Suatu hari, Mulla Nasruddin jalan-jalan dengan seorang teman sambil ngobrol. “Besok saya menikah, Mulla,” kata temannya dengan nada gembira. “Bukankah perkawinan itu menyenangkan? Apa kah Mulla pernah berfikir untuk menikah?” tanyanya.
Nas ruddin tersenyum dan berkata, “Di masa muda, tiada yang saya pikirkan selain menikah. Pada kenyataannya, beg itu inginnya mendapatkan istri sempurna sampai saya keliling dunia
untuk mencarinya.”
“Di Damaskus, saya bertemu dengan sorang wanita cantik yang spiritual, baik, dan menyenangkan. Tapi dia tak punya pengetahuan umum dan pengetahuan tentang dunia. Di Isphahan, saya bertemu dengan perempuan yang baik, cantik, dan berpengetahuan luas, tapi dia tidak tertarik pada kehidupan spiritual.”
“ Mulla selanjutnya pergi kemana saja?” tanya temannya.
Mas ruddin kembali tersenyum “Saya lupa kemana saya, tapi saya bertemu dengan seseorang perempuan yang benar-benar cantik, spiritual, baik, dan berpengetahua n luas tapi dia tidak bisa berkomunikas i dengan bai. Akhirnya saya ke Kairo dan disana sesudah mencari
kesana sini, saya menemukan calon sempurna. Dia memiliki segala sesuatu. Dia memiliki segala sesuatu yang saya inginan dalam diri seorang ostri. Dia benar-benar sempurna.”
“Lalu kenapa Mulla tidak menikah sengannya?”
“ Itulah,” kata Nasruddin sambil menggeleng -gelengkan kepada. “Dia juga mencari suami sempurna.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar