Chocolate Covered Sesame Balls

Jumat, 28 Januari 2011

maukah engkau?

maukah engkau sekedar
menemaniku melihat biru di laut itu
memisah misah kaki langit nun jauh di sana
memintal mintal awan yang berarak entah kemana

akan kuceritakan tentang rintik rintik hujan
yang hujamnya kadang membatu
tentang ombak yang menyapu malu malu
juga tentang kicau burung, pagi dan petang

maukah engkau sekedar,
duduk bersamaku
membual pada angin
mengalirkan tawa tawa
atau sekedar diam saja, membiarkan
membiarkan apa saja mengalur dalam hening yang tak ingin berbagi

maukah engkau sekedar,
duduk di sampingku membiarkan aku diam
menjangkau jangkau ujung laut dalam pandang yang batas
membiar waktu melalukan apa yang tidak ingin ku ingat
mengangguk angguk sekalipun kadang engkau tiada setuju

maukah engkau bersamaku,
sekedar menemaniku memandang biru di laut itu?

27012011

Sabtu, 22 Januari 2011

dawai yang tiada lagi sama


Bahwa nanti engkau akan temu pada hatimu yang pilu
Menyudut tak menentu
Memetik dawai dawai yang tiada lagi sama
Irama irama yang tak tentu lagi bunyinya

Gerimis ba’da isya yang tiada cukup membuyarkan rembulan
Mengisak- mengantar senja pulang
Dan terasa masih begitu lama malam

Tepuk kedua pundakku tepuk
Seperti telah kutabalkan
Ini adalah mimpi!
Mimpi!

Oh, kirana
Mengapa engkau terlambat datang mengabari doa doa yang terkabul
Sedang segalanya telah bersiap tuk tak lagi mengingininya

Lagi, cubit cubit memastikan
Aku, hanya tertidur kan?
Masih kutemukan diri, rabbi
Jangan biarkan lagi aku hilang

Untuk segala suatu yang tiada pernah menjadi, juga petualangan petualangan yang tiada selesai, anggap saja itu mimpi, hingga tiada beban kita pikirkan karena gagalnya, atau tiada akan pernah lelah kita kenang segala bebaiknya..


19 januari 2011
--------------------------------

Binar bulan yang penuh begitu selalu saja buat tersipu
Dalam angle mana pun, ia tetap pesona
Bahkan ketika ketaksengajaan menautkan pandang
Ia tetap menawan

Bagaimana cara kujelaskan kepadamu
Seperti pernah kuceritakan
Tentang gerimis sore hari, dan rasa jatuh cinta
Dan kepada purnama, hati ini telah tertawan

Tak perlu ku tambah tambah ia dalam perbendaharaan keindahan
Adanya telah cukup menjelaskan apa pun yang membuat segala bentuk keinginan tak memadam

19 januari 2011
------------------------------ ---

Adakah engkau bosan?
Karena malam ini aku masih,..

Ah, entah dengan cara bagaimana,
Sabit atau purnama-
Bulan selalu dapat membuatku tersenyum
Senyum yang tak ditahan tahan..

dengar!
Aku suka langit malam yang terangnya hampir seperi pagi itu..

18 januari 2011
                            
-------------------------------------

Malam kemarin, engkau datang kepadaku memakai baju hitam lusuh yang hampir hampir tak kupakai lagi. Tapi aku lupa bentuk tatapanmu..

Bukankah semestinya aku tak lagi perlu peduli- apakah engkau bahagia atau lebih terluka?

Pada gurat mimpi mimpi, biar malam selesaikannya
Oh.., tentu saja tak perlu kumaknai apa apa lagi

15 januari 2011

-------------------------


Dan kepak sayap sayap
Jauh semakin jauh
Rentang lebar pelan pelan
Tau ini berat,
Sekalipun lelah menguntit
Tetap harus terbang ke.., langit yang dituju

7 januari 2011         


--------------------------

Kahitna; Bintang :)

4 januari 2011


--------------------------

Burung burung wallet yang mencericit
Waktu ashar yang sisa sedikit
Langit masih biru membentang
Matahari akan benam
Memintal mintal jingga di kejauhan cakrawala

Percayakah petang pada firasat?
Wajah yang menggantung gantung
Terus benam di pelupuk mata..

Meunasah Kota- Lhokseumawe, 3 januari 2011

Senin, 17 Januari 2011

Just forget that u'd ever been loved!

Hujan ba’da magrib tadi- sejujurnya- membuat sedikit gelisah. Kenapa? Adakah yang tidak biasa?

Tidak tau.

Tapi kemarin, kutemukan sebuah klausa yang tidak biasa. Sebuah kalimat yang muncul tidak tau apakah dari perasaan menerima atau dendam. Mengiyakan satu persatu kalimat-kaimat yang selama ini ku negasikan. Dan kusadari, bahawa berjalan sesuai arus itu jauh lebih mudah, sekalipun aku tidak menginginkannya

jika mengingat bagaimana kalimat itu bisa tercetus, aku jadi ingat bau tembakau yang mulai kusukai itu. Tidak. Tentu saja aku tidak merokok. Tapi, pekerjaan yang menempatkan diriku untuk setiap pagi membuka sebuah ruang dimana berpack pack rokok disimpan untuk kemudian di jual. Tidak, malam ini kita tidak akan berbicara tentang pekerjaan baruku itu. Tapi bagaimana pun, aroma tembakau yang belum dibakar itu mulai kusukai. Setiap pagi, aku seperti mendapat terapi setiap membuka pintu dimana kami menyimpan berbal bal benda ini. Dan setiap pagi tanpa kusadari aku menjadi rindu akan baunya. Dan aku bersyukur, bahwa aku masih sekuat tenaga menyingkir- setiap salah satu dari teman teman mengepulkan asap dari benda yang sungguh tidak kusukai ini.. *sengaja, aku tidak menyebutnya ‘benci’, karena kata orang tua; sesuatu yang kita benci pada akhirnya akan kita cintai. Masih kudoakan yang terbaik untuk apa yang kukerjakan untuk pekerjaan ini.. semoga dijauhkan dari kemudharatannya.. amiin Ya Rabb

kemarin, di sela-sela sedang membereskan stok-stok, rekan A dan F datang. A bercerita tentang training 4 hari di banda aceh. Dan F sibuk mengisi call sheet harian sekalipun kadang kadang dia menyela juga pembicaraan kami. A banyak cerita tentang banyak hal. Mulai dari bos bos yang minta ‘servis’, supervisor banda aceh yang belum begitu mandiri, sedikit materi training, hingga gaya pacarannya waktu zaman kuliah dulu. Dia, beberapa angkatan lebih tua dari ku. Namun demikian, aku tak niat menyebutnya atau memanggilnya ’bang’. Lagi pula kulihat dia tiada masalah soal panggil memanggil itu..

F masih menyeloro, dan sekali kali menyahut obrolan A. Aku menyingkir ke pintu, mencari sumber udara paling banyak setelah mereka mulai mengepul-ngepulkan asap mematikan itu. Mereka tau aku tidak suka. Aku tidak risih dengan ketidaksukaanku, seperti juga mereka tetap nyaman ‘mengepul’ sekalipun aku menyingkir..

Soal gaya pacaran A yang ‘ngelintah’, pernah diceritakannya kepadaku ketika kami sama menunggu pak C di sampoerna Panggoi, Lhokseumawe. Katanya, dia bahkan lupa siapa saja nama pacarnya. Katanya, kuliahnya selesai karena pacarnya patungan nyumbang sampe dia selesai. Jelas mereka tidak bersepakat, apalagi sampe berkoperasi, untuk menyuplai kebutuhan A kuliah. Jelas sekali maksudnya kan?! perempuan perempuan itu dipacari untuk diambil manfaatnya saja! *kuakui, kalimat terakhir kutulis dengan hati yang sangat miris.. aku pernah bertanya kepadanya; apakah tidak merasa bersalah? apakah tidak ada seorang pun dari yang dipacarinya itu benar2 dia cintai? Apakah mereka rela diputusi begitu saja? Paling banyak, siapa yang mutusin duluan; dia atau perempuan perempuan itu..??

