Chocolate Covered Sesame Balls

Kamis, 17 Desember 2009

Hidung Istri


Hidung Istri ; Saat Duka Saat Bahagia; Abdul Wahab Muthawi

.....
“Coba perhatikan, mengapa para penumpang kereta api atau pesawat yang disatukanoleh nasib dalam sebuah perjalanan dapat saling berinteraksi dengan sopan dan halus? Mereka saling menghargai dan menjaga perasaan orang lain”

Aku mendapat jawabannya, mereka para penumpang dalam perjalanan pasti akan berakhir dan berpisah. Masing-masing akan pergi ke tujuannya sendiri. Karenanya hidup mereka muia selama perjalanan dan tidak melakukan kesalahan-kesalahan kecil antar sesama.

Jika demikian halnya, mengapa para penumpang perjalanan kehidupan ini tidka bersikap seperti itu kepada penumpang lainnya dengan sikap dan perilaku yang sopan dan saling menghargai. Meski perjalanan hidup ini terasa lama, tapi sebenarnya hidup ini sangat singkat.

“Ya.. kenapa?”

“Kenapa sebagian orang membayangkan bahwa permasalahan kehidupan sesungguhnya telah usai? Memeriksa hidung hidung mereka dan hidung orang lain, lalu menambahkan permasalahan ini pada problematika hidup orang lain dengan cara seperti ini?”

“apakah Anda punya jawaban yang memuaskan atas pertanyaan ini?”

--------

Itu adalah kutipan beberapa paragraf terakhir dari buku Abdul Wahab Muthawi, dari serial Hidung Istri. Judul serial itu memang sedikti lucu, menurutku. Mengapa harus “hidung istri”?. Ternyata di Mesir, para gadis yang hendak menikah maupun para isteri merasa minder dengan hidung mereka yang mereka anggap besar, tidak cantik, dan sebagian para calon suami atau suami tidak menyukai bentuk yang tidak indah ini. Padahal sebenarnya ini hanyalah perasaan para perempuan saja.

Abdul Wahab Muthawi, salah satu penulis ternama Mesir, juga pemimpin redaksi sekaligus pengasuh kolom surat pembaca harian Al Ahram yang terbit di Kairo, justru kemudian terinspirasi untuk menamai salah satu rubriknya dengan nama Hidung Istri.

Dalam serial Hidung Istri ini juga disisipkan salah satu kisah yang ditulis sastrawan Prancis, Jean Paul Sartre berjudul Hidung Palsu..

Masalah hidung barangkali adalah masalah yang biasa. Bahkan menurut sebagian orang mungkin sepele. Tapi efeknya luar biasa. Cuma karena “hidung”, bisa-bisa timbul penyesalan yang tidak pernah ada kesempatan utnuk memperbaikinya.

Wis sengaja hanya mengutip bagian akhir dari serial Hidung Istri ini, hanya menyebut siapa Abdul Wahab Muthawi, dam kenapa kenapa judulnya Hidung Istri.. Tidak lebih dari itu. Mudah-mudahan teman-teman yang sempat baca note ini sempat juga baca Saat Duka Saat Bahagia; Abdul Wahab Muthawi. Sekalipun buku ini terbitan tahun 1996 (di mesir, tahun 2004 di Indonesia), tapi menurut wis serial-serial yang ada di dalamnya relevan sampai kapan pun, dan terutama untuk “kita”.

Serial lainnya yang menarik juga; Dimensi Cinta Segi Empat, Yang Hilang Yang Kembali, dan tentu saja Saat Duka Saat Bahagia itu sendiri yang mewakili hampir semua serial yang ada di dalam buku ini.

Mudah-mudahan ada kesempatan :)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar