Chocolate Covered Sesame Balls

Jumat, 22 Juli 2011

Serat dari Surga

Aku lupa itu ramadhan ke berapa, tapi kejadiannya pada tahun sebelum tsunami itu. Jadi, setelah ku ingat ingat sudah cukup lama juga aku tidak makan serat. Tapi ini sudah hampir akhir bulan, kalo beli bukaan paling tidak hanya nasi bungkus, atau beli lauknya saja, nanti nasinya masak sendiri di kost-an. Dengan berbekal uang paling sedikit diantara kami bertiga aku pede melangkah ke simpang galon membeli sebungkus gado gado, demi hak badan yang sudah lama tidak tunai. Diantara sekian banyak jenis makanan yang bisa dibeli, kami pun jadi bingung. Bukannya bingung ”bli yang mana ya..?”, tapi bingung karena ”pengen beli semua, tapi duitnya cuma cukup tuk beli satu..”, hehe.

Aku sudah mantapkan hati ku pada gado gado. Mata dan bahasa tubuhku sudah kukunci mati pada rak gado gado, dan tak bisa dipindah pindah lagi. Salah satu teman nyeletuk ”wah, pengen juga ya gado gado..”. Tapi si teman itu tidak beli gado gado koq, karena dia juga telah mengunci mati mata dan tubuhnya pada mi caluk yang kebetulan berseblahan dengan gado gado itu. Mulanya akan beli dua, tapi ketika kurogoh saku, hanya cukup untuk satu setengah bungkus. Padahal maksudku, kalo bisa beli dua tentu bisa berbagi nanti dengan teman teman yang bukaannya juga beda beda, kantongnya pada kering tapi pengennya macem macem, hihi.

Kami pun pulang membawa bungkus bungkus bukaan yang beda beda isinya. Sesampai di kost-an, langsung masuk kamar masing masing. Tapi aku masih teringat dengan celetukan tadi, selebihnya karena aku tahu kami semua kurang sekali seratnya. Ku ambil dua mangkuk kecil. Kubagi dan kubagi, terlalu sedikit tidak akan ada gunanya (setiap hari kan mestinya kita makan minimal 30 gram serat, ya kan..?), tapi kalo banyak, nanti aku makan apa dong? Kubagi dan kubagi, hanya sisa beberapa potong tahu, dan lembar selada yang sudah suwir. Tapi aku puas melihat kedua mangkuk yang menjadi cantik karena gemuk isinya. Hati menggerutu, ”kenapa tadi tidak beli pecal saja, kan sayur hijaunya lebih banyak..”. Ah, sudahlah. Waktu berbuka kurang dari setengah jam lagi, jadi kuantar segera kedua piring gado gado itu kepada ”pemilik”nya. Mereka senang dan aku pun puas.

Kembali ke kamar, sejumput sisa gado gado bercampur bumbu kacang ku biar tetap dalam bungkusnya, terbuka, menunggu tuannya. Hati ini meringis, tapi tidak lama, pletak rice cooker yang tandakan nasiku tanak mengagetkan seisi hati ini, tidak boleh menyesal. Selagi ruang dalam rice cooker masih hangat, kumasukkan cangkir air putih, beberapa menit lagi aku bisa menyeduh susu coklat sachetan kiriman dari kampung. Iya, sampe sekarang pun susu sachetan masih dikirim dari kampung, termasuk kadang telur ayam, dan juga telur mata sapi.. hee. Seolah olah, barang barang semacam itu tidak dijual di banda aceh ini.. hehe.

”samlekom... samlekom..” dua kali salam itu disahut cepat cepat, tidak sabar menunggu jawab dari empunya rumah. ”aleikumsalam..” jawabku, suara salam bariton mendekati kamarku. Aku melongokkan kepala. Diluar, seorang lelaki berhelm menenteng kardus mi instant kelihatan agak terburu buru. Aku tau dia, dia juga tau diriku. Ini kurir yang biasa mengantar kiriman dari kampung.
”ada kirimian ya bang..?” tapi sebelum pertanyaan itu keluar dari mulutku seluruh raga ini sudah suka cita, betapa pelupanya aku hingga tidak ingat sedikitpun bahwa hari ini aku dapat kiriman dari kampung. Hoh, betul. Sekarang aku ingat, ada satu sms tadi pagi dari emak, katanya: ”hari ini mak kirim makanan ya, tapi ga banyak, cuma bla.. bla..” begitulah kurang lebih, hee. Apa pun isinya, kiriman dari kampung selalu membuat ku tak sabar tuk membukanya.

