Tiada yang tersisa dari waktu yang berlalu, kecuali
kesia-siaan karena terlalu banyak hal yang seharusnya dikerjakan tapi malah
ditunda. Dan di sini lah aku malam ini. Meluangkan waktu untuk pekur, memahami,
menganalisa (karena kebetulan aku kuliah di MIPA J),
memaknai, sesuatu yang nampaknya hanya sebuah perasaan yang sama sekali tidak
berguna untuk disimpan. Oh, coba lah lihat, terlalu panjang kalimat sebelumnya
dengan anak kalimat yang sesungguhnya tidak perlu pula dipanjang-panjangkan
begitu, tapi sudahlah. Mudah-mudahan kita sama mengerti.
Seharusnya aku menyelesaikan ini, yaitu pekerjaan yang
tertunda karena kelalaian diri sendiri. Yaitu bahwa aku terlalu percaya pada
semua orang, dan terlalu percaya pada diri sendiri. Intinya, adalah aku harus
mencocokkan antara data stok di gudang kami dengan data di laporan yang aku
kerjakan selama Januari hingga Agustus.. itu adalah perjalanan sekitar 30 kali
8 bulan, tidak sebentar kan? Tidak sedikit.
Sesungguhnya kehilangan itu sangat menyakitkan, apalagi
ketika engkau telah percaya bahwa engkau masih memilikinya. Hey, ini tidak
semata-mata tentang masalah antara laki-laki dan perempuan, tidak semata-mata
juga tentang stok barang di gudang kami yang tidak sesuai dengan yang aku
laporkan. Aku menjadi agak sedikit malas menulis ketika merasa bahwa orang lain
salah mempersepsikan apa yang aku tulis, apa yang aku maksud di dalamnya, bahwa
romantis itu, indah itu, syahdu itu, melo itu, melamun itu, tidaklah
semata-mata terjadi karena seorang perempuan sedang jatuh cinta kepada seorang
lelaki atau sebaliknya, atau karena seorang wanita baru saja patah hati dari
kekasih hatinya. Tidak lah selalu demikian..
Sebenarnya malam ini aku harus segera menyelesaikan revisi
ini. Karena besok pagi aku akan menjemput lagi sinar matahari di depan gerbang
kantor yang tidak lebih dari rumah copel tiga kamar dengan satu kamar berkamar
mandi di dalamnya *betapa sebuah keterangan yang tidak penting ya?? J tapi mengapa pula aku
harus peduli, bahwa catatan ini akan dibaca oleh siapa, akan ditafsirkan oleh
siapa, akan .. tentu saja karena aku peduli supaya pada batasan yang sudah
kubuat sendiri, bahwa ‘jika menulis, maka menulisnya yang berguna’. Sekalipun itu
hanya berguna untuk meluruskan kekusutan pada 10 bulan terakhir ini, yang
mengacaukan transportasi di dalam hati dan otak ini. Dimana ketika ia nya harus
berpikir malah melamun, ketika tiba waktu beristirahat malah terjaga.
Dear, apakah engkau masih ingat ketika aku mengatakan:
When you can’t forget
that love just bitterness n lies, just forget that you’d been loved
Apakah menurutmu aku harus merevisi kalimat itu karena
menurut sebagian orang bahwa penggal masa lalu itu tidak harus dilupakan. Bahwa
penggal masa lalu ada sesuatu yang akan menjadi indah kapan pun dikenang? Aku setuju
bahwa detik-detik hari ini adalah bagian dari akumulasi detik-detik sebelumnya.
Tapi masalahnya adalah, tidak serta merta hikmah itu bisa diambil, seolah
seperti memungut apa saja yang terserak. Tidak semudah itu kan?
Dear, maukah engkau memberi aku waktu, untuk memahami ini
semua. Oh, see! i am clossing my eyes, i dont need to hide my tear coz i m all
alone, J.
Berikan aku aku waktu untuk mengamali bahwa,
"memaafkan itu kadang lebih mudah daripada
melupakan. namun tak apa, maafkanlah dulu lalu jauhi saja sampai bisa
melupakan. itu lebih baik daripada tak memaafkan dan semakin sulit untuk
dilupakan. karena maaf itu tak harus bersinergi dengan hubungan yang lebih
baik.."*
Hehe,
koq mengamali sih? :D. Ok thats fine, ;)
Tapi memang
demikian, itu adalah sebuah status yang ku kutip di facebook, dan setelah
beberapa bulan hingga hari ini, hanya kalimat itu yang mampu menentramkan
proses ini.
Maka bolehkan
aku memaafkan dulu apa pun yang telah terjadi di waktu itu. Lihatlah aku
terlalu cerdas menceritakan semua kepedihan ini seolah aku adalah objek paling
menderita, tapi hampir semua kita begitu kan? Itu manusiawi..
Nanti,
pada bagian yang lain aku akan menceritakan contoh kepadamu, contoh yang begitu
dekat bagaimana kalimat ini dapat berlaku pada banyak keadaan dan banyak orang,
dan bagaimana memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain di masa lalu itu
amatlah sulit.. hmm, maaf, barangkali untukmu semua ini demikian mudah..
Ohya,
koq jadi ngelantur ya?? :D tadinya kan mau cerita soal revisian dan kerjaan
lembur ini :D, tapi koq malah nyambung aja kemana-mana J ini namanya curhatnya nyolonng..
:D
Sekarang
1:30, J setelah membuat list to do baru,
aku akan beranjak tidur, mudah mudahan dapat terlelap lebih cepat, J
Oh ya,
satu lagi, ada satu kegeeran yang ingin kutuntaskan :D
Aku lupa
mengawalinya dimana, tapi ini harus diakhiri, benar-benar harus diakhiri.. hehehe.
Berharap besok dapat menempuh 45 menitku dengan sama santai ketika saya
mengawalinya beberapa bulan lalu J. Tanpa perasaan berlebihan, tanpa
keinginan bertemu dengan seseorang yang, yang.., yang.. saya pun mengenalnya
bahkan tidak J. Semoga Allah senantiasa menjaga
kita semua dalam kebaikan, amiin, amiin.
Berharap
ini adalah awal bagi hari yang baru, amiin.. J
Beri aku jeda meluang waktu untuk diriku,
melupa sebentar penggal waktu yang melukai, supaya aku dapat menjadi adil pada
masa di depanku. Dan sungguh aku bersyukur untuk semua pelajarannya yang
kudapat satu-satu, juga akan bersyukur untuk apa pun yang belum terbetik
hikmahnya di hatiku, hanya saja; beri aku waktu untuk menjadi lebih bijak
memaknai apa-apa yang telah lalu, dan memijak lebih yakin pada apa yang sedang
kujalani sekarang ini. Engkau [barangkali] benar, tidak ada satu bagian masa
lalu pun yang harus dilupakan, segala sesuatunya hanya harus dimaafkan,
perlahan. Jika engkau membaca ini, engkau pasti akan selalu mengingatkanku
melalui doa-doa yang hanya bisik dibilik hati.
*berharap
sekali ini adalah awal yang baru, amiin ya Rabb, tunjuki kami jalan
** maaf gambarnya ga nyambung dengan ceritanya :D
*** In my twitter I write; nampaknya sy lupa dmn sy mengawalinya, tp ini hrs diakhiri - brharap ini sudah mngawali endingnya- sekarang juga. sekarang juga. Bismillah
Tidak ada komentar :
Posting Komentar