Chocolate Covered Sesame Balls

Jumat, 13 Maret 2015

As Always

When there're seem too much thing that have to be seem allright; smile more, thank more, dont complain life, speak less, cry more to The Only Who has the power to sheed your tears..

Need You as always

--

Its my way, you might have different one, i appreciate it.. :)

Sabtu, 07 Maret 2015

Moon(light) of mine

Tadi adalah hari terakhir rute saya dr rumah ke Krueng Cut. Mulai Senin rutenya ke Blang Bintang. Alhamdulillah, akhirnya Tirta bisa pindah ke gudangnya sendiri. Sebenarnya proses pindah baru dimulai hari Senin lusa, namun beberesnya udh mulai dari sebulan yang lalu. Walaupun saya baru dua tahun disitu, tapi ninggalin kantor lama itu tetap menyisakan sesuatu yang berbeda. Tadi, terakhir kali kami ketemu dengan orang-orang yang ada di komplek gudang itu. Bedebu yang siap menyelimuti ga peduli kemarin kendaraan baru dicuci. AC yang usianya sudah uzur dan suaranya saingan dengan mesin printer. Mie bang Pasya yang maknyus itu. Nasi padang Putri Minang yang sering jadi langganan. Ayam penyet Pak Ulis yang kami sukai itu. Kemacetan jembatan Krueng Cut pada pagi hari yang bikin terbirit-birit buat ngabsen. Dan tentu saja kehoror-an yang semoga sudah menjadi kenangan itu. Banyak, banyak sekali kenangan baik, dan kenangan yang menyisakan banyak pelajaran. Selisih-selisih paham yang pada akhirnya (semoga) semakin mendekatkan kami semua, menjadi semakin akrab, seperti kerabat sendiri.

Sungguh sebenarnya ada satu hal yang agak mengecewakan yang justru terjadi pada hari-hari terakhir di gudang lama ini (read. PK). Namun lagi-lagi semoga moment itu menjadikan kami semua belajar dan semakin dekat, tetap saling support, saling mengingatkan, terus belajar, menjadi semakin baik.

PK ini mengharuskan beberapa dari kami untuk masuk kantor 1 jam lebih awal dari jam normal. Syukurnya saya memang tidak ada masalah dengan bangun pagi. Saya sering berpas-pasan dengan bapak-bapak yang pulang dari sholat subuh di mesjid. Berangkat pagi-pagi buta tentu saja ada seramnya. Tapi hampir selalu ada 'hiburan' yang menyertai perjalanan pagi-pagi itu, yang bikin takjub tak terkira.

Saya jadi ketemu dengan hal-hal yang tidak pernah saya lihat jika saya berangkat kantor pada jam normal. Seperti misalnya di hari-hari pertama (saya lupa hari keberapa persisnya) pernah dari atas jembatan Krueng Cut saya takjub dengan julang gunung meruncing segitiga di ufuk timur sana. Saya ga tau itu gunung apa, hehehehe. Tp nampaknya itu juga gunung yang kelihatan ketika kami menjepret purnama+gunung selepas menikmati sunset di kp. Jawa dulu. Walaupun dalam masa masuk pagi itu saya ga pernah ketemu sunrise yang cantik, namun pemandangan gunung itu yang full tanpa tertutup kabut sedikitpun sungguh bikin takjub tak terkira. Anehnya itu hanya terjadi sekali, pada hari-hari setelahnya tidak ada lagi yang begitu.

Dan ketakjuban terakhir terjadi hari Jumat lalu, h-2 pindah kantor. Saya sama sekali ga merencanakan akan menikmati perjalanan di hari-hari terakhir itu seperti apa. Pagi itu saya memang agak telat. Saya menyusuri jalanan keluar dari komplek dengan kecepatan standar. Dan MasyaAllah what i found was very very very melted my heart. Di antara petak sawah kiri-kanan jalan itu, ada purnama penuh menggantung di langit sana, persis di arah jam 2 tanpa perlu saya mendongak tertalu tinggi. Saya tak dapat tidak untuk mengurangi kecepatan. Terasa begitu dekat, di sisi kiri-kanannya ada awan keabuan hendak menyalip, tapi dalam perihal melihat purnama saya sepertinya sering beruntung dan mendapat kesempatan melihat bagian-bagiannya yang paling indah, Allahu Akbar. 

