Chocolate Covered Sesame Balls

Senin, 05 November 2007

Mengapa kita terus menerus membaca meskipun kita tidak mengerti apa artinya?

Suatu cerita yang indah:

Seorang Muslim tua Amerika bertahan hidup di suatu perkebunan di
suatu pegunungan sebelah timur Negara bagian Kentucky dengan cucu
lelakinya yg masih muda. Setiap pagi Kakek bangun lebih awal dan membaca Quran di meja makan di dapurnya. Cucu lelaki nya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk menirunya dalam cara apapun semampunya.

Suatu hari sang cucu nya bertanya, " Kakek! Aku mencoba untuk membaca
Qur'An seperti yang kamu lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca Qur'An? Dengan tenang sang Kakek dengan meletakkan batubara di dasar keranjang, memutar sambil melobangi keranjang nya ia
menjawab, "Bawa keranjang batubara ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuhi dengan air." Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum tiba di depan rumahnya.

Kakek tertawa dan berkata, "Lain kali kamu harus melakukukannya lebih
cepat lagi," Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan
keranjang tsb untuk dicoba lagi. Sang cucu berlari lebih cepat, tetapi tetap,
lagi2 keranjangnya kosong sebelum ia tiba di depan rumah. Dengan
terengah-engah, ia berkata kepada kakek nya bahwa mustahil membawa
air dari sungai dengan keranjang yang sudah dibolongi, maka sang cucu
mengambil ember sebagai gantinya.

Sang kakek berkata, " Aku tidak mau ember itu; aku hanya mau
keranjang batubara itu. Ayolah, usaha kamu kurang cukup," maka sang kakek pergi ke luar pintu untuk mengamati usaha cucu laki-lakinya itu. Cucunya yakin sekali bahwa hal itu mustahil, tetapi ia tetap ingin menunjukkan kepada kakek nya, biar sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air tetap akan bocor keluar sebelum ia sampai ke rumah.

Sekali lagi sang cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai didepan kakek
keranjang sudah kosong lagi. Sambil terengah-engah ia berkata, " Lihat
Kek, percuma!" " Jadi kamu pikir percuma?" Jawab kakek.

Kakek berkata, " Lihatlah keranjangnya." Sang cucu menurut, melihat
ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa
keranjang itu sekarang berbeda. Keranjang itu telah berubah dari keranjang batubara yang tua kotor dan kini bersih, luar dalam. " Cucuku, hal
itulah yang terjadi ketika kamu membaca Qur'An. Kamu tidak bisa
memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika kamu membaca nya lagi, kamu akan berubah, luar dalam. Itu adalah karunia dari Allah di dalam hidup kita."

Tidak ada komentar :

Posting Komentar