Bahwa nanti engkau akan temu pada hatimu yang pilu
Menyudut tak menentu
Memetik dawai dawai yang tiada lagi sama
Irama irama yang tak tentu lagi bunyinya
Gerimis ba’da isya yang tiada cukup membuyarkan rembulan
Mengisak- mengantar senja pulang
Dan terasa masih begitu lama malam
Tepuk kedua pundakku tepuk
Seperti telah kutabalkan
Ini adalah mimpi!
Mimpi!
Oh, kirana
Mengapa engkau terlambat datang mengabari doa doa yang terkabul
Sedang segalanya telah bersiap tuk tak lagi mengingininya
Lagi, cubit cubit memastikan
Aku, hanya tertidur kan?
Masih kutemukan diri, rabbi
Jangan biarkan lagi aku hilang
Untuk segala suatu yang tiada pernah menjadi, juga petualangan petualangan yang tiada selesai, anggap saja itu mimpi, hingga tiada beban kita pikirkan karena gagalnya, atau tiada akan pernah lelah kita kenang segala bebaiknya..
19 januari 2011
--------------------------------
Binar bulan yang penuh begitu selalu saja buat tersipu
Dalam angle mana pun, ia tetap pesona
Bahkan ketika ketaksengajaan menautkan pandang
Ia tetap menawan
Bagaimana cara kujelaskan kepadamu
Seperti pernah kuceritakan
Tentang gerimis sore hari, dan rasa jatuh cinta
Dan kepada purnama, hati ini telah tertawan
Tak perlu ku tambah tambah ia dalam perbendaharaan keindahan
Adanya telah cukup menjelaskan apa pun yang membuat segala bentuk keinginan tak memadam
19 januari 2011
------------------------------ ---
Adakah engkau bosan?
Karena malam ini aku masih,..
Ah, entah dengan cara bagaimana,
Sabit atau purnama-
Bulan selalu dapat membuatku tersenyum
Senyum yang tak ditahan tahan..
dengar!
Aku suka langit malam yang terangnya hampir seperi pagi itu..
Aku suka langit malam yang terangnya hampir seperi pagi itu..
18 januari 2011
-------------------------------------
Malam kemarin, engkau datang kepadaku memakai baju hitam lusuh yang hampir hampir tak kupakai lagi. Tapi aku lupa bentuk tatapanmu..
Bukankah semestinya aku tak lagi perlu peduli- apakah engkau bahagia atau lebih terluka?
Pada gurat mimpi mimpi, biar malam selesaikannya
Oh.., tentu saja tak perlu kumaknai apa apa lagi
15 januari 2011
-------------------------
Dan kepak sayap sayap
Jauh semakin jauh
Rentang lebar pelan pelan
Tau ini berat,
Sekalipun lelah menguntit
Tetap harus terbang ke.., langit yang dituju
7 januari 2011
--------------------------
Kahitna; Bintang :)
4 januari 2011
--------------------------
Burung burung wallet yang mencericit
Waktu ashar yang sisa sedikit
Langit masih biru membentang
Matahari akan benam
Memintal mintal jingga di kejauhan cakrawala
Percayakah petang pada firasat?
Wajah yang menggantung gantung
Terus benam di pelupuk mata..
Meunasah Kota- Lhokseumawe, 3 januari 2011
Tidak ada komentar :
Posting Komentar