Sedapat mungkin aku bertanya dengan hati-hati. Memposisikan diriku, sebagai orang yang tidak menganggap salah dirinya, demi mendapat jawaban paling jujur. Sungguh, aku tidak dapat menahan diri untuk tidak bertanya. Aku bahkan ingin sekali bertanya; sudah di apakan saja itu perempuan-perempuan?? Geram dan jijik aku membayangkannya. Tapi masih banyak pula pertanyaan yang kusimpan. Aku yakin, masih banyak kesempatan A menceritakan ‘tentang ini’ kepadaku di lain waktu. Aku tidak ingin terlihat begitu nafsu mengorek kejahatan seorang ‘bajingan’, atau seseorang yang terpaksa menjadi bajingan seperti dirinya.

Tapi kali ini, kita tidak akan berbicara tentang ‘kejahatan lelaki’ semacam itu. Melalui kalimat yang sudah begitu mubazir sebelumnya, aku hanya ingin bilang bahwa; ternyata begitu banyak perempuan yang dibuat begitu ya! *entah kepada siapa aku mengiyakannya.. satu A saja bisa mengelabui demikian banyak perempuan. Dan ada banyak A di dunia ini kan?? *dan dunia tak perlu menjawabnya

Dan pembicaraan itu juga yang akhirnya membuatku mengakui apa yang selama ini kunafikan. Mencoba mematahkan apa yang selama ini kuyakini. Mencoba melupakan, melupakan, melupakan, .. kusebutkan tiga kali, karena memang ini begitu penting, penting, penting! Bahkan kata ‘penting’pun terasa begitu pentingnya..

Bayangkan jika ada salah satu dari perempuan itu yang ‘tidak main main’ dengan A..?? kemarin, sempat baca di blog seorang lelaki bumi kalimat begini;

“Perempuan, sepintar apapun, sekaya apapun, secantik apapun ia tetap akan memasrahkan dirinya pada lelaki yang ia putuskan untuk ia cintai. Ia akan menyandarkan dirinya pada lelakinya saja…maka kawan, berhati-hatilah kau mengutarakan isi hati kepada perempuan manapun, karena ketika ia telah juga memutuskan untuk mencintaimu maka perkaranya menjadi tidak lagi sederhana bagimu….”.

Andai semua lelaki dapat berpikir demikian, dan benar2 bersikap sesuai apa yg dipikirkannya itu. Apakah laki2 itu tidak berpikir bahwa mereka juga punya saudara perempuan, sepupu2 perempuan, tante, bahkan ibu mereka juga seorang perempuan kan..??

Geram!

Siang itu aku pulang, dan berkendara tidak bisa lebih dari 40 km perjam. Apa pun yang diceritakan A tadi, menyisakan perenungan yang lama dan dalam. Aku.., ku pikir, a.. argh!

perjalanan pulang ini jadi lama dan aku begitu menikmati sakit menikam-nikam luka. Namun kutemukan perlahan hatiku me-lega. Beginikah harus ku atur atur mindset supaya aku lekas ridha??

Nelangsa menyergapku dari segala arah. Mencuri segala penjuru angin yang mengeringkan luka luka. Kerontang, terasa seperti dikuliti. Tapi kali ini aku takkan mengadu kepadamu tentang ini lagi. Tak kan! Sudah kucukupkan untukku saja.

Sore itu, kak Nora minta diantar ketempat pasien. Kebetulan rumah pasien dekat sekali degan laut. Ku bilang aku akan ke laut saja, dan kak nora memintaku kembali setengah jam lagi. Sekalipun aku telah lama tidak melihat laut, tapi Kali ini aku tidak begitu menikmatinya. Kurba raba lagi luka, biar aku merasakannya supaya aku lekas lupa akan semua. Dan ku kira,

When i cant forget that love is bitternes n lies,
I’ll try to forget that i'd ever been loved..

