Chocolate Covered Sesame Balls

Sabtu, 26 Juli 2008

Ayam Penyet...

wuih, cobain deh, ga nyesel... :D

Bahan :
1/2 kg ayam yang berkulit
100 ml air
1/4 sdt merica bubuk
Minyak untuk menggoreng

Bumbu yang dihaluskan :
2 siung bawang putih
1/2 sdt garam
1/4 sdt ketumbar
Sedikit kunyit bubuk

Sambal :
1/4dt garam
1/2 sdt gula pasir
5 cabai rawit merah
Sedikit terasi
1/2 buah tomat

Cara olah :
Campur ayam dengan bumbu halus, merica bubuk dan air. Masak dalam wajan tertutup sampai air habis. Dinginkan.
Ulek garam, terasi, gula dan cabai rawit merah, kemudian tambahkan potongan tomat,tekan-tekan supaya tomat agak hancur.
Goreng ayam dalam minyak panas sampai agak kering.
Panas-panas, taruh ayam dalam cobek, tekan dengan ulekan.
Hidangkan dengan nasi panas dan lalapan.

yummy....... selamat menikmati di rumah sendiri ya.. kalo susah bikinnya, beli aja, banyak koq rumah makan yang udah nyedian menu ini...

ini resep wis kutip dari sini ne: http://cuek.wordpress.com/2007/09/16/ayam-penyet/

tidak ada lagi spekulasi...

Tidak ada lagi spekulasi

Sudah boleh lah berlega hati


Semua telah tampak nyata

Apa yang dulu mengabur kini telah jelas bentuknya

Gambaran yang dulu buram telah terang warnanya

Apa lagi yang ku tunggu...


Musim akan berganti

Tapi pancaroba ini mungkin akan sedikit membuat demam

Seperti akan hujan tapi mentari juga enggan bersembunyi

Seperti akan luruh dedaunan begitulah angin memainkan pada dahannya yang rapuh


Luka ini akan menemukan sembuhnya

Tapi rasa sakit harus bersabar karena masa itu mungkin akan lama

Mengolesi salap-salap sabar

Menelan tablet-tablet penghilang rasa kecewa

Dalam beberapa kali sehari pertemuan yang menyesakkan


Tidak ada lagi spekulasi

Hati telah menjadi lega kini

Mungkin aku tertipu, oleh diri sendiri

Tapi tak mengapa

Toh aku jadi tau

Betapa menyakitkan luka ini

bergantilah musim

Mungkin aku belum bisa melupakan

Bagaimana mesranya embun mencumbu rerumputan pagi hari

Mungkin aku tidak bisa membuyarkan

Ceracau burung yang mengawali hiruk pikuk dunia

Atau pada dedaunan yang luruh dengan gemulai

Atau pada mentari yang tenggelam lebih cepat dari biasanya


Tapi musim akan berganti

Aku tak dapat memaksa keindahan ini terus ada

Aku tak dapat memiliki pergantiannya yang hakiki

Aku hanya bisa menikmati perputarannya yang terus seperti ini


Semusim, begitulah cara waktu menawan hatiku

Dan harus aku merelakan dingin ini memeluk hari yang pernah gelisah

Lalu butir-butir sejuk akan menutupi tanah hati yang hangat sebentar

Dan aku akan memilih untuk hanya menghangatkan diri dekat perapian


Musim akan berganti

Begitu cepat terasa waktu berlalu

Padahal rindu ini belum lagi kulepaskan

Kamis, 17 Juli 2008

ABU SULAIMAN AD-DARANI (Selayaknya Aku Menangis)

Ahmad bin Abu al-Hawari berkata, "Ketika aku menemui Abu Sulaiman ad-Darani, ia sedang menangis."

Kemudian aku bertanya, "Saudaraku, apa yang membuatmu menangis?"

Dia menjawab, "Wahai Ahmad, Ahlul mahabbah (orang-orang yang saling mencintai), jika hari menjelang malam, ia mulai membentangkan telapak kaki mereka (berdiri mengerjakan shalat), air mata mereka membasahi pipi pada saat ruku' dan sujud. Ketika itu Allah q menyaksikan mereka dan memanggil, 'Wahai Jibril, berdasarkan penglihatanku, siapakah yang sedang membaca firman-firmanKu dengan penuh kenikmatan itu dan kemudian istirahat untuk bermunajat kepadaKu? Sesungguhnya Aku mengawasi mereka, mendengar perkataan, keluhan, kerin-duan dan tangis mereka! Panggillah dan tanyakan kepada mereka, 'Mengapa mereka berputus asa sebagaimana yang Aku lihat, apakah telah datang seseorang kepada kalian yang menyampaikan berita bahwa seorang kekasih akan menyiksa kekasihnya dalam bara api? Jika perbuatan kejam seperti itu, tidak pantas dilakukan oleh seorang manusia yang hina terhadap kekasihnya, maka apakah layak sekiranya dilakukan oleh Allah Yang Maha memiliki segala sesuatu dan Mahamulia?! Maka demi kemuliaanKu, aku bersumpah, sungguh aku akan memberi hadiah kepada mereka, ketika menemuiku pada hari Kiamat kelak yakni akan aku singkapkan WajahKu yang mulia di ha-dapan mereka, aku melihat mereka, demikian pula mereka dapat memandangKu langsung.'

Wahai Ahmad, jika kejadiannya seperti itu, apakah engkau masih akan mencelaku ketika aku menangisi keterlambatanku dari rombongan Ahlul mahabbah tersebut?"

(SUMBER: 99 Kisah Orang Shalih, sebagai yang dinukil dari kitab al-Mawa'idh Wal Majalis, 239)

Broken vow...

Tell me his name
I want to know
The way he looks
And where you go
I need to see his face
I need to understand
Why you and I came to an end

Tell me again
I want to hear
Who broke my faith in all these years
Who lays with you at night
When I'm here all alone
Remembering when I was your own

[Chorus:]
I let you go
I let you fly
Why do I keep on asking why
I let you go
Now that I found
A way to keep somehow
More than a broken vow

Tell me the words I never said
Show me the tears you never shed
Give me the touch
That one you promised to be mine
Or has it vanished for all time

[Chorus]

I close my eyes
And dream of you and I
And then I realize
There's more to love than only bitterness and lies
I close my eyes

I'd give away my soul
To hold you once again
And never let this promise end

[Modified Chorus:]
I let you go
I let you fly
Now that I know I’m asking why
I let you go
Now that I found
A way to keep somehow
More than a broken vow