”tanda tangan di sini ya..”
“oh, iya iya” segera ku teken nota kecil sebagai tanda aku telah menerima kiriman itu dengan selamat. Dan tidak lupa ku kukatakan terima kasih pada lelaki kurir yang kelihatannya terburu buru karena waktu berbuka sudah dekat.

Huft! Di luar lengang. Anak-anak pada masuk kamar menuggu waktu berbuka. Jadi selamatlah wajah ku dari memerah karena di serbu godaan yang menggombali kardus kirimanku ini, hehehe.


Tali temali warna hitam segera ku potong di sana sini supaya lebih cepat aku dapat melihat isi kardus itu. Lupa aku bahwa temali itu kalo dipotong di satu titik tentu talinya bisa dipake lagi nanti, aih- pokoknya aku tak sabar. Berdebar, tidak tau apakah karena lapar atau karena penasaran dengan isi kardus mie instan ini, hehe. Sejujurnya, aku tidak ingat persis apa isi kardus itu. Kardus yang tidak dalam itu, yang hanya butuh beberapa menit untuk membongkarnya. Yang aku ingat, ada gula putih, susu sachetan, nasi putih, tempe goreng, telur ayam, telur mata sapi, saos botol, dan beberapa lauk yang membuatku serasa buka puasa di awal bulan.. dan ada satu bungkusan yang begitu istimewa hari itu. Dibungkus dalam plastik gula dilapis dua. Sangat sederhana. Taukah? Sebungkus sayur bayam lah yang membuatku tak bisa melupakan hari ramadhan itu. Sayur bayam yang full kesukaan ku. Bukan sayur bayam di warung warung yang cuma selembar dua isinya. Sayur bayam yang banyaknya kalo ku takar takar cukup untuk makan bertiga, tapi kalau untukku itu sekali makan sahaja, heee. Aku menimbang, mengelus, berseru syukur tak habis habis, sekalian juga tak habis pikir; koq bisa ya? Begitu cepat balasan itu Rabbi. Tak akan kulupakan. Sungguh tak bisa kulupakan..

Hari itu, ada ”sesuatu” yang kurindukan hari ini. Madu nian.. :D Terima kasih emak. Terima kasih Ya Tuhanku

Ku angkat cangkir dari rice cooker, kuseduh susu coklat sachetan dari kiriman sebelumnya yang tinggal beberapa bungkus lagi. Terburu-buru, karena suara mengaji sudah ’sadaqallahul adhim”.. sementara isi kardus ku biar berserak dulu membentuk hampir setengah lingkaran di depan ku.

 
*maaf bila judulnya berlebihan.. :p
”memanaskan kembali air isi ulang sebenarnya tidak boleh ya? tapi waktu itu bandel, tetap aja dilakuin.. :|



--------------------  
bisa juga dibaca di Serat dari Surga

sedepa jaraknya

bagaimana matahari membuka hari melalui subuh yang teduh
dan seperti itulah harumnya, seperti sedepa jaraknya

menjaga hari dari cerca
tentang surau surau yang menjadi ramai dengan suara mengaji
juga malam malam penuh tasbih tarawih
tentang waktu berbuka yang dinanti
dan waktu sahur yang diakhiri..

dan kini semua rindu telah menggenang di pelupuk mata
keindahannya- sungguh- melebihi picisan picisan ini..

01:12 :: 22072011

Senin, 18 Juli 2011

Sabtu, 16 Juli 2011

Oh, MalasNess

Jika sudah begini, biasanya hal pertama yang akan kulakukan adalah membuka ‘My Computer’, kemudian masuk folder BSN, mencari-cari folder ‘callsheet’, menekan tombol printer, bersiap-siap ngeprint callsheet untuk team yang akan jalan hari ini. Lalu aku mungkin akan sedikit bingung, tepatnya semakin bingung. Lalu menekan tombol start lagi, ‘mau buka apa ya?’. Lalu aku tekanlah icon ‘windows media player’, karena suasana terlalu sepi rasanya. Sesungguhnya daku hendak menambah-nambah rasa sepi ini dengan beberapa lagu melow yang sudah terpasang otomatis di playlist. Namun urung, seringnya begitu. Jadi kuputar saja lagu thema melodrama korea “YuHee the Witch” bertitel ‘If’ itu.. namun sayangnya, lagu itu diikuti pula lagi paling melow yang juga merupakan bagian dari lagu thema dari pilem yang sama.. ^_____^. Jika lagu-lagu melow nan jazi mulai mengalun, biasanya daku akan mengecilkan volume.. karena daku sadar sesadar sadarnya, bahwa isi playlist ini amatlah membikin sakit bagi telinga-telinga penyuka “Wali”, “ST12”, “Linkin Park”.. hiks, maafkan perbedaan selera kita yang menyakitkan ini.. L