Rabu, 12 Januari 2011

seperti angin dan daun bambu

setiap kupandang, aku ingat bagaimana kita mulakan semua
tunas bambu yang tumbuh baru
juga pucuk pucuknya yang sebentar sebentar merangas
pelepah pelepah rumbia yang hanya menahan sebentar saja
namun teduhnya adalah harapan harapan kita
yang umurnya tak lama, tapi juga tak pernah menghilang

tumpuk tumpuk kerikil, namun air membawanya juga
telah kita sembunyikan semua perhiasan diantara pasir pasir
namun badai membuat bebukit yang tiada kita kenali lagi
lalu kemana harus menyusul?
sedang arah pergiku tak lagi di mata

kini tancap satu satu pada apa yang dapat kutemu
apa yang kira kokoh, oleh angin- air- juga suara halilintar

pada bait bait harmoni yang tetap indah
tak dapat lagi menghafalnya
telah titip semua pada cericit burung
biar cemara yang menyambut, mengamit
dan kemudian semua terbang ke langit...

masih ku ingat bagaimana bebambu lentik itu pangkas
hingga sisa uramnya saja
begitulah kiranya kita kerat hati supaya hilang semua lukanya
supaya sakit menindih perihnya
supaya letih meniduri lelahnya

ketahuilah
di sini aku masih merabai rindu
karena bentuknya tak lagi serupa
ketika angin.dan daun daun bambu sama rasakannya
sambil terus menyangkalnya
ingin menjambak sekaligus memeluknya

biar waktu memeluk keadaan, kenyataan
kebenaran sekalipun rak mengubah adanya

tunas tunas bambu yang tumbuh baru
juga pucuk pucuknya yang sebentar sebentar melebat
dan kemudian merangas
begitulah, terus terus
angin memetiknya

11022011

Selasa, 11 Januari 2011

Dekorasi Kue


Tadinya buka computer mu tengok tengok form2 yang selusin lebih banyaknya -_-. Udah semangat isi pulsa modem, soale komplotan form-form dimaksud masi di email. Tiada flashdisk, tiadalah traveler data.. hiks hiks..

But, pas nyampe atas tadi langsung ada sms yang ngingetin tuk penuhi janji dulu nge-mail ‘sesuatu’ permintaan untuk seseorang..(mesti kali pun misterius geto.. :p). kebetulan pula emailnya tak ada. Jika demikian, maka mau tak mau harus buka fesbuk untuk mencari email yang bersangkutan, kalo sudah buka fesbuk, maka tergodalah untuk ngoment, dan seterusnya.. huff! memang ga ada yang salah dengan obral komentar, tapi tapi, ane lagi puasa pesbuk, gan! *cara bilangnya sok alim getoo.. :p

Hm, sekarang 03.25.tapi blum ngantuk juga. *ngucek2 mata sambil pura2 lupa kalo tadi dengan sengaja num coffemix. Baru sadar, sudah sangat lama tidak num kopi dengan maksud begadang.. -_- betapa sebuah prestasi..

Overall, hari ini menyenangkan. Alhamdulillah. Sekalipun baru menyadari bahwa pekerjaan admin-finance ternyata super duper ribet dan membingungkan *huff! Langsung ndak selera nulis kalo ingat selusin bentuk report yang harus dipelajari..T_T. 5 hari, masih adaptasi. Apa lagi sebelumnya tidak pernah bekerja yang seperti begini. Namun hati ini bersyukur nian, kini perlahan2 form2 report yang nampak sangar itu mulai menggodai hati tuk focus pada apa yang seharusnya dipikirkan.. *halaaaaaaaaaagh.. ntah apa pun :p

Betol e..! hehehe

Eh eh, tapi dari tadi, kue nya mana? Mana?? Ga ngena banget tu judul ma isinya jeng. Hehe, iya iya.. jadi begini, malam kemarin sebelum mamak berangkat berobat, beliau berpesan: “de wis, ada yang pesan bolu hias. Untuk ulang tahun. Tugas de wis ya..!”. Ntah ada salah minum obat, pun daku langsung mengiyakan permintaan mamak tercinta. Pan biasanya ngeles dengan alasan yang mengada-ada dan seadanya. Yang ga mut- lah. Baru patah hati- lah. Ini lah. Itu lah. Dan semua alasan yang berakhiran 'lah'.. :p *maksa banget.. :p

Tadi sambil memoles poles krim mentega putih sebagai dasar olesan, terbayang lagi, betapa indah hari ini.. amboiiiiii.. :p. jadi gini, alhamdulillah tadi sampai puasa. Cam anak sd baru hari pertama puasa. Cam udah lama kali ga puasa (padahal emang iya.. :p), sampe suara imam di mesjid ngimamin shalat isya berasa cam lagi musim taraweh *taraweh koq musim, duren kaleee, musim.. iya, begitulah maksudnya, koq berasa hawa ramadhan gitu ya.. hmm, very nice. ^^

