Menemukan rona sore yanga jingganya memaku mata dan
menyadarkan pandangan akan betapa sempurna warna langit menjelang magrib adalah
salah satu hal yang menentramkan relung-relung hati yang gelisah. Dan tentu
saja mensyukuri apa adanya alam ini, dengan segala keindahannya yang maha rumit
penciptaannya ini, menjadi salah satu pengakuan kita akan ke-Maha Agungnya sang
pencipta- tiada tanding.
Bila besok aku masih sempat menatap pagi dengan gurat matari
yang kadang ringan sinarnya membuat nyaman rasa kulit ini ketika menerima
terpanya. Bila besok masih ada hujan gerimis yang rinainya pelan membasahi dan
kemudian pelan pula menghilang tanpa mengabari apa-apa. Bila bintang di sebelah
barat pada arah pukul 10 tengadah 45 derajat itu pun masih ada di sana tanpa aku
sengaja mencari-carinya. Bila kemudian hari menutup diri sedangkan aku masih
saja menyia sendiri tanpa bergegas tiba di rumah karena menjadi ‘agak’ sibuk
dan pulang dalam keadaan sudah tidak lagi sempat menyapa dinding kamar yang
kesepian karena seharian tanpa pemiliknya sudah menjadi lumrah raga ini
menerimanya pula.
Bila esok- hari-hari masih berjalan seperti biasa, yaitu
bila suara dengung kendaran itu masih riuh di pendengaran bahkan ketika hari masih pagi-pagi sekali
ketika adzan pertama pun belum terasa dengungnya. Sesungguhnya segalanya
menjadi semakin biasa- dan semakin biasa saja.
Engkau tau tidak? Menempuh perjalanan terlalu pendek ku kira
telah membuatku menjadi agak buntu. Tidak ada lagi waktu untuk berbicara dengan
angin- bercanda dengan desaunya yang kadang menggundahkan hati. Tapi tentu tak
patut bagiku jika menyalahkan angin, cuaca, apalagi matahari yang terbenam
demikian indahnya.
Seperti tidak ada intro yang dapat membuat hati ini
berdenyut lagi. Barangkali menjadi basi jika aku terus menyanyikan Mimancherai.
Dan sesungguhnya aku menjadi agak sedikit khawatir jika kemudian kerinduan itu
pun menghilang- seperti aroma menghilang bersama angin. Sehigga kemudian aku
mencari-cari apa saja-apa saja- apa saja, yang kiranya hati ini tidak berhenti
‘berdenyut’ untuk menyelesaikan hari yang 24 jam itu. Yang mana banyak bagian
dari jam-jamnya aku tidaklah sepenuhnya menyadari bahwa diri ini ‘sedang dalam
pengawasan’ yang mati lampu pun tidak membuat durasinya berhenti berputar
seperti aku yang menjadi harus bekerja offline hanya karena tidak dapat
menghidupkan PC.
Kadang kita benar-benar lupa tentang apa yang telah kita
mulai- dan bagaimana cara mengakhirinya. Dan demikian juga dengan tengah
perjalanan yang membingungkan ini- bagaimana sampai di tujuan yang sama-
bagaimana pun ramainya kita semua menuju kesana maka tetaplah sendiri.
Bila rona sore seperti tadi dapat menawan hati dan membuat
aku ingin menyelesaikan hari dengan serta memandangi genap tutupnya mentari
dari balik atap-atap yang pura-pura menghalangi- semestinya aku tiada boleh
berhenti mencari aroma kerinduan yang tersisa ini.
Bila aku mencintai segenap panorama hari dengan segala gerah
dan basahnya, semestinya aku tetap memelihara hati untuk terus mengingat penciptaNya.
#this is just one of my hoax.. don’t be so serious J. Keliatan tuh, ga
jelas ngemengin apah, hehehe. Ini adalah salah satu cara mengungkapkan sesuatu
yang sulit diungkapkan. Suliiiit, banget. Huff, beginilah deritanya orang-orang
introvert :(-
jadi bukan anak2 abege ajah yang sulit mengungkapkan diri dan menunjukkan
perasaan, buktinya saya yang sudah semakin tua ini pun demikian adanya.. hiks
Saya berharap bisa ngeliat laut sendirian tapi ditemani
siapa gitu yang saya ga kenal, ga keberatan juga kalo saya ajak. Ga apa-apa
juga dianya saya cuma ngajak n dia temenin doang tanpa perlu saya ajak bicara
apa-apa. Bahkan gimana caranya dia itu tau kalo saya mau ngajakin dia temenin
saya tanpa perlu saya ajak-ajak, huff, repotnya perasaan inih.. :( mana ada orang yang
kaya’ gituh..!
---
Take your time, n enjoy your nice day ;)
Kp. Laksana- Clowdy March Night- 21032012- 23:48
#Tompi- just to be with you
Tidak ada komentar :
Posting Komentar