printer sudah diam, dan tidak tret tret lagi bunyinya. Artinya, selesai sudah ngeprint callshet itu. Tapi masih tetap boring juga. Sedangkan jika daku melanjutkan pekerjaan, yaitu mengerjakan apa saja yang sudah atau belum daku list untuk dikerjakan hari ini, maka akan semakin kemayu mata ini, dan tentu saja akan semakin panjang nafas yang harus kutarik untuk menghela segala bentuk kejenuhan bin kebosanan juga kemalasan yang seharusnya tidak diturutkan..

oh, perasaan macam apakah ini, dear?? Mengapa ia-nya datang dan pergi sesuka hati saja. Sangat tidak enak. Tidak, aku tidak ingin membayangkan apa pun yang membuat apa saja luka terbuka lagi. Apa pun yang terlintas tentang ‘itu’, syukurlah sudah cukup bagiku untuk terus mendoakan kebaikannya.. J amiin. Bukankah mensyukuri kebaikan dan kebahagian yang diperoleh orang lain itu merupakan bagian dari cara kita untuk mencintainya juga?? Iya, terima kasih telah menyetujuinya, dear..

setelah “If”, kemudian sebuah lagu melow yang kubilang tadi itu *ga tau judulnya karena ditulis dengan huruf kanji :D*, maka kemudian menyusul “Just to be with u; Tompi”, berikutnya; “salahkah; tompi juga”, trus: “Mimancherai”, “Dont Know Much”- sebenarnya lagu ini lagu bahagia, jadi agak kurang tepat jika ditaruh antara lagu2 melow di atas.. :D tapi karena udah lama ga dengar, jadi pengen dengar.. J dan juga beberapa lagu ngebeat dan gembira lainnya yang diselip diantara lagu2 melow karena kadang dengan tiba2 saya ini harus merubah lagu yang diputar demi menjaga suasana ruangan tetap menyenangkan untuk semua orang, hehehe.. terselip juga “akhirnya” milik Gigi itu, juga

“sungguh kutak bisa tuk terus menyayangimu selamanya
Pergilah kasih, tinggalkan aku..”
Tompi; salahkah

J ingin rasanya mengatakan begitu untuk perasaan semacam ini.. menerka itu sangat melelahkan, dear. Tapi setelah melewati hal yang lebih berat, maka perasaan seperti ini sesungguhnya lebih baik, dari pada ‘hal’ yang ingin kulupakan itu.. *such a lebay, haa?? ish

kepada engkau yang tetap melihat, dan dapat selalu tersipu, dan kadang-kadang tersenyum, juga menjadi cemburu pada sebagian waktumu akan aku, kukatakan bahwa: ‘kenyataan’ yang sedang atau akan kita jalani nanti, itu jauh lebih berharga dari apa pun imaji yang terurai dari jemariku, dari apa pun yang telah lalu, dan dari apa pun persangkaanmu yang belum tentu benar itu..

“Dia ..mencuri (pencuri) hatiku...
Akankah dia mengenalku...?
Dia..mencuri (pencuri) hatiku...
Tahukah oh, dirinya?
Tere; Pencuri Hati

Sebentar lagi ramadhan ya??
Best wishes for us.. semoga dikuatkan untuk menjalani ramadhan yang lebih baik, amiin J

“Pandangan mata selalu menipu
Pandangan akal selalu tersalah
Pandangan nafsu selalu melulu
Pandangan hati itu yang hakiki
Kalau hati itu bersih

Hati kalau terlalu bersih
Pandangannya kan menembusi hijab
Hati jika sudah bersih
Firasatnya tepat kehendak Allah
Tapi hati bila dikotori
Bisikannya bukan lagi kebenaran

Hati tempat jatuhnya pandangan Allah
Jasad lahir tumpuan manusia
Utamakanlah pandangan Allah
Daripada pandangan manusia
Hijaz-Mata Hati

