Yang seberapa dekat pun aku menjemput, keindahannya hanya ada dalam mata ini, tak dapat aku menyentuhnya.
Menatapnya setiap hari, supaya aku dapat mengumpul keping-keping indah tentangnya, potret mengagumkan setiap sore, bagian-bagian yang ingin ku rekat satu-satu, supaya nanti utuh adanya di dalam sini, sekalipun mata ini tak dapat lagi memandanginya.
Jika aku mengaguminya dan orang lain tidak, Itu pun aku tak mengerti
Pancarannya seperti ketulusan yang tak pernah kenyang memberi, memupus kecewa-kecewa pada harapan yang tak sesuai perkiraan. Semakin menjadi-jadi indahnya semakin magrib menyusul senja
Begitulah antara aku dan engkau, semburat yang memancar hingga pepasir yang kupijaki, jam-jam biru yang rasa-rasa ingin kubawa pulang..
Kp. Jawa
Muharram 8,
Sent from BlackBerry® on 3
Tidak ada komentar :
Posting Komentar