Chocolate Covered Sesame Balls

Jumat, 20 Juli 2012

Intro Ramadhan Tahun Ini


2:19
Dear Diary, mengapa saya belum tidur selarut ini? Tidak tau. Tepatnya sih pura-pura ga tau. Saya baru saja menghabiskan sisa setengah cangkir cappucino yang bikin ga tidur itu, ternyata semakin jarang diminum kopi itu justru bikin semakin sulit untuk tidur. Setengah cangkir sebelumnya sudah saya minum beberapa jam yang lalu.

Tadinya sih mau pegang side job yang baru kuterima itu. Setelah kirim dua, jadi semangat untuk ngerjain yang berikutnya. Bahan-bahannya udah kusimpan, tinggal baca ulang dan re-write ajah. Alhamdullillah, dua pekerjaan pertama diterima dan well done menurut saya karena sebelumnya saya memang belum pernah ngerja-in yang semacam itu. Emm, apakah ituuuu..?  hmm, kasi tau gak yaaaahh.. *blinkblink* [mentel :P].

Side job?? Ah, ga juga sih sebenarnya. Saya sendiri bingung mau nyebutnya apa. Tapi yang pasti saya bela-bela-in ngerjain ini supaya saya bisa terus nulis, karena kalo ada keharusan untuk terus nulis kan kita itu berarti akan ada keharusan untuk semakin banyak membaca kan ya? Iya. 8 jam seharian di ruang tertutup menyelesaikan rutinitas yang itu-itu saja barangkali akan bikin kita semakin ahli dalam hal yang sebelumnya mungkin tidak pernah kita kerjakan. Tapi sungguhpun saya sangat menikmatinya, tetap aja ada kejahilan dalam jiwa ini untuk tetap mengerjakan apa yang menjadi passion diri inih [halllagh, :D].

Yaaa, kamu tau kan dari zaman sebelum saya lahir [lho? :D] saya itu udah pengen banget bisa terus nulis, walopun yang saya tulis itu ntah hapa-hapa yang tiada seberapa mana dan tak pula layak dibaca, tak apa lah ya, hehehe- itu adalah cara saya untuk terus belajar dalam bidang ini. Pengen bisa nulis feature, advetorial, script, dan yang sejenis-jenis itulah pokoknya.. Karena itu adalah salah satu pekerjaan yang dapat terus saya lakukan hingga nanti tanpa perlu ngantor dimana-mana, alias bisa dikerjakan dimana saja. Yup! Ini adalah salah satu perbekalan saya menuju kesana, amiin, J

Iya sih, banyak hal yang bisa dikerjakan perempuan untuk bisa work from home, menjahit, merajut, bisnis kuliner, dan masih banyak lagi lah skill yang bisa dipelajari dari sekarang untuk ‘nanti’. Dan demikian pula kengileran meleleh dari pikiran saya setiap melihat mesin jahit yang menganggur di gudang ibu kos saya dan juga di rumah saya yang di kampung itu. Dan demikian juga kegemesan saya setiap saya mendapati bahwa kompor pun saya tidak punya untuk sekedar merebus air [eh? Sekarang kan udah ada dispenser kaleee, Wiss..? K]. Bahkan lebih parah dari itu, untuk sekedar menyempatkan diri supaya bisa terus memperbaiki ketrampilan saya dalam hal masak-memasak [hemm, lebih tepatnya sih menggosongkan makanan, hihihi] bahkan itu pun saya tidak ada waktu, sigh!. Sekedar menguatkan diri sendiri untuk bisa meneruskan apa yang ibu sudah punya itu, itu pun saya tidak sanggup, double sigh =_=.

Saya ga mau bikin berantem antara passion saya dengan jumlah waktu menurut saya tidak banyak itu. Sudahlah, apa yang bisa saya kerjakan sekarang, kerjakans aja dulu. Sambil terus memelihara harapan-harapan, pelan-pelan membuat outline-outline yang lebih rinci [outline?? tinggi kali bahasanya wak! Hiii].
 
Yang mau saya bilang adalah, selamanya kita tidak bisa mengubur dan memadamkan lentera hati yang sudah kita punya itu.. Kemana pun saya pergi, pekerjaan apa pun yang saya lakukan, siapa pun orang-orang baru yang kemudian saya temui, view apa pun yang saya lihat di tempat-tempat yang berbeda, lentera hati saya tetap akan membisikkan hal yang sama.

Lentera hati itu kadang semacam takdir ya, kita menghindarinya- tapi boleh jadi kita akan tetap menemuinya pada jalan yang lain.

Pembicaraan tentangnya bagi saya adalah perumpamaan air bagi ikan, memberi penghidupan.

2:50
Beberapa waktu lalu, teman saya mengundang untuk hadir pada sebuah presentasi makanan kesehatan [saya ga akan sebut dulu mereknya, nanti lah ya, kita cerita-cerita.. :D]. Jujur saya tertarik, misinya bagus, produknya juga saya yakin bagus, dan yang paling bagus adalah sudah ada label halal MUI-nya. Iya, saya akhirnya gabung jadi salah satu dari mereka. Waktu nulis tulisan ini, saya sendiri dalam proses detoks, dan ternyata proses detoks itu pedih jendral!! :’(. Dan diam-diam saya masih minum cappucino, hehehehehe..

Dan saya juga menemukan passion saya di sini, tepatnya sih menemukan kembali..

U know what, kadang selain perasaan gembira yang bertubi-tubi karena menemukan passion itu seperti menemukan kembali sesuatu yang pernah hilang, sebenarnya itu juga bisa menjadi dilema, menjadi sesuatu yang bikin agak sesak hati. Karena saya setelah menjelaskan kepada Ibu soal keseriusan saya tentang produk ini, ibu malah sms saya panjang-panjang, kasi tausiah soal ga perlu side job yang ini itu, cukup ngantor aja dulu. Intinya sih Ibu udah ga percaya kalo saya bisa ngurusin sesuatu yang disebut orang bisnis bin investasi itu. Sejujurny itu sedikit menyisakan sesak jauh dalam hati saya. Tapi ya sudahlah, ya sudahlah biar itu saya simpan dulu di dasar palung sana. Saya tunggu moment, suatu kali nanti pasti akan saya kerjakan serius, dan semoga Allah kasi saya kesempatan supaya bisa buktikan pada Ibu bahwa saya bisa.. amiin.

3:04
Diary, saya udah tua tapi koq masih cengeng n nulis diary gini ya dear..?? L

Udah beberapa minggu ini sulit sekali fokus sama apa yang namanya makanan ruhiiyah itu. Sakit kalo diingat-ingat, tapi memulai merapikannya lagi juga tidak mudah. Jujur, saya khawatir sekali dengan Ramadhan kali ini. Manalagi proses detoks yang sedang saya jalani ini efeknya agak bikin cenat-cenut ga jelas. Pengennya tidur melulu. Banyak ngantuknya. Tapi kata mentornya sih diterusin aja, sambil tambahin satu produk lain untuk nambahin stamina.. mudah-mudahan nanti sejalan dengan bulan puasa jadi lebih baik stamina dan semakin teratur makanan ruhiyahnya juga, amiin ya rabbal ‘alamin.

Kadang saya sampe nanya-nanya dalam hati, ini saya udah makan apa sih, koq mau ngaji aja malas banget jadinya, mau yang lain-lain apa lagii.

3:11
Kadang, saya bertanya dimana saya harus memulai sedangkan saya sudah di pertengahan jalan. Tau ga? Kadang waktu itu berjalan aja tapi lupa saya mengukur apa aja isinya. Kadang habis aja waktu saya itu untuk pekerjaan-pekerjaan yang sibuk itu tapi saya lupa sekedar meniatkan ‘sesuatu’, sekedar memohon agar saya dicukupkan dengan rizki yang halal sehingga saya tidak tergoda pada yang tidak baik. Tiba-tiba aja udah malam lagi, udah pagi lagi, udah duhur lagi, udah magrib lagi, udah starter motor lagi, udah hari sabtu- dan minggu lagi. Udah sekarang, udah Ramadhan lagi..

Ada ketakutan yang tidak saya pahami. Ada hal yang ingin saya kembalikan tapi kadang saya bahkan tidak mengerti bagaimana caranya. Seperti terjebak pada sesuatu, tapi seperti tidak menemukan cara melepaskan diri.

Trus, bagaimana dengan hati yang rusuh karena jatuh cinta itu? J lupakan saja dulu. Syukurlah, semuanya sudah teratasi. Untuk beberapa hal kita harus bisa mengecilkan sumbu-sumbu harapan supaya resiko terbakarnya tidak terlalu besar, iya kan.. J

I thank God for makin me crush in, but i pray the most that i get my self back, my heart back, for Ramadhan- for next better months. I need my self for Ramadhan, i mean it. Namun saya ini tetaplah perempuan biasa yang dapat diterpa galau kapan saja.. di bulan Ramadhan sekalipun [sigh].

Ya Tuhan, jadikan Ramadhan ini bulan yang baik dan bulan yang ‘memperbaiki’ bagi hamba, amiin.

So, selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan yaa. Jika ada kesalahan saya yang menyakiti kita semua, maafkan lah saya yang banyak khilaf ini. Semoga kita semua mendapat keberkahan Ramadhan kali ini, amiin.

Marhaban Ramadhan. Happy Fasting. Allah bless always, amiin.. J


Senin, 02 Juli 2012

bULAN sETengah mATAng


Kadang bulan itu kelihatan sebagai kuning telur pada bulatan mata sapi yang bergoyang-goyang diantara arak-arakan awan yang terus mengalir.

Dari bagian langit mana pun engkau menatap, bulan selalu terlihat istimewa. Tidak hanya ketika engkau sedang jatuh cinta, bulan bahkan menentramkan, seperti tiupan nafas halus halus di atas luka y terbuka, begitu pula bulan meneduhi hati-hati yang kecewa.

Seperti yang pernah ku katakan kepadamu bahwa andai sekali waktu qt dapat bertukar mata, aku juga ingin engkau melihat semua keindahan dari mata ini. Andai aku bisa menyimpan hingga nanti suatu ketika qt dapat menatap ini kembali bersama-sama, sambil bercerita tentang lembar-lembar hari yang telah lewat saja hingga kemudian qt bertemu.

Dari bagian bumi manapun engkau menatap, bulan akan tetap indah. Karena itu aku yakin, pendarnya yang sejujurnya ingin kunikmati sampai pagi ini, masih akan kita temui nanti di saat yang lain. Yaitu ketika rotasinya telah tepat benar mempertemukan aku dan engkau.

Langit malam ini luar biasa cerahnya. Aku belum menemukan titik bintang, namun arakan awan memberi ruang begitu bebas pada bulat terang yang hampir purnama itu bercengkarama bersama semilir angin yang ceria. Terlihat amat sederhana, namun sangat melegakan..

Bagaimanapun aku mengagumi purnama dan ingin menikmatinya sampai pagi, aku tetap harus masuk. Masih banyak yang harus diselesaikan malam ini. Menemukan PR itu masih banyak kukira itu jauh lebih baik ketimbang merasa suntuk dengan rutinitas yang serasa tak habis-habis itu..

8 jam sehari, 7 hari seminggu, semoga Tuhan menunjuki qt semua menjadikannya sebagai waktu-waktu terbaik untuk abdi kita kepadaNya. Jika pekerjaan ini menyita sepertiga bahkan lebih hari-hari kami, maka ajari kami Ya Tuhan menjadikannya ibadah yang tak putus, tak pula sia-sia nilainya (di hadapMu). Kuatkan kami untuk terus menyempurnakan diri, seperti pendar bulan mendekati penuh yang semakin binar cahayanya. Seperti bulan yang menurun harinya, menjadi semakin tunduk kami kepadaMu.. Amiin.


Kp. Laksana, July 2 12, 21:37