:::
::



semoga ini bisa menutup lazy mornin ini dengan baik ^^, dan meneruskan matahari yang terus beranjak tidak menanti. sesungguhnya, ada begitu banyak hal yang harus dieprsiapkan untuk 26-29 July's travel.. -__-.. semoga 'dapat' menyiapkannya dengan baik.. Ramadhan ahead. Jakarta await..!! bismillah

Kamis, 14 Juli 2011

Tere - Tersenyumlah

TERE - Pencuri Hati

pada jarak yang tidak terhitung

jika dapat aku mencari mu
maka itu pun sedang kulakukan
sebagaimana jumlah langkah yang tiada pernah kuhitung derapnya
dan kerjap mata- berapa banyak kedipnya
maka sebanyak itu pula jarak hingga kita dapat bertemu,
pada derap dan kedip yang tidak pernah kita duga
barangkali begitu

pada harap dan doa-doa
pada hari yang hanif yang ditutup oleh sore yang manis
pada waktu,
pada keinginan untuk juga 'kembali'
pada kerinduan yang kita rindukan
pada semua masa lalu yang baik, yang boleh jadi pijakan
pada kenangan yang tidak ingin kita ingat, lalu kita maafkan
pada santun bawah sadar kita untuk terus menjadi 'baik',
semoga kita bertemu di sana,
amiin

::
::::
13072011

Selasa, 12 Juli 2011

Puisi telur mata sapi

Memegang saja kening ku
hangat menyengat dari tiup nafasku
denyut denyut kepala
berdentam-dentam memalu
dan seharusnya aku bergegas isya sebelum semakin kemayu

oh, plu
mengapa kali ini engkau menyenangiku??
kedatanganmu sangat jarang
semacam matahari sore tadi
yang hampir-hampir seperti telur merah mata sapi buatan ibu-
sangat jarang terjadi

070711 ::
-----------

read. plu = Flu
hehe, beginilah ceritanya jika plu dan telur mata sapi terceplok dalam puisi..
terima kasih jika berkenan membaca
semoga menghibur bagi yang sedang kurang sehat.. ^___^

sebenarnya dalam banyak saat ketika membuat puisi, sering sekali lho saya ketawa-ketawa sendiri. bahkan mungkin pas lagi biikin tu puisi lagi melow banget tuh... pa lagi kalo puisinya tentang bulan- sering banget bait2 yang terpikir berikutnya itu gokil n ngezek.. saya sering mengaitkan bulan itu dengan vampire, nenek sihir, dan sebagainya. hehehe. tapi tentu saja bait yang gokil itu tidak dituliskan demi menjaga keotentikan melow-ness puisi saya ntu.. :)

demikian juga jika sedang baca puisi2 orang, timbullah keusilan otak saya untuk mencerna kegokilannya. mencari-mencari celah supaya dapat menemukan hal-hal tidak logis yang yang dituliskan di sana. haha, saya jahat ya?? :( tapi itu juga berlaku untuk saya sendiri koq.. ketika saya baca ulang2 puisi saya yang 'menangis darah' misalnya, kadang saya pun jadi pengen ketawa-ketawa n ngeledek diri sendiri, sumpe..! :D

oret2 ini sama sekali tidak ada maksud mencibir, merendahkan puisi dan para penciptanya. bagaimanapun bentuknya, ia terlahir dari kehalusan perasaan manusia. bagaimanapun sederhananya, ia adalah bentuk pengungkapan yang berani atas ketidakberanian berkata-kata. bagaimanapun sederhana bahasanya, ia adalah ketulusan yang tidak pantas dibayar dengan celaan mana pun.

kadang saya juga nemu prosa, puisi, atau sebentuk tulisan lain (tapi bukan fiksi) yang saya kurang suka karena  terlalu mengumbar 'hasrat'. bagaimanapun, ada hal-hal yang tidak harus diumbar semua. ada beberapa yang menjadikan puisi jadi tidak 'senonoh'  dan berasa 'kotor'.. namun kata orang nyeni, itu juga karya seni namanya. tapi kalo kata saya; jika berlebihan- tetap saja ga suka.. hihihi, maksa. dan kadar berlebihan menurut orang2 tentu berbeza-beza juaa.. :). mudah2an kita (khususnya saya sich) dapat mengukur kadar berlebihan dengan 'timbangan' yang tepat..

i'll keep on sayin; when others cant catch it up, just let poem..! :)
keep write then.. sesungguhnya tulisan anda itu sangat bagus dan bermanfaat, tentu saja terutama untuk diri anda sendiri :p..
just write, write, en write deh poko'nya ^^

c u

Iiwan Fals - kemesraan