Jam 6 baru bisa keluar. Bela belain nyari SP (*salah satu bahan kue, mentega putih, n kotak tuk bolu hias keramat itu.. tadinya mu singgah ke batuphat, tapi akhinya memutuskan tuk nyari di pasar kota aja. Yakin seyakin yakinnya bahwa saya akan berbuka di jalan raya ini, jadi sepanjang jalan mulai awas mata liatin kios yang bisa disinggahi tuk beli something to eat, to break the fast. Satu persatu kios kios lewat seperti hari hari yang digulir waktu.. hiks. Sampe panggoi, ada tanda-tanda akan adzan. Sempat ragu ragu mu singgah di mesjid panggoi *yang rencananya akan kunisbatkan sebagai mesjid pengganti Oman.. :p ga segitunya kale.. tapi memang segitu nya lah sebenarnya.. hehe. Tapi, brum.. brum.., koq ni motor ndak berhenti ya?? Ya jelaslah, wong tangan kanan ni ndak berhenti nge gas.. hehehehe. Ya begitulah, rada khawatir karena adzan pasti sepasti pastinya akan berkumandang. Sementara, setelah mesjid panggoi ini, mesjid2 yang lain masih lah jauh jaraknya. Pun ditangan blum ada satu jenis minuman yang bisa legakan tenggorokan. Setiap satu kios lewat, daku menahan ludah yang sudha sangat2 kering, kecewa karena kecepatan cukup 'therlhalhu' untuk berhenti dengan tiba-tiba.

Akhirnya, bulat tekad, magrib di batuphat saja. Tapi belum sampe batuphat, azdan sudah kumandang. Sedikit lagi, ayo tancap sedikit lagi. Kalo begini, jelas banget keliatan ya, apa yang kita rencanakan ndak selalu kejadian. Tadinya kan ga niat singgah di batuphat, malah bela2in beli bahan2 kue di pasar lhoks. Eh, tapi, malah kemari juga magribnya. Setelah neguk pocari sweet sambil berdiri *duh, malu hati mengatakannya :(, abiz ibu2 di kios ntu ndak nyediain kursi c.. jujur, hamper aja duduk di rak kaca depan kios berisi permen2 n snack2 aneka rupa.. ampuuun.

Setelah magrib, num pocari lagi, makan sepotong roti, langsung caw pulang. Eh, tapi tadi sempat bli molen buat nyak jah, karena mengingat jasanya yang kumintai mengupas kates untukkku berbuka hari ini *nyak jah tu asisten mamak yang baru lho..

Sesampai dirumah, hm, bentar deh, lupa tadi, apa duluan yang masuk perut ku.. ^___^v. ya begitulah, yang pasti ga lama setelah comot sana comot sini, nasi+cumi+udang+telur mata sapi sisa tadi pagi *ga habis karena daku kan ndak sarapan +ikan bandeng asam keung *ntah apa2 ditarok semua.. :p, pokonya sama dengan full-lah, alhamdulillah.. J

Masi sempat nonton sinetron 'anak yang ditukar' sebentar. Setelah itu baru ganti setelan tuk ngerias pengantin, eh- ngerias kue maksudnya.. hehe. Nyak jah sudah mengaduk krim dari mentega putih yang ku beli tadi. Aku mengambil plastik2 ukuran lebih kecil dari seperempat, beberapa cetakan semprit bentuk bunga- bunga kerang- daun-, dan polos. Mulai mengaduk beberapa jumput krim dengan warna2 yang diperlukan, eg:  merah muda, hijau, dan coklat *bisa kebayang kan, gimana norak nti hasilnya.. :p. sungguh pun seharian di luaran, namun tiada berasa lelah.. ajaib, masyaAllah

Kuakui, sudah begitu lama tidak melakukan pekerjaan ini. Tapi kali ini, rasanya agak berbeda. Nyak jah menemaniku hingga setengah pekerjaan itu. Hingga aku selesai menulis tulisan “Happy B’day Orienz yang ke 22” di atas kue itu. Dengan nyak jah, aku mencandai nama ‘orienz’ yang menurut kami teramat modern dan kalang kabut kami membacanya. Dengan kak nora, kami mencandai usia ‘orienz’ yang masih teramat imut itu.. what ever, yang penting semoga si orienz yang berulang tahun hari ini semoga selalu diberkahi usianya.. amiin

