Chocolate Covered Sesame Balls

Rabu, 21 Maret 2012

Whom can i talk this with (?)

Menemukan rona sore yanga jingganya memaku mata dan menyadarkan pandangan akan betapa sempurna warna langit menjelang magrib adalah salah satu hal yang menentramkan relung-relung hati yang gelisah. Dan tentu saja mensyukuri apa adanya alam ini, dengan segala keindahannya yang maha rumit penciptaannya ini, menjadi salah satu pengakuan kita akan ke-Maha Agungnya sang pencipta- tiada tanding.

Bila besok aku masih sempat menatap pagi dengan gurat matari yang kadang ringan sinarnya membuat nyaman rasa kulit ini ketika menerima terpanya. Bila besok masih ada hujan gerimis yang rinainya pelan membasahi dan kemudian pelan pula menghilang tanpa mengabari apa-apa. Bila bintang di sebelah barat pada arah pukul 10 tengadah 45 derajat itu pun masih ada di sana tanpa aku sengaja mencari-carinya. Bila kemudian hari menutup diri sedangkan aku masih saja menyia sendiri tanpa bergegas tiba di rumah karena menjadi ‘agak’ sibuk dan pulang dalam keadaan sudah tidak lagi sempat menyapa dinding kamar yang kesepian karena seharian tanpa pemiliknya sudah menjadi lumrah raga ini menerimanya pula. 

Bila esok- hari-hari masih berjalan seperti biasa, yaitu bila suara dengung kendaran itu masih riuh di pendengaran  bahkan ketika hari masih pagi-pagi sekali ketika adzan pertama pun belum terasa dengungnya. Sesungguhnya segalanya menjadi semakin biasa- dan semakin biasa saja. 

Engkau tau tidak? Menempuh perjalanan terlalu pendek ku kira telah membuatku menjadi agak buntu. Tidak ada lagi waktu untuk berbicara dengan angin- bercanda dengan desaunya yang kadang menggundahkan hati. Tapi tentu tak patut bagiku jika menyalahkan angin, cuaca, apalagi matahari yang terbenam demikian indahnya.

Seperti tidak ada intro yang dapat membuat hati ini berdenyut lagi. Barangkali menjadi basi jika aku terus menyanyikan Mimancherai. Dan sesungguhnya aku menjadi agak sedikit khawatir jika kemudian kerinduan itu pun menghilang- seperti aroma menghilang bersama angin. Sehigga kemudian aku mencari-cari apa saja-apa saja- apa saja, yang kiranya hati ini tidak berhenti ‘berdenyut’ untuk menyelesaikan hari yang 24 jam itu. Yang mana banyak bagian dari jam-jamnya aku tidaklah sepenuhnya menyadari bahwa diri ini ‘sedang dalam pengawasan’ yang mati lampu pun tidak membuat durasinya berhenti berputar seperti aku yang menjadi harus bekerja offline hanya karena tidak dapat menghidupkan PC.

Kadang kita benar-benar lupa tentang apa yang telah kita mulai- dan bagaimana cara mengakhirinya. Dan demikian juga dengan tengah perjalanan yang membingungkan ini- bagaimana sampai di tujuan yang sama- bagaimana pun ramainya kita semua menuju kesana maka tetaplah sendiri.

Bila rona sore seperti tadi dapat menawan hati dan membuat aku ingin menyelesaikan hari dengan serta memandangi genap tutupnya mentari dari balik atap-atap yang pura-pura menghalangi- semestinya aku tiada boleh berhenti mencari aroma kerinduan yang tersisa ini. 

Bila aku mencintai segenap panorama hari dengan segala gerah dan basahnya, semestinya aku tetap memelihara hati  untuk terus mengingat penciptaNya.

#this is just one of my hoax.. don’t be so serious J. Keliatan tuh, ga jelas ngemengin apah, hehehe. Ini adalah salah satu cara mengungkapkan sesuatu yang sulit diungkapkan. Suliiiit, banget. Huff, beginilah deritanya orang-orang introvert :(- jadi bukan anak2 abege ajah yang sulit mengungkapkan diri dan menunjukkan perasaan, buktinya saya yang sudah semakin tua ini pun demikian adanya.. hiks

Saya berharap bisa ngeliat laut sendirian tapi ditemani siapa gitu yang saya ga kenal, ga keberatan juga kalo saya ajak. Ga apa-apa juga dianya saya cuma ngajak n dia temenin doang tanpa perlu saya ajak bicara apa-apa. Bahkan gimana caranya dia itu tau kalo saya mau ngajakin dia temenin saya tanpa perlu saya ajak-ajak, huff, repotnya perasaan inih.. :( mana ada orang yang kaya’ gituh..!
---
Take your time, n enjoy your nice day ;)
Kp. Laksana- Clowdy March Night- 21032012- 23:48
#Tompi- just to be with you

Tidak ada komentar :

Posting Komentar