Chocolate Covered Sesame Balls

Jumat, 14 Oktober 2011

Acakadut #yang lagi bete dilarang baca


Sesungguhnya saya rada khawatir jika masih saja menulis tentang bulan- apalagi purnama. Saya khawatir kamu menjadi cemburu dan mengira-ngira bahwa saya ini ‘seperti ini’ dan seperti itu’ L. Yang ingin kukatakan kepadamu adalah; bagaimana pun saya mengagumi bulan (baik sabit atau purnamanya) itu karena memang keindahannya semata yang selalu membuat mata ini takjub tak mau berkedip (*ampun lebay nyaa.. L)

Saya yakin pada usia berapa pun nanti (jika Allah menghendaki saya berumur panjang tentunya)- bulan akan tetap menjadi pemandangan yang saya sukai dan rindukan. Terkadang, jadi lucu juga membayangkan usia saya jika sudah nenek nenek, duduk di teras rumah ‘kami’ (*red. kami= saya dan si kakek,:p) sambil bercerita tentang kenangan yang sama tua nya dengan keriput di kulit-kulit kami itu. Sambil mensyukuri dan menjadi bahagia karena sudah cukup banyak juga cucu yang kami punya- dan mungkin beberapa menjadi nakal tidak tulungan (*tapi mudah-mudahan saja semuanya sholeh dan sholehah seperti kakek dan neneknya ini, amiin. Hehehe, maaf, narsis :p).

Membayangkan diri saya sebagai nenek-nenek adalah sama dengan pengandaian saya sekitar 10 tahun lalu. Dulu, waktu usianya saya 12-15 tahun, saya suka membayangkan apa bentuknya saya pada 10 tahun mendatang, atau 20 tahun mendatang. Beberapa waktu yang saya andaikan itu sudah saya lewati. Ada beberapa bagiannya yang saya agak ngeri membayangkannya (sekalipun sudah saya jalani) jika dijalani oleh anak-anak remaja yang ‘kurang bekalnya’. Bukan maksud saya mengatakan bahwa saya ini cukup bekal, bukan. Pada kenyataannya saya sendiri juga bingung jika membayang-bayangkan hal-hal yang harus saya ‘lakukan’ kepada anak-anak saya nanti menghadapi derasnya kehidupan mereka. Bagaimanapun, kita dan mereka memiliki masa yang berbeda. Untuk adik saya sendiri saja, kadang saya merasa khawatir, sangat khawatir. Kamu pasti mengerti maksud saya- bahwa terkadang ada hal-hal yang sudah kita lewati dan kita ingin sekali mengatakan kepada mereka ‘sesuatu’ supaya mereka tidak lagi mencoba-coba jalan yang sama. Tidak selalu mudah menyampaikan hal-hal semacam itu.. #koq jadi bingung yaa L

Ya, mudah-mudahan dalam ‘penyambutan’ ini, Allah senantiasa memberi saya petunjuk supaya berbekal dengan benar- tidak hanya teori- tapi juga kesiapan saya sendiri untuk benar-benar learning by doing, tidak panic, tidak latah, dan tidak pula menjadi orangtua yang ‘tidak siap untuk punya anak’

#haddeuuh- jodoh aja belum tau dimana, koq tiba-tiba ngomongin anak sih K annneh..

Hehehehe.. ini sebenarnya saya lagi mentok mau nulis apa, tapi karena saya tau kamu akan bahagia membaca ini, maka saya tetaplah menulis walopun ini hanya hoax semata.. maafin saya ya Jod.. pokoknya, karena saya tetap menulis; kamu harus tetap membacanya dong yaa, ya ya ya.. :p ya ya, kamu harus tau bahwa pemaksaan sekarang terjadi dimana-mana lho, termasuk di blog saya yang tiada seberapa mana ini, hehe

Ok Dear, sleep tight ;)
Just pray for whatever today’s life, okay..!

#sengaja diberi judul ‘acakadut’, karena saya endiri juga ndak tau; ini corcolan soal apa c sebenarnya?? Miris ya? Hiks..

Saya pikir dengan tidur lebih larut dari biasanya, ini bisa merefresh kebiasaan saya yang selalu tidur tidak lama setelah jam dua puluh satu. Huff! Dear, sesungguhnya ada banyak hal yang terjadi, tentu saja kan- selama masih nafas berhembus, maka sebanyak mili detik pula lah ada satu cerita- membentuk keadaan dan menciptakan suasana. Akan ada perubahan besar dalam dua bulan ini.. I’m going to be jobless!! Engkau tau kan, kita benar bertanggung jawab untuk ketidaknyamanan yang kita rasakan dimanapun kita berada. Terkadang, resign itu menjadi satu-satunya pilihan yang paling baik, untuk kita sendiri dan untuk apa yang kita tinggalkan. Seperti kebanyakan orang, saya tidak dapat bertoleransi kepada ketidakjujuran- apalagi jika sampai ditikam dari belakang.

Jika di sana saya tidak dapat mengubah apa pun- dan berada di sana menguras energi positif yang saya punya hanya untuk terus berdamai dengan hal-hal yang diingkari hati saya, sungguh saya tidak sanggup. Tidak kah lebih baik jika saya memilih pilihan lain- yang dengannya saya dapat mencurahkan semua- atau minimal setengah saja- dari hal baik yang saya miliki untuk hal-hal baik lain yang mungkin tumbuh dan terus kembang- semoga Allah lekas mempertemukan saya denga ‘hal itu’, amiin ya Rabb, amiin. Wish me luck!

October 14, 2011 - 00.22

Tidak ada komentar :

Posting Komentar