Setelah beberapa tahun ke belakang- dimana saat saat menghias kue adalah pekerjaan paling mengjengkelkan. Tidak tau apakah karena dulu nya selalu daku yang kena tugas ini.Tidak juga tau apakah karena jumlah kue yang kadang terlalu banyak untuk diselesaikan membuat daku jenuh melakukannya. Mungkin juga karena daku terlalu jarang berada di rumah pada saat orderan kue2 begini banyak kami dapat. Yang ingin ku bilang (*tiba2 merasa kata ‘ku’ sangat kasar dan meedan bah, :p tak apa lah) adalah, tadi aku melakukannya dengan suka cita. Tidak cemberut- karena aku menyadari masih dapat bersenda dengan nyak jah dan kak nora dalam waktu lebih dari 1 jam tadi. Juga tersadar kadang2 ketika kedua bibir ku tertarik ke kiri dan ke kanan, ntah simetris atau tidak.

Tidak terpaksa. Karena aku bisa merasakan bahwa aku menikmati mencampur warna warna, memasukkan dalam plastic, dan mengukuhkan cetakan2 semprit di ujung plastic. Aku membayangkan bagaimana rona wajahku ketika menekan-nekan krim berwarna yang mulai membandel melumuri cetakan semprit.. hehehe. Kedua jempolku bergantian menjejalkan kembali krim2 berwarna itu kedalamnya, supaya bisa keluar dalam bentuk2 bunga, roll2 begerigi, dan daun daun. Sangat menyenangkan! Biasanya, bersentuhan dengan krim super lengket itu menjadi hal paling paling paling paling menjengkelkan yang pernah kulakukan. Tapi kali ini, rasanya seperti mendapat permainan baru yang belum pernah kulakukan. Aku begitu menikmatinya, ntah bagaimana. U know, it’s like finding your selves back.. :)

Dan dalam pada itu, berbagai hal berkelabat di pikiranku. Mulai dari form2 report, puisi2  yang ntah dimana ujungnya, mamak yang lagi berobat, nadia yang akan pulang hari rabu, kapan dan dengan siapa aku akan menikah nantinya *hahaha, juga bahwa besok pagi aku harus berangkat lebih awal karena para spg’s bakal ke lapangan jam 9.. tapi semua terlintas begitu riang. Dan kemudian, aku jadi teringat, bahwa kalau lagi senang, riang, dan bahagia begini- aku jadi khawatir tentang waktu2 setelahnya. Biasanya nelangsa akan menyergap dari segala sudut yang aku temui.. huufft! Mudah2an kali ini, oh Rabb, kuatkan hamba akan apa pun ada yang di depan..

“dan tiada kusisakan malam, kecuali untuk membuat diriku bahagia. Bahagia, bahwa aku masih bisa rasakan dan syukuri nikmat ini ya Allah”

Begitulah, akhirnya riasan itu selesai sambil aku menguping dengar pecakapan dari pilemnya Sandra dewi yang maen dengan bintang2 salah satu shampoo yang aku lupa namanya. Putar di rcti. Judulnya ‘ada cinta di hati’. Sebelum kue itu benar2 masuk ke kotaknya, masih sempatkan duduk depan teve ngabisin tu pilem dulu. Alamak, koq cerita hidupku dipilemkan begitu *hihihi.. Dan seperti kebanyakan perempuan, daku pun mengalirkan air mata untuk cerita yang, yang, .. yang, yang apa ya.. intinya si sutradara dan pemilik ide cerita berhasil lah membuat salah satu penonton ini melongo dan menghapus hapus air mata pake ujung jibabnya ini. Sementara itu, tanganku masih belepotan dengan krim, yang tak jelas lagi warnanya..

Dan setelah pilem selesai, daku masih disibukkan dengan menge-pas kue ke kotaknya. Alamak, ternyata kali ini kotak kue pun salah ukuran. Kuenya kegendutan. Mau tidak mau harus bikin kotak-kotakan, eh- maksudnya, kotak yang dibuat ndiri gitu loh.. hehehe. Dan setelah itu kami naik ke atas karena semua sudah selesai. Kalau mau tau apa yang kulakukan setelah ini, bacalah ulang oret-oret ini dari awal.. :p. Dan masih kusimpan niat untuk menulis ini sebagai syukur bahwa hari ini, aku bahagia, dan teramat bersyukur karena masih ada kesempatan melewati hari-berat *sekalipun mungkin semuanya masih butuh waktu untuk sembuhnya-, hingga apa apa yang hilang menjadi begitu bermakna. Hingga menyadari bahwa aku masih memiliki begitu banyak hal berharga. Hingga.., hingga sekarang sudah pukul 04.38, tapi aku belum mengantuk juga.. :p

“Barangkali hanya satu, atau dua, ya Tuhan. Manakah bait-bait yang kami tulis ini berharga, tiada tahu. Sadarkan kami untuk selalu dalam keingatan kepadamu. Karena dengan demikian kami tak lupa kemana kembali.

Dan bertanya, bertanya lagi, untuk apakah puasaku? Untuk apakah sholatku? Telah sejauh inikah rupanya aku hilang. Telah ku tau, sedari dulu engkaulah pilihan. Dan bila hati hendak kembali, bilakah engkau sambut kami datang?

Menyeka-nyeka apa yang mengalir. Dan aku percaya, engkau takkan biarkan aku hilang..”


*membayangkang hasil riasan yang sejujurnya tidak begitu memuaskan.. :(. i promise to do it better then
** sengaja tidak ada poto yang dipajang, karena mmg hasil dekor tadi sangat sangat sangat menyedihkan.. :D

sampai ketemu..
everyday is wonderful right..??
i learn that the world leave me if i cry, n go smile with me if i smile- even when i wish to cry.. 

have a nice day.. :)

Minggu, 02 Januari 2011

beludu hitam basah

beludu hitam basah

kutegakkan beludu yang basah ke atas langit
ku kait-kaitkan hiasan pantulan kelap kelip
telah ku peras semua air yang mungkin mengalir
ku tancap satu bundar terang,
itu lah bulan

ingin aku jalan ini tetap benderang
pada gelayut mendung, musim ini akan berlalu
berlalu bersama waktu

lagi, malam ini kubentang beludu hitam yang masih basah
lembabnya menggigilkan
kutunggui kerlipnya berani sampai ke bumi

seperti yang kupahami
beludu beludu hitam kita nanti kan mengering
dan kibar lagi
nanti bintang bintang akan tersipu, tersipu lagi
nanti bulan akan pendar, seperti biasa
 -------------------------------------------

tersasar

biar angin menerbangkan pepasir
lalu hilanglah apa apa yang pernah dicatat hari hari
kecuali catatan catatan pada mungkar dan nakir
semuanya abadi

telah kuserah pada tuhan
tentang kesedihan yang tiada seberapa mana ini
(kau) tinggal aku tersasar
namun jika aku memohon
tuhan takkan biarkan aku hilang

12:52

 aduan

lalu pelan pelan namamu pun luput dari sebutku
seperti hening yang menelan malam begitu rupa

hanya mata ini tak kunjung pejam
khawatir pula kah ia bayangmu akan ikut larut?

kubiar sisa sisa harapan menjelma sebagai doa doa
ku biar gelisah mengerjap ngerjap,
mengingat ingat kepantasan

malam telah menelungkup sepertiga waktunya
telah ku kirim setangkup aduan
masih "Engkau" dalam tujuan

mungkin bebunga akan wangi
atau empedu akan pecah pahitnya hingga hatiku
dan diri ini akan kelu, pada apa pun hendak"Mu"

02:40

02012011 

note: sebenarnya, 'beludu hitam basah' dan 'tersasar' itu waktu mula dibikin, satu puisi.. tapi ternyata setelah dipisah, malah jadi ada dua makna.. bait baitnya malah banyak yang bertukar posisi
yupz! betul! puisi 'tersasar itu', (bisa) menjelaskan 'beludu hitam basah', :)

oh iya, tanda petik pada 'aduan', cuma untuk menunjukkan kalau kedua kata itu diawali huruf kapital.. :)