam tubuh apabila wanita mengalami menopause. Hal ini ditengarai sebagai penyebab osteoporosis utama pada wanita. Obat berisi hormon estrogen yang diberikan pada wanita pasca menopause diharapkan dapat mencegah osteoporosis.

Kalsitonin merupakan zat yang mengaktifkan kerja sel osteoblast (pembentuk tulang) dan menekan kinerja sel osteoclast (pengurai tulang), sehingga pembongkaran kalsium tulang dapat ditekan dan osteoporosis dapat terhindarkan. Demikian pula halnya dengan obat biophosphonat yang dapat menekan sel osteoclast.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar