Sesungguhnya saya rada khawatir jika masih saja menulis
tentang bulan- apalagi purnama. Saya khawatir kamu menjadi cemburu dan
mengira-ngira bahwa saya ini ‘seperti ini’ dan seperti itu’ L.
Yang ingin kukatakan kepadamu adalah; bagaimana pun saya mengagumi bulan (baik
sabit atau purnamanya) itu karena memang keindahannya semata yang selalu
membuat mata ini takjub tak mau berkedip (*ampun lebay nyaa.. L)
Saya yakin pada usia berapa pun nanti (jika Allah
menghendaki saya berumur panjang tentunya)- bulan akan tetap menjadi
pemandangan yang saya sukai dan rindukan. Terkadang, jadi lucu juga
membayangkan usia saya jika sudah nenek nenek, duduk di teras rumah ‘kami’
(*red. kami= saya dan si kakek,:p) sambil bercerita tentang kenangan yang sama
tua nya dengan keriput di kulit-kulit kami itu. Sambil mensyukuri dan menjadi
bahagia karena sudah cukup banyak juga cucu yang kami punya- dan mungkin
beberapa menjadi nakal tidak tulungan (*tapi mudah-mudahan saja semuanya sholeh
dan sholehah seperti kakek dan neneknya ini, amiin. Hehehe, maaf, narsis :p).
Membayangkan diri saya sebagai nenek-nenek adalah sama
dengan pengandaian saya sekitar 10 tahun lalu. Dulu, waktu usianya saya 12-15
tahun, saya suka membayangkan apa bentuknya saya pada 10 tahun mendatang, atau
20 tahun mendatang. Beberapa waktu yang saya andaikan itu sudah saya lewati. Ada beberapa bagiannya
yang saya agak ngeri membayangkannya (sekalipun sudah saya jalani) jika
dijalani oleh anak-anak remaja yang ‘kurang bekalnya’. Bukan maksud saya mengatakan
bahwa saya ini cukup bekal, bukan. Pada kenyataannya saya sendiri juga bingung
jika membayang-bayangkan hal-hal yang harus saya ‘lakukan’ kepada anak-anak
saya nanti menghadapi derasnya kehidupan mereka. Bagaimanapun, kita dan mereka
memiliki masa yang berbeda. Untuk adik saya sendiri saja, kadang saya merasa
khawatir, sangat khawatir. Kamu pasti mengerti maksud saya- bahwa terkadang ada
hal-hal yang sudah kita lewati dan kita ingin sekali mengatakan kepada mereka ‘sesuatu’
supaya mereka tidak lagi mencoba-coba jalan yang sama. Tidak selalu mudah
menyampaikan hal-hal semacam itu.. #koq jadi bingung yaa L
Ya, mudah-mudahan dalam ‘penyambutan’ ini, Allah senantiasa
memberi saya petunjuk supaya berbekal dengan benar- tidak hanya teori- tapi
juga kesiapan saya sendiri untuk benar-benar learning by doing, tidak panic,
tidak latah, dan tidak pula menjadi orangtua yang ‘tidak siap untuk punya anak’
#haddeuuh- jodoh aja belum tau dimana, koq tiba-tiba
ngomongin anak sih K annneh..
Hehehehe.. ini sebenarnya saya lagi mentok mau nulis apa,
tapi karena saya tau kamu akan bahagia membaca ini, maka saya tetaplah menulis
walopun ini hanya hoax semata.. maafin saya ya Jod.. pokoknya, karena saya
tetap menulis; kamu harus tetap membacanya dong yaa, ya ya ya.. :p ya ya, kamu
harus tau bahwa pemaksaan sekarang terjadi dimana-mana lho, termasuk di blog
saya yang tiada seberapa mana ini, hehe
Ok Dear, sleep tight ;)
Just pray for whatever today’s life, okay..!
#sengaja diberi judul ‘acakadut’, karena saya endiri juga
ndak tau; ini corcolan soal apa c sebenarnya?? Miris ya? Hiks..
Saya pikir dengan tidur lebih larut dari biasanya, ini bisa
merefresh kebiasaan saya yang selalu tidur tidak lama setelah jam dua puluh
satu. Huff! Dear, sesungguhnya ada banyak hal yang terjadi, tentu saja kan - selama masih nafas
berhembus, maka sebanyak mili detik pula lah ada satu cerita- membentuk keadaan
dan menciptakan suasana. Akan ada perubahan besar dalam dua bulan ini.. I’m
going to be jobless!! Engkau tau kan ,
kita benar bertanggung jawab untuk ketidaknyamanan yang kita rasakan dimanapun
kita berada. Terkadang, resign itu menjadi satu-satunya pilihan yang paling
baik, untuk kita sendiri dan untuk apa yang kita tinggalkan. Seperti kebanyakan
orang, saya tidak dapat bertoleransi kepada ketidakjujuran- apalagi jika sampai
ditikam dari belakang.
Jika di sana saya tidak dapat
mengubah apa pun- dan berada di sana
menguras energi positif yang saya punya hanya untuk terus berdamai dengan
hal-hal yang diingkari hati saya, sungguh saya tidak sanggup. Tidak kah lebih
baik jika saya memilih pilihan lain- yang dengannya saya dapat mencurahkan
semua- atau minimal setengah saja- dari hal baik yang saya miliki untuk hal-hal
baik lain yang mungkin tumbuh dan terus kembang- semoga Allah lekas
mempertemukan saya denga ‘hal itu’, amiin ya Rabb, amiin. Wish me luck!
October 14, 2011 - 00.22
Tidak ada komentar :
Posting Komentar