Saya terus melaju, dan sedikit khawatir cuma bisa menikmatinya sampai disitu saja. Tapi ternyata begitu keluar ke jalan Soekarno-Hatta, tampilannya justru tetap indah di arah jam 11, dengan keindahan yang berbeda lagi. Ketakjuban memenuhi hati saya bertubi-tubi. Betapa keindahan ciptaanNya tak tertandingi. Memasuki jalan Mohd.Hasan saya masih berharap melihat sisa-sisa purnama yang sedikit disaput awan ini. Pada tempat-tempat dimana tanah masih kosong, diantara ruko-ruko, saya masih menyempatkan menoleh menikmati sisa-sisa purnama yang hampir ternggelam itu. Pelan-pelan saya tau purnama akan menenggelam. Sapuan awan seperti menariknya lekas ke kaki langit yang tak bertiang itu. Saya tau dia mengantar saya, dan kami pasti akan bertemu lagi dalam keadaan seperti ini, atau mungki lebih indah lagi :) *sohappy Alhamdulillah

Tadi pagi saya sengaja berusaha lebih cepat keluar rumah, purnama masih menggantung di atas sana, karena masih terlalu pagi jadinya malah masih terlalu tinggi :D.

No capture untuk kedua moment berharga ini, hape saya belum ada SDcardnya jadi udh penuh ga bisa utk foto-foto lagi.. namun bagaimanapun lukisannya akan tetap melekat di hati, apalagi rasa syukur karena bisa melihat hal-hal yang luar biasa begini..

Kadang kala bahagia bisa sesederhana ini, yaitu ketika kita tidak berharap berlebihan dan menjalani apapun itu dengan keikhlasan dan kekuatan yang setiap hari kita pintakan kepadaNya.

Semoga kita selalu ingat; apapun hal yang kelihatan buruk tidaklah seburuk yang kita perkirakan. Boleh jadi ini semua adalah bagian dari ijabah doa-doa yang dulu-dulu setiap hari kita panjatkan, boleh jadi ini adalah tingkatan ujian yang belum pernah kita jalani sebelumnya, boleh jadi ini adalah caraNya untuk membuat kita terus memohon dan berharap hanya kepadaNya, menjadi semakin dekat kepadaNya. Aamiin yaa Rabbal 'alamin.

Well, nice weekend everyone.. :)
Di luar tetiba hujan- semoga menjadi hujan yang baik dan bermanfaat.. terima kasih Ya Allah for these wonderful days, wonderful life..



Rabu, 04 Maret 2015

Barangkali

If someone really meant to know you they will make any way to find you. If they don't, maybe they are making a way for someone elses

It's worship what makes worries taste better. Thats why I keep pray

--

Barangkali orang yang kita tunggu-tunggu itu sudah ada yang menunggu di luar negeri, barangkali..

Selasa, 03 Maret 2015

Makanya Nikah (part 1)

Tadi pagi-pagi ada yang pasang DP kalimat ini di bbm,

-Rejeki itu bukan sekedar uang, bahkan suami yang baik itu rejeki juga dari Allah.
Subhanallah..-

trus iseng aja saya begini;

Buk, buk.. dengerin nih ya, *sy lanjut baca kalimat di gambar itu sampai selesai*

Hening, ga ada komentar, cuma suara printer yang tetap meraung-raung plus keringat yang bercucur satu satu karena memang AC di ruangan yang sudah uzur itu.

Karena ga mendengar komentar apa-apa saya memalingkan wajah ke arah mereka sambil nanya plus yakin bener jawabannya bakal sesuai harapan; iya kan buk..? *terpelongo, nemuin ekspresi mereka datar-datar aja kayak diminta lembur 8 jam sehari.

'Ya ya, kalo itu memang iya sih buk, tapi teutep aja kalo hana peng ya hana berasap lah dapur'

'Yaa, betoi..' *yang satu lagi ikut nimpuk

'Ya kalo baik trus uangnya banyak apalagi ga pelit ya makin bersyukurlah kak' *ini yang komentar malah masih lajang, omaaaaaaak

Trus pernyataan terakhir ini pun disambet koor setuju sampe semaput sama dua yang lain, jadilah DP yang tadi semacam kacang goreng dalam toples yang udh lama dibiarin terbuka, *bayangin aja sendiri gimana.

'Makanya kawen, buk. Biar tau gimana gimana gimananya..'

:| *nohok

..to be continued