Beberapa menit sebelum siaran kak Esti masuk ke studio dan bilang kalo setelah PK ada sedikit briefing. Langsung mixernya shock... ups salah, maksudnya kami yang shock... hehe.
1, 2, 3, setelah sekian menit, briefing pun mulai. Ngomong dan ngomong. Ngomong dan ngomong. Jadi tahu, kalau mixing Wis ternyata masih jelek. Beberapa waktu lalu juga ngerasa gitu. Beberapa hari lalu kak Esti juga naik dan perbaiki letak volume untuk playlist. Katanya, musik latar terlalu besar untuk ngomong di atas lagu. Jadinya cem balapan gitu... hehe. Jadi malu. Padahal kan udah hampir setahun di Antero..
Ngomong lagi tentang lagu-lagu yang boleh dan tidak boleh diputar di PK dan TI. Dsb. Dsb.
Ternyata asik juga ngomong dengan ‘kak Esti yang terbuka’. Selama ini, di luar briefing, setiap ada kekurangan dan kesalahan siaran kami, Kak Esti langsung negur aja. Banyak ‘istilah’ yang sering dipake kak Esti ketika menegur dan temen-temen sudah hafal betul. Ya tidak perlu lah disebutkan disini.. hehe
Ternyata selama ini kak Esti merasa udah kasih tahu semua aturan, format, dsb, tapi masih ada juga yang bandel. Kak Esti juga merasa sendirian melakukan semuanya. Kak Esti merasa iri juga dengan program2 KBR yang lebih maju. Kak Esti merasa selama ini ga ada diantara kami yang benar-benar bisa membantu beliau mengurus program hiburan. Kak Esti punya banyak rencana untuk program Radio. Subhanallah, semuanya hebat-hebat.
Katanya juga, kak Esti tu orangnya perfeksionis, makanya sulit menugaskan kami, maunya dikerjakan semua sendirian. Jadi lebih yakin sempurnanya.
Begitulah, ternyata berada di atas itu jauh lebih sulit ketimbang yang kita liat, kita bayangkan, dan kita perbincangkan sekarang. Berada pada posisi atas, disatu sisi menyediakan tangga bagi kita untuk meraih tempat yang lebih tinggi, membuat prestasi-prestasi yang lebih cemerlang. Tapi semua tidak semudah itu, dan dengan kemauan yang kuat setiap orang pasti bisa melakukannya. InysaAllah .
Berada di Antero hampir setahun adalah waktu-waktu yang sangat berharga. Mendapatkan banyak hal baru. Bertemu dengan teman-teman yang berbeda dalam banyak hal. Mulanya sendirian, trus jadi semakin dekat. Mulanya rame, sekarang tinggal sedikit. Mulanya ga asik, sekarang semakin menantang. Mulanya menggebu, tapi sekarang harus memotivasi diri untuk bisa bertahan. Complicated deh, pokoknya.
(Kalo kebetulan kak Esti baca, jangan stop dulu ya, ceritanya kita belum selesai koq :D..) tapi sebelumnya, Wis curhat dikit sama kak Esti, boleh ya...
Kalo balik lagi ke masa-masa training dengan Kak Esti dulu, ingat saat-saat senangnya...:) seperti training vokal misalnya, sesuatu yang belum pernah Wis lakukan sebelumnya. Sekalipun cuma beberapa minggu dan cuma seminggu sekali, seru juga. Karena waktu itu lagi semangat2nya. Tapi berselang beberapa bulan. Suasana terasa mulai, maaf sebelumnya, membosankan. Apalagi setelah beberapa temen ditarik dengan ‘spesial’ ke KBR, semua terasa jadi hambar. Sempat juga nanya “yang lain kapan?”, tapi cuma dalam hati. Iri juga rasanya. Siapa yang ga mau, setiap harinya jadi lebih baik. dan temen2 yang udah nyemplung ke KBR tampak seperti itu. Ada aja hal baru yang mereka lakukan, atau bahas, dan kita ga nyambung dengan semua itu.
Waktu itu Bang Aril sudah mulai menggeber presenter2 KBR. Terlihat perbedaan yang mencolok sekali dalam keaktifan, kesolidan, dan kemampuan siaran penyiar dan news presenter. Sebagai penyiar, jujur aja Wis sempat merasa down banget. Setelah program-program dan manajemen dibagi dengan jelas antara KBR dan program hiburan, perbedaan semakin tampak.
Waktu itu sempat terpikir untuk keluar. Dengan berbagai kekurangan waktu itu, Wis berusaha lo untuk siaran sebaik mungkin. Sebaik mungkin. Sekalian memberikan yang terbaik, karena niatannya waktu itu sudah bulat tekad mau off... hehe (tapi alhamdulillah, sampe hari ini masih di sini).
Ketika kita sudah berusaha tampil dengan performance sebaik mungkin (sekalipun kenyataan hasilnya masih “HANCUR”), dan tidak ada penghargaan atas apa yang berusaha kita lakukan, semuanya akan terasa melelahkan. Ditambah kritikan dan sejenisnya yang disampaikan dengan cara yang tidak sedap, siapa yang bisa tahan. Bukannya berharap banyak, karena toh memang Wis belum memberi banyak.
Pokoknya waktu itu terasa banget kalau Wis (dan melihat teman2 penyiar lainnya) tidak terberdayakan dengan baik.. (hehe bener ga sih istilahnya??) Padahal teman-teman penyiar yang lain (beberapa sudah tidak di Antero) punya potensi yang lebih besar dari pada yang Wis punya.
Tanggung jawab untuk melejitkan diri memang ada dipundak sendiri, tapi jika gayung tidak bersambut dari pihak radio (dalam hal ini manajemen), tentu sulit bagi penyiar untuk naik tangga..
Dan sekitar sebulan yang lalu, Setelah membawa berita beberapa kali di KBR, semua terasa jadi lebih fresh. Jadi semangat lagi. Semangat itu juga yang menyuntik semangat untuk siaran program radio.
Waduh, panjang juga ya curhatnya... hehe.
Ngomongin tentang Kak Esti yang perfeksionis dan sulit untuk berbagi tugas. Wis jadi berpikir, kalau segala sesuatu Kak Esti kerjakan sendiri, lantas kami ngapain dong di Antero?? Cuma datang, ngomong di corong, telp narasumber, dan jadi operator... hehe
Seringnya Kak Esti Cuma sharing rencana program, tapi ga pernah buat rencana aksi untuk kita kerjakan sama-sama..
Kak Esti selalu bilang kalau kita harus bantu kak Esti untuk membuat program Radio lebih bagus lagi, tapi kak Esti juga selalu bilang kalau kami ga mampu membantu apa pun untuk diselesaikan..
Kak Esti selalu bilang kalau kak Esti banyak sekali hal yang harus dipikirkan dan dikerjakan, tapi kami ga pernah tahu lo apa saja perkerjaan yang sedang kak Esti kerjakan yang bisa kami bantu.
Seandainya di dunia ini ada sorang kak Esti yang lain, Wis yakin kak Esti dan kak Esti yang lain itu tetap akan bekerja sendiri-sendiri karena semakin banyak orang yang tidak bisa dipercaya dan bisa diharapkan... hehe
Bagusnya, juga jadi semakin banyak orang yang santai... hehe
Setelah semuanya, maaf, mungkin memang Wis sama sekali tidak patut untuk ngomong seperti di atas dengan kak Esti.. mumpung masih lebaran... masih anget maaf lahir batinnya... maafin ya..
s
Mudah-mudahan kita bisa menjadi semakin bijak